Sehari sebelumnya.
Malam hari kediaman xiao.Pria manis itu berjalan dengan langkah kaki malas menuju kamarnya. Saat melewati kamar xiao yi dia mendengarkan sesuatu yang tak seharusnya di dengar. Karena penasaran, dia akhirnya berhenti dan mendengarkan pembicaraan itu.
Di dalam kamar, xiao yi tengah mondar mandir dengan perasaan bersalah, takut dan cemas bercampuran. Wanita paruh baya yang sedang memarahinya melalui telepon genggam membuatnya menjadi sangat gelisah.
Suara berat dan bergetar miliknya akhirnya berbicara."Bu…aku…aku tidak sengaja menabrak mereka. Mereka tidak menginginkan uang. Orang itu…si hidung belang itu. Dia menginginkan tubuhku. Aku tidak mau…kalau…kalau ayah tahu, aku bisa mati bu". Pria itu berbicara dengan sangat ketakutan. Hingga wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya itu menjawab.
"Suruh saja xiao zhan. Suruh dia kesana menggantikanmu".
Xiao zhan yang mendengar di balik pintu menghela nafas panjang. Dia tahu, dia akan menjadi target mereka. Hah apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia melawan?. Tidak, dia tidak bisa melakukannya. Lamunannya buyar ketika dia kembali mendengar suara xiao yi yang membuat detak jantungnya berpacu lebih cepat.
"Tapi bagaimana jika dia tidak mau bu? ibu kan tahu sendiri kalau dia sudah mati".
Kedua netra hitam xiao zhan membulat kaget. Bahkan dia lebih kaget lagi ketika mendengar suara ibunya. Xiao yi sengaja membuat louspiker sebab dia tahu xiao zhan tidak ada disana. Sebuah kesalahan besar karen xiao zhan sudah kembali dari pertemuannya dengan zhou cheng dan jili.
"Dia tidak tahu sayang. yang dia tahu adalah "dia" masih hidup sekarang"
'Dia meninggal?'. Xiao zhan berguman dalam hatinya dengan perasaan campur aduk. Tangannya gemetar bahkan keringat dingin sudah memenuhi keningnya. Xiao zhan sangat tahu siapa yang mereka maksud dengan "Dia". Karena "dia" adalah satu-satunya alasan mereka bisa menekan xiao zhan untuk hidup dalam tekanan mereka. "Dia" sudah meninggal dan mereka tidak memberitahukan hal ini padanya? Kapan? Kapan hal itu terjadi?.
Bermacam-macam pemikiran tidak bisa di cerna oleh xiao zhan saat ini. Dia menjauh dari kamar xiao yi. Pria manis itu masuk ke dalam kamarnya sambil terus berpikir bahwa yang dia dengar mungkin saja salah. Dia harus mencari tahu sendiri. Besok dia harus kembali ke chongqing. Setidaknya dia bisa memastikan sendiri perkataan yang dia dengar tadi. Sekilas bayangan terlintas di pikirannya. 'Wang yibo'. Nama itu yang dia pikirkan sekarang. Wang yibo pernah mengatakan akan melindunginya bukan? Jika dia kesana dan meminta tolong pada pria tampan itu, apakah masih mungkin wang yibo akan menolongnya? Jika itu mungkin……
~~~~~~~~~~~~~~~~
Xiao zhan menghela nafas berat ketika dia keluar dari pintu itu. Dia berhasil membuat transaksi dengan para hidung belang itu. Mereka akhirnya menginginkan uangnya di banding tubuhnya.
Uang tabungan yang dia kumpulkan selama ini untuk keluar negeri, semuanya habis untuk membayar para manusia tak berguna itu. Dia membawa mobilnya menuju ke arah taman. Dia berdiri cukup lama di sana sambil memandang ribuan bintang yang menghiasi langit.Hei…jika kau benar-benar telah tiada. Bolehkah aku hidup bebas sesuai keinginanku? Tidak! Tapi sesuai dengan yang selalu kau perintahkan padaku.
Dia membatin sambil terus memperhatikan bintang-bintang di langit. Sesaat kemudian dia menunduk dan setelah merasa lebih baik dia hendak melangkah pergi, namun langkahnya terhenti saat kedua netra hitamnya menangkap sosok yang ada di hadapannya saat ini.
Dia wang yibo. Wang yibo menatapnya dengan tatapan dingin tapi penuh dengan perasaan cemas di dalamnya. Sedangkan xiao zhan hanya menatapnya dengan tatapan datar bahkan pikirannya kosong saat ini. Dia tersenyum tipis lalu berjalan mendekati wang yibo.
Tepat di samping wang yibo, dia berbisik.
"Berkatmu, aku kehilangan segalanya. Terimakasih".
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Make You Mine (Yizhan/END)
RomanceXiao zhan adalah seorang pria yang bisa di katakan manis dengan tahi lalat di bawah bibirnya. namun dia juga terkesan dingin dan polos, karena sikap dingin dan polosnya menyebabkan dia jadi tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya. dia sangat...