9.

5.7K 693 39
                                    

Xiao zhan hendak ke rumah sakit untuk mengunjungi xiao yi. Saat dalam perjalanan ponselnya bergetar bertanda ada pesan yang masuk. Dia mengambil ponselnya dan melihat isi pesan tersebut.

"Aku akan merahasiakannya dari xiao yi, tentang penyamaranmu yang terbongkar. Tapi dengan satu syarat, tetaplah menjadi xiao yi hingga dia sembuh. Kau harus tetap menggantikannya di sekolah".

Xiao zhan menghela nafas panjang. Itu wang yibo. Dia mendarkan dirinya di kursi pengemudi lalu terdiam untuk beberapa saat. Hatinya sedikit terasa lega. Ya walau bagaimanapun wang yibo masih ingin merahasiakannya hingga dia bisa selamat dan sungguh tidak bisa di bayangkan jika xiao yi tahu akan hal-hal yang telah dia lewati bersama wang yibo.
Kini pria manis itu sudah berada di depan pintu ruang rawat sang adik, dengan perasaan berat dia membuka pintu dan melangkah masuk.

"Kau datang?". Tanya xiao yi sambil menyimpan buku yang di bacanya tadi. Xiao zhan mengangguk.

"Apakah wang yibo mempersulitmu?".
Xiao zhan menggeleng.

"Hmm gege, dia tidak memintamu macam-macam kan? Seperti berciuman?".
Xiao zhan tentu saja menggeleng. Dia tak tahu dimana wang yibo mendapat nomor telponnya, tapi satu hal yang pasti, pria tampan itu akan merahasiakan semua hal itu.

"Aku selalu menolaknya".

Xiao yi tersenyum. "Bagus. Besok aku sudah keluar, biarkan aku yang ke sekolah besok. Aku sudah cukup merindukannya".
Xiao zhan akhirnya bisa bernafas cukup lega. Setidaknya dia bisa kembali ke sekolahnya.

Beberapa hari kemudian xiao zhan semakin dekat dengan chanchan. Wanita itu bahkan terkadang ikut bersama xiao zhan ke atap sekolah dan menghabiskan waktu disana.

"Hei, kau yakin akan membawanya nanti?". Tanya zhou cheng sambil menyenggol bahu xiao zhan.

"Entalah. Aku hanya berusaha. Tapi jika dia menolak, aku takkan memaksanya". Jawab xiao zhan sambil tersenyum tipis.

"Zhanzhan, kau berulang tahun sebentar lagi". Ujar jili menyambung pembicaraan mereka.
Xiao zhan menghembuskan nafas beratnya. "Hah……biarkan ulang tahun itu datang. Aku hanya akan bertambah usia, apa yang harus di banggakan".

"Rumahmu akan penuh dengan manusia-manusia yang akan menikmati pesta meriah saudaraku. Menginaplah di rumahku". Tawar Jili. Namun xiao zhan menggeleng.
Xiao tidak terbiasa menginap di luar. Biarkan saja orang-orang berpesta porah di rumah. Toh dia juga hanya akan berada di dalam kamar. Mengingat hal itu, xiao zhan jadi membayangkan masa lalunya saat dimana dia dan xiao yi masih berusia 7 tahun. Saat teman-teman dari saudaranya itu datang untuk merayakan ulang tahun sanf adik. Ibunya menyuruhnya untuk tidak keluar dari kamarnya. Karena mengerti dia hanya bisa melihat dengan bersembunyi di balik sudut ruangan yang terhalang dengan tembok. Dia melihat bagaimana adiknya meniup lilin dan memotong kua untuk kedua orang tuanya dan membagi-bagikan pada teman-temannya. Xiao zhan hanya berbalik dan menyandarkan belakangnya pada tembok dan menghela nafas panjang. Setiap berulang tahun, bahkan satu kado pun tidak dia dapatkan. Jangankan sebuah kado, bahkan satu potongan kue dari xiao yi pun tidak di berikan untuknya. Xiao zhan tidak peduli. Hanya ulang tahun kan? Apa yang harus di banggakan. Hanya sejak dia bertemu zhou cheng dan jili, kedua orang ini baru memberinya kado dan kue ulang tahun. Itu pun hanya sekali karema xiao zhan menolaknya. Dia tidak ingin melakukannya, jadi setiap ulang tahunnya dia hanya akan tidur dan tidur, mengabaikan suara berisik yang di lakukan xiao yi bersama teman-temannya.

Disisi lain xiao yi dan wang yibo tenga duduk bersama di taman dengan kepala xiao yi bersandar pada pundak wang yibo.

"Sayang, ayo jalan-jalan".

Bukan xiao zhan.
Batin wang yibo mendecih kesal karena di sampingnya ini bukan lagi xiao zhan.

"Bagaimana kalau ke rumahmu?". Ajak wang yibo tiba-tiba.
Xiao yi mengernyit heran.
"Mengapa ke rumahku?".

"Hmm…hanya ingin". Ujar wang yibo pelan sambil tersenyum dan memegang tangan kekasihnya itu.

Xiao yi yang sudah di butakan oleh cinta akhirnya menyetujuinya. Kebetulan ibunya sedang melakukan perjalanan bisnis ke jepang dan ayahnya masih di new york jadi tidak masalah jika wang yibo ke rumah lagi.

Mereka tiba di rumah. Baru saja tiba dan ponsel xiao yi berdering. Dia mengambil ponselnya dan menjawab panggilan telfon itu.

"Hallo". Sapanya dengan lembut.

"Hei bocah. Kau lupa? Kau belum membayar hutangmu atas kecelakaan yang kau sebabkan pada bos kami kemarin. Kau ingi  datang kesini atau ke kantor polisi?".

Xiao yi langsung mematikan panggilan telfonnya. Itu adalah telfon dari rumah pelacuran. Orang yang di tabrak xiao yi adalah bos dari pemilik bar itu. Mereka meminta xiao yi untuk datang ke rumah pelacuran atau bar mereka ketika dia sembuh nanti atau dia akan di bawa ke kantor polisi. Dan pria itu menyetujui syarat yang pertama yaitu dengan pergi kesana.

"Ada apa?". Tanya wang yibo penasaran. Belum sempat dia menjawab xiao zhan datang dengan pakaian rapih. Mungkin dia hendak keluar.

"Aku…aku tidak sengaja menabrak orang. Dan…dan mereka menyuruhku untuk menebusnya dengan pergi ke rumah pelacuran. Yang aku tabrak adalah bos mereka". Ujar xiao yi dengan nada ketakutan.
Xiao zhan menghentikan langkah kakinya saat mendengar hal itu. Dia baru tahu jika yang di tabrak xiao yi adalah bos dari sebuah bar. Tapi mengapa tidak di selesaikan dengan uang saja? Mereka kan tidak kekurangan uang.

Wang yibo terlihat panik. Segera di raihnya tangan xiao yi dan di genggamnya erat untuk menengkan kekasihnya itu.

"Tenanglah sayang. Bagaimana kau bisa ceroboh dan menabrak orang? Hmn…". Layaknya seseorang yang tenga berpikir mata yang yibo akhirnya melebar seakan dia sudah mendapatkan jawabannya.

"Kau tak perlu kesana sayang. Bagaimana kalau xiao zhan yang menggantikanmu? Kaliankan mirip?".
Xiao yi dan xiao zhan terkejut. Keduanya sama-sama memandang wang yibo tak percaya. Xiao yi senang akan ide wang yibo. Sebab dari awal dia memang telah merencanakan untuk xiao zhan mengganti dirinya. Sedangkan xiao zhan menggeleng pelan. Bagaimana bisa wang yibo mengatakan hal itu? Ternyata seperti itu. Xiao zhan akhirnya mengerti, setelah wang yibo merasa bosan dengan sesuatu dia akan melemparnya begitu saja. Dia bersyukur karena tidak jatuh dalam rajuan manis pria tampan itu. Dia menunduk dan menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya. Dia tahu xiao yi akan dengan senang hati menyetujuinya.

"Hmm, zhan gege. Apakah…apakah kau bisa kesana?". Xiao yi bertanya dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca layaknya orang yang akan menangis saat ini juga.

Xiao zhan mendongakan kepalanya menatap mereka. Dia akhirnya tersenyum tipis dan mengangguk. "Tentu. Istirahatlah". Ujarnya sambil ekor matanya melirik ke arah yibo yang tenga tersenyum padanya.

"Terimakasih xiao zhan". Bukan xiao yi, tapi wang yibo yang berterimakasih padanya.
Siapa yang pernah mengatakan akan melindunginya? Pffttt…omong kosong. Xiao zhan menyetir mobil sambil tertawa dalam hatinya. Bagaimana mungkin dia lebih penting di banding xiao yi. Tentu saja xiao yi ada di atasnya. Dia tidak ingin membenci siapapun. Ini mungkin sudah menjadi tugasnya.

Pria manis itu tiba di bar yang di maksud adiknya tadi. Xiao mengepalkan tangannya dan mengeratakan giginya. Dia harus berani, xiao yi sejak awal sudah menargetkannya. Mengapa tidak menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah? Karena sejak awal xiao yi menginginkan kehancuran bagi xiao zhan. Xiao zhan bahkan tahu betul akan hal itu. Ingin mengadupun siapa yang akan mendengarkannya? Jika dia masuk ke dalam, semuanya mungkin akan hancur. Dia akan mencoba bernegoisasi. Tapi jika dia tak dapat keluar dari sana secara utuh, berarti kehidupannya juga mungkin akan berakhir hari ini juga. Xiao zhan bukannya bodoh. Dia juga tidak memiliki pilihan lain untuk melawan. Dia tidak memiliki dukungan yang kuat. Jadi di banding terus berusaha, dia ingin menyerah. Dia juga hanya manusia biasa. Hatinya juga mudah rapuh sama seperti manusia pada umumnya. Jika berjuangpun tak ada gunanya, lalu untuk apa hidup ini terus berjalanjut? Setelah memikirkan matang-matang. Pria manis itu akhirnya melangkah kakinya dengan berat hati masuk ke dalam tempat penuh dosa itu.

I Will Make You Mine (Yizhan/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang