BAB SHOLAT ISTISQO'
(Fasal) menjelaskan hukum-hukum sholat istisqa', yaitu meminta hujan dari Allah Swt.
Sholat istisqa' disunnahkan bagi orang mukim dan musafir ketika ada hajat sebab tidak turun hujan atau sumber air mengering dan sesamanya.
Sholat istisqa' sunnah diulangi dua kali atau lebih jika belum diberi hujan hingga Allah Swt memberi hujan pada mereka.
Maka seorang imam dan orang sesamanya hendaknya memerintah masyarakat untuk bertaubat. Dan bagi mereka wajib menuruti perintah imam sebagaimana yang telah difatwakan oleh imam an Nawawi.
Taubat dari dosa hukumnya wajib, baik diperintah oleh imam ataupun tidak.
Dan diperintahkan agar melakukan sedekah, keluar dari bentuk-bentuk kedhaliman terhadap hamba manusia, berdamai dengan musuh dan melakukan puasa tiga hari sebelum keluar untuk melakukan sholat istisqa', sehingga dengan hari keluar ini puasa yang dilakukan menjadi empat hari.
Kemudian imam keluar bersama masyarakat pada hari yang ke empat dalam keadaan berpuasa tanpa memakai wangi-wangian dan tidak berhias, bahkan berangkat dengan mengenakan pakaian sehari-hari.
Lafadz "bidzlah" dengan menggunakan huruf ba' yang diberi titik satu di bawah serta dikasrah dan dzal yang diberi titik satu di atas dan terbaca sukun. "Tsiyab bidzlatin" adalah pakaian keseharian yang biasa dikenakan saat bekerja.
Dan berangkat dengan tenang, maksudnya khusyu' dan merendahkan diri di hadapan Allah.
Mereka berangkat juga disertai oleh anak-anak kecil, orang-orang lansia, dan binatang-binatang ternak.
Imam atau penggantinya melakukan sholat dua rakaat bersama mereka seperti pelaksanaan sholat dua hari raya di dalam tata caranya, mulai dari bacaan iftitah, ta'awudz, bacaan takbir tujuh kali di rakaat pertama, dan bacaan takbir lima kali di rakaat kedua seraya mengangkat kedua tangannya.
Kemudian seorang imam disunnahkan melaksanakan dua khutbah seperti dua khutbah sholat dua hari raya di dalam rukun-rukunnya dan yang lainnya.
Akan tetapi ia membaca istighfar kepada Allah Swt di dalam kedua khutbah sebagai ganti dari bacaan takbir di awal keduanya di dalam khutbah dua hari raya. Maka seorang imam memulai khutbah pertama dengan bacaan istghfar sembilan kali dan memulai khutbah kedua dengan istighfar tujuh kali.
Bentuk istighfarnya adalah,
"Aku meminta ampun kepada Allah yang Mahaagung, tidak ada tuhan selain Ia, yang Mahahidup dan Mengatur, dan aku bertaubah pada-Nya."
Dua khutbah dilaksanakan setelah pelaksanaan sholat dua rakaat.
Seorang imam hendaknya membalik selendangnya. Maka ia memindah bagian kanan ke bagian kiri dan bagian atas ke bagian bawah. Dan seluruh jama'ah juga membalik selendangnya seperti cara membalik yang dilakukan oleh khatib.
Seorang khatib hendaknya memperbanyak doa baik dengan suara pelan ataupun keras. Ketika khatib memelankan suara, maka para jama'ah juga berdoa dengan memelankan suara. Dan ketika khatib mengeraskan suara, maka para jama'ah mengamini doa sang khatib.
Seorang khatib hendaknya juga memperbanyak bacaan istighfar.
Dan hendaknya ia membaca firman Allah Swt,
Di dalam sebagian redaksi matan terdapat tambahan keterangan, yaitu -di bawah ini-
Seorang khatib juga dianjurkan berdoa dengan doa yang dibaca Rosulullah Swt,
"ya Allah jadikanlah hujan -yang akan Engkau turunkan- sebagai hujan rahmah, dan janganlah Engkau jadikan hujan adzab, hujan yang menghilangkan berkah, hujan bala', merobohkan dan menenggelamkan. Ya Allah, berikanlah hujan di atas gunung-gunung besar, gunung-gunung kecil, tempat-tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, dan ke dalam jurang-jurang. Ya Allah, semoga Engkau memberikan hujan di sekitar kita yang tidak berbahaya pada kita. Ya Allah, berikanlah pada kami hujan yang menyelamatkan, enak, berdampak baik, lebat, merata, yang banyak, yang merata ke seluruh bumi, yang merata selama-lamanya hingga hari kiamat. Ya Allah, berikanlah hujan pada kami, dan janganlah Engkau menjadikan kami termasuk dari orang-orang yang putus asa. Ya Allah, sesungguhnya hamba-hamba-Mu dan daerah-daerah sedang mengalami kesulitan, kelaparan dan keterpurukan yang tidak kita adukan kecuali pada Engkau. Ya Allah, tumbuhkanlah pertanian untuk kami, limpahkanlah air susu pada kami, turunkanlah berkah-berkah langit pada kami, munculkanlah berkah-berkah bumi pada kami, dan hilangkanlah bala' dari kami yang tidak bisa dihilangkan oleh selaian Engkau. Ya Allah, sesungguhnya kami meminta ampun pada-Mu, sesungguhnya Engkau adalah Mahapengampun. Maka turunkanlah hujan yang lebat pada kami." Dan ketika air hujan di jurang-jurang sudah mengalir, maka sunnah mandi di sana dan sunnah membaca tasbih ketika ada guntur dan petir.
Karena terlalu panjang, maka tambahan ini tidak pas dengan keadaan kitab matan yang ringkas. Wallahu a'lam.
BAB SHOLAT KHAUF (KEADAAN GENTING)
(Fasal) menjelaskan tata cara sholat khauf.
Mushannif menyendirikan penjelasan sholat ini tidak beserta dengan sholat-sholat yang lain, karena sesungguhnya ada hal-hal yang ditolelir di dalam pelaksanaan sholat fardlu saat khauf yang tidak ditolelir saat tidak khauf.
Macam-Macam Sholat Khauf
Sholat khauf ada beberapa macam yang cukup banyak hingga mencapai enam macam sebagaimana yang terdapat di dalam kitab Shahih Muslim.
Dari semuanya, mushannif hanya menjelaskan tiga macam saja.
Sholat Dzatirriqa'
Salah satunya adalah posisi musuh berada di selain arah kiblat, dan jumlah mereka terhitung sedikit sedangkan jumlah orang muslim relatif banyak, sekira setiap kelompok dari pihak muslim bisa sebanding dengan musuh.
Maka seorang imam membagi pasukan muslim menjadi dua kelompok, satu kelompok berada di arah musuh untuk memantau mereka, dan satu kelompok berdiri di belakang imam.
Maka imam melaksanakan sholat satu rakaat bersama kelompok yang berada di belakangnya. Kemudian setelah selesai rakaat pertama, kelompok tersebut menyempurnakan sisa sholatnya sendiri, dan setelah selesai langsung berangkat keposisi arah musuh untuk memantaunya.
Kemudian kelompok yang satunya datang, yaitu kelompok yang memantau musuh saat pelaksanaan rakaat pertama.
Kemudian imam melaksanakan satu rakaat bersama dengan kelompok tersebut. Ketika imam sedang melaksanakan duduk tasyahud, maka kelompok tersebut memisahkan diri dan menyempurnakan sholatnya sendiri, kemudian imam menanti mereka dan melakukan salam bersama mereka.
Ini adalah bentuk sholat yang dilaksanakan Rosulullah Saw di daerah Dzatirriqa'. Disebut dengan nama ini, karena sesungguhnya para sahabat menambal bendera mereka di sana. Namun ada yang mengatakan alasan yang lain.
Sholat al 'Asfan
Bentuk sholat khauf kedua adalah posisi musuh berada di arah kiblat, di tempat yang bisa terlihat oleh pandangan orang muslim. Jumlah pasukan muslim cukup banyak yang mungkin untuk dibagi.
Maka imam membagi mereka menjadi dua shof misalnya. Imam melakukan takbiratul ihram bersama mereka semuanya.
Ketika imam sujud di rakaat pertama, maka salah satuh shof melakukan sujud dua kali bersamanya, sedangkan shof yang lain tetap berdiri mengawasi musuh.
Ketika imam mengangkat kepala, maka shof yang lain ini melakukan sujud dan menyusul imam.
Imam melakukan tasyahud dan salam bersama kedua shof tersebut
Dan ini adalah sholat ang dilakukan oleh Rosulullah Saw di daerah 'Asfan, yaitu suatu desa yang berada di jalur jama'ah haji yang datang dari dari Mesir, dan berjarak dua marhalah dari Makkah.
Daerah tersebut diberi nama demikian karena di sana terlalu sering terjadi banjir yang besar.
Sholat Syiddah Al Khauf
Bentuk sholat khauf ke tiga adalah saat berada dalam keadaan sangat genting dan berkecamuknya peperangan.
"iltihamul harbi" adalah bentuk kiasan dari sangat bercampurnya antara kaum sekira badan sebagian dari mereka bertemu dengan badan sebagian yang lain, sehingga mereka tidak bisa menghindar dari peperangan dan tidak mampu untuk turun dari kendaraan jika naik kendaraan dan tidak mampu berpaling jika mereka berjalan kaki.
Sehingga masing-masing pasukan melakukan sholat semampunya, berjalan atau naik kendaraan, menghadap kiblat ataupun tidak menghadap kiblat.
Mereka dimaafkan di dalam melakukan gerakan-gerakan yang cukup banyak saat sholat seperti beberapa pukulan secara terus menerus.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATHUL QORIB ✔
ActionFathul Qorib Kitab Fikih Dasar Pesantren Salaf dan Modern Jelas dan Ringkas FIQIH PESANTREN Modern dan Salaf Tatacara wudhu, shalat, zakat, puasa, dan Haji Terimakasih kepada: 1. Meike Budi Saputri 2. Chusnul Farida 3. Mar'atus Sholihah 4. Fira 5. S...