Matahari menerobos dari celah jendela kaca, menerangi ruang yang berisi banyak mahasiswa dan mahasiswi yang tengah fokus akan materi pembelajaran yang dijelaskan oleh sang dosen, sejujurnya tidak semua. Beberapa sibuk dengan dunianya sendiri, ada mahasiswi yang sibuk berdandan diam-diam, ada yang tengah bermain ponsel, ada pula yang tengah tertidur pulas dimeja paling sudut. Lain halnya dengan salah satu mahasiswa dengan paras manis rupawan layaknya malaikat. Pemuda itu, matanya mungkin memang fokus kedepan, bibirnya menggigit-gigit kecil pena yang ia pegang, sementara pikirannya ia bawa berkelana entah kemana, siapa yang tahu? Tidak ada yang bisa menebaknya.
Saint Pov."Sattt.."
Aku terus saja mengumpat dalam hatiku, bagaimana bisa di saat pelajaran sedang berlangsung aku tidak bisa fokus pada hal apapun yang sedang di jelaskan oleh dosenku dan aku justru fokus pada.. Dosenku.
Pria tampan di depan sana, yang usianya belum mencapai kepala tiga. Badan tegap, perut sixpack, lengan berotot, kesempurnaan itu dia balut dalam kemeja berwarna hitam lengan panjang dengan ukuran yang begitu pas dan sungguh menambah kadar keseksiannya.
"Shit.."
Aku kembali mengumpat dalam hatiku, saat ini aku justru memikirkan bagaimana jika tubuh kekar itu menindih tubuhku dan kami mendesah bersama, sial sial sial bahkan bagian bawah tubuhku sudah menegang hanya dengan membayangkan nya. Dan itu terjadi hampir selama setengah semester ini. Sial, aku tidak mengerti kenapa, kenapa dosenku yang harus aku akui tampan itu mengganggu pikiranku selama berbulan-bulan, lebih mengerikannya lagi aku memikirkan hal yang tidak-tidak dengan pria dewasa itu. Dan selama itu pula aku hanya bisa berkomunikasi dengan khun zee sebagai mahasiswa dan dosen, itupun tak berlangsung lama dan hanya obrolan tentang mata kuliah, sewajarnya dosen dan mahasiswa.
"Baiklah, cukup untuk hari ini.." Suara bariton dari pria tampan di depan sana mengalihkan atensi ku__atau tidak? Karena hell yeah harus aku akui pria itulah yang menjadi pusat atensi ku.
"Dan jangan lupa untuk mengumpulkan tugas yang sudah aku berikan pada pertemuan berikutnya" sambungnya.
Ohh sial, apa yang dia katakan. Tugas? Tugas apa? Astaga.. khayalanku terhadap pria itu sungguh membuatku melupakan segalanya bahkan menulikan pendengaran ku sesaat tadi. Sudahlah aku bisa bertanya pada Plan soal tugas ini nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZaintSee Universe ✓
FanfictionZaintSee itu sebuah universe. Semesta dimana Zee dan Saint menjadi pusatnya. Kisahnya beragam, suka dan duka mewarnai. Entah kapan dan bagaimana dimulainya, tapi keduanya selalu menjadi tokoh utama pemegang tahta tertinggi dalam semesta ZaintSee, de...