Cast: Mark Lee※✤※✤※✤※✤※✤※✤※✤※✤※✤※✤※✤
"Bro, lu tau ga? Kemarin Lucas udah siuman. Tapi anehnya dia... Kayak jiwanya tuh ga di raganya gitu lho," kata Xiaojun.
"Maksudnya? Kalo Lucas udah siuman berarti dia masih idup Jun," ucapku.
"Ah, percuma gue ngomong sama lu. Lu mana ngerti soal hal yang berbau mistis. Firasat gue ya, jiwanya Lucas masih ketinggalan di alam bawah sadarnya. Atau jiwanya dikurung sama makhluk ghaib," ucap Xiaojun serius.
Jujur aku tidak percaya dengan hal yang berbau ghaib. Karena menurut ku itu semua bisa dijelaskan dengan logika atau sains.
Masalah Lucas yang seperti kehilangan jiwanya itu, bisa jadi karena dia masih syok sama apa yang dia alamin. Bukan karena jiwanya dikurung makhluk gaib.
"Udahlah Jun, mending kita doain aja Lucas cepat sembuh. Udah ah jangan bahas yang aneh - aneh lagi," ucap ku membuat Xiaojun terdiam.
Sudah hampir jam sepuluh malam. Xiaojun udah bersiap untuk pulang.
"Lho Mark? Kok lu ga siap - siap? Ga pulang lu?"
"Ntar aja dah Jun, gua mesti ngejar poin. Nanggung tinggal satu penumpang lagi."
Ting.
Yang namanya rejeki emang ga kemana. Baru juga diomongin, udah ada yang order.
"Wuih, Jun gue dapet nih."
"Dari mana ke mana Mark?"
"Dari daerah X ke daerah Y nih."
Entah hanya perasaan ku atau bagaimana, wajah Xiaojun langsung tegang saat aku menyebutkan daerah tujuan penumpangku.
"Em, Mark mending lu cancel aja. Lu tau kan kalo daerah Y itu--"
"Soal terowongan itu? Yang katanya ada setannya? Gue ga percaya yang kek gituan Jun. Udahlah, gue mesti cepat. Lo pulang aja, daah hati - hati lu."
Ucap ku sambil menaiki motor.
Xiaojun hanya terdiam menatap kepergian ku.
Melihat ekspresi Xiaojun... Entah kenapa aku malah menjadi tidak enak.
Tapi... Ya sudahlah.
Setelah beberapa saat kemudian, aku sampai di titik tempat penumpangku menunggu.
Aku berhenti di depan perempuan itu.
"Mbak Ningsih ya?"
Dia hanya mengangguk dan menerima helm dari ku.
Selama perjalanan kami hanya diam diaman.
Penumpangku ini sama sekali tidak mengeluarkan suara. Aku jadi takut ingin bertanya.
Tapi, aku mencoba untuk mengajaknya bicara. Dia hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan.
"Mbak Ningsih, alamat tujuan nya beneran daerah Y ya? Rumahnya di sana ya Mbak?"
"Iya Mas."
Akhirnya dia mengeluarkan suara.
"Em, setau saya di sana ga ada pemukiman deh Mbak. Apa sekarang udah ada penduduk tinggal di sana ya?"
"saya tinggal di sana, tetangga saya sering mendiamkan saya."
"Oh ya? Kok mereka sombong ya? Kan mbaknya lumayan cantik."
"Mas saya turun di sini saja."
"Lho kok di sini mbak? Kenapa ga sampe rumah aja?" tanya ku mulai merasa tak enak.
Tepat saat aku berhenti di depan terowongan Y. Aku melihat penumpang ku sudah tidak ada.
Aku mulai panik, saat tiba - tiba penumpangku menghilang.
"Mbak? Mbak Ningsih di mana?"
"Mbak?!Jangan prank saya dong. Ga lucu!"
"Mbaak?!"
Aku terus memanggilnya namun tak ada jawaban. Lagipula di sini banyak kejanggalan.
Aku belum memberhentikan motorku, tapi tiba - tiba penumpangku sudah hilang. Lagipula kalau penumpangku bersembunyi, dia mau sembunyi di mana?
Brak!
Tiba - tiba helm yang dikenakan penumpangku terjatuh tepat di hadapanku.
Bulu kuduk ku merinding.
Tes
Tes
Dan sekarang darah menetes mengenai hidungku.
Aku tidak berani mendongak, tapi entah kenapa kepalaku malah mendongak.
Aku melihat, makhluk menyeramkan merangkak di langit - langit terowongan.
HUWAAAAAHHHHH
Aku berlari dengan segala ketakutan yang menyelimuti.
AAAAAKHHHHH
Hi hi hi hi hiii
Aku terus berlari, aku bahkan sekarang sudah menangis....
Aku berlari meninggalkan terowongan, dan meninggalkan motorku di sana.
Dan seketika aku melihat cahaya yang sangat terang dihadapanku.
Brak!
Semuanya sekarang... gelap gulita.
Hey everybody!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nct-Jek Horror
HorrorCerita seram abang-abang ojek online. Cast: Nct127 WayV Nct Dream Nct U Awas! Jangan baca sendirian, karena setiap orang dikelilingi oleh 'mereka'.