Hari ini aku baru saja selesai bermain basket dengan para sahabatku. Aku berjalan di sepinya malam yang di terangi oleh lampu jalan yang remang-remang.
Krucuk~
"Ah, pake laper segala lagi. Order net-food kali ya? Entar di rumah langsung mandi, terus tinggal nunggu orderan doang. Abis itu, cus makan. Heheh~" gumam ku sembari memikirkan nya.
"Entar sekalian aja dah, gua nonton pilem horor. Duh, mantep banget dah!"
Aku terus berjalan seraya memilih menu makanan yang akan ku pesan. Selama itu, aku terus berjalan hingga di depan gerbang rumah ku yang menjulang tinggi.
Ah, iya.
Di rumah ku sedang tidak ada siapa-siapa. Aku pulang terlalu larut sampai-sampai lampu di rumah ku tidak satupun yang menyala.
Kalian bisa bayangkan betapa seram nya rumah ku saat ini tanpa hadir nya cahaya lampu. Aku membuka gembok, dan masuk ke dalam. Ah iya, aku harus mengunci pagar untuk berjaga-jaga.
Setelah masuk, aku menghidupkan saklar lampu yang langsung menyinari satu ruang keluarga. Disusul dengan saklar ruangan lain yang ikut memenuhi semua bagian rumah ku dengan cahaya.
Boleh ku akui, aku lebih suka jika rumah ku di sinari banyak lampu seperti sedang pesta hingga matahari terbit kembali. Masa bodoh dengan lonjakan tagihan listrik.
Aku langsung ke kamar dan mandi. Selama mandi tak ada hal istimewa yang terjadi. Kecuali suara cicak yang sedang kawin di atap kamar mandi.
Setelah selesai, segera aku meraih ponsel dan melacak pesananku.
"Oh? Sudah mau sampai ya? Sebaiknya aku bersiap keluar dan membuka gerbang."
Aku keluar dari kamar dan menghidupkan lampu ruang tamu agar bisa melihat langkahku saat berada di tangga. Aku terus bergegas hingga sampai di depan pintu.
Aku membuka pintu dan mendapati halaman yang begitu gelap. Astaga, apa aku lupa menghidupkan lampu halaman?
Dengan segera aku hidupkan, dan melihat siluet seseorang tengah berdiri di depan pagar rumah ku.
"Net-food, Mas?" ujar nya kepada ku. Aku mengangguk lantas berlari kecil ke arahnya.
Aneh, bapak itu menunduk ketika aku sampai di depannya. Wajah nya pun tidak kelihatan. Aku berpikir, mungkin saja bapak ini sudah ngantuk.
Lalu aku mencari kunci gembok di sela kantong celana ku. Tidak ada?
Astaga, aku lupa.
Kunci itu aku letakkan di meja ruang tamu.
Jadi lah, aku tidak membuka pintu pagar dan hanya akan menjulurkan tangan ku untuk menerima pesanan ku. Sebelum menerima, aku basa-basi sedikit.
"Capek ya, Pak?"
"Iya, Mas. Ngantuk, mana gelap banget lagi. Mas kenapa order makanan larut begini? Ga kasihan sama kurir nya? Lain kali, jangan gitu ya, Mas."
Mendengar nasihat atau mungkin omelan dari kurir online ini membuat ku tersenyum kaku.
"Maaf ya, Pak. Saya juga terpaksa order jam segini, habis nya ga ada orang di rumah."
Aku menjulurkan tangan ku, tak sengaja malah mengenai helm yang dikenakan kurir itu.
Tuk
Gluduk
Gluduk
Gluduk
Aku mematung.
Sekujur tubuhku terasa sangat dingin tak mau di gerakkan.
"Kok diem aja, Mas?"
Aku menggeleng patah-patah. Air muka ku seperti orang yang baru saja melihat hantu di depannya. Karena, memang itu yang sedang ku alami.
"Mas?"
"Loh? Helm ku jatuh ya?"
Helm yang dikenakan bapak ini terjatuh, dan ...
DI DALAMNYA SAMA SEKALI TIDAK ADA KEPALA!
Aku mencari sumber suara yang sedari tadi berbicara dengan ku. Saat ku lirik ke paper bag yang dibawa kurir itu, di saat itu lah sebuah kepala dengan seringaiannya menyembul dari sana.
"Waduh? Aku dah ketahuan ya?"
AAAAAAAAARRRRGGHHHHH
«««««»»»»»
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.