Cast : Na Jaemin‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Malam ini adalah malam yang menurut ku begitu buruk. Karena, bintang-bintang tidak menunjukkan eksistensi nya sejak mentari terbenam tadi. Jangan kan bintang, bulan saja tidak mau menunjukkan sinarnya.
Ya, menurut ramalan cuaca, malam ini dan malam seterusnya akan ada badai hujan. Ditandai, dimulainya badai yang bisa membuat pohon bertekuk lutut.
Ting
Sebuah pesan dari aplikasi Net-Jek muncul. Itu artinya, aku mendapat orderan. Malam-malam begini, rata-rata orang akan merasakan lapar, tapi enggan untuk memasak. Jadilah, ini menjadi tugas seorang ojek online yang serbaguna.
Noni Dus:
Aku ingin bakso ku pedas
Alamat sesuai map
Kamar ku dilantai 4 no. 51Baik, mohon ditunggu ya Mba^^
Ada perasaan tidak enak begitu aku melihat alamat pemesan. Tapi, yang namanya rezeki, siapa yang akan menolak?
Jadilah aku pergi mengambil pesanannya, dan segera ke alamat yang ditujukan map. Ternyata, alamat itu adalah tempat hotel yang akhir-akhir ini sedang dibicarakan orang-orang.
Konon, di hotel itu ada penjaganya. Di dalam sana terdapat lukisan penari Ronggeng dengan selendang merah. Seperti yang kita tau, malam jum'at adalah malam sakral dimana hantu mampu menunjukkan eksistensinya. Dan sialnya, aku harus ke sana di malam jum'at kliwon. Ya, hari ini hari jum'at, dengan tanggal 21 kliwon 21.
Katanya, lukisan penari itu bisa keluar dari lukisan. Ia berjalan dengan tubuhnya yang penuh darah kemudian ia menari dengan lenggok nya. Tanda kemunculannya adalah adanya suara musik gamelan yang tidak tau arahnya dari mana.
Dan, katanya lagi, di dalam lift ada rumor bahwa saat kau naik lift sendirian tidak boleh melihat kaca dan harus tetap diam sampai kau tiba di lantai yang kau tuju. Konon, jika kau melihat kaca, akan ada seseorang yang berdiri disamping mu.
Tapi, kebenaran nya masih simpang siur.
Lama ku memikirkan kemungkinan-kemungkinan akan bertemu setan malam ini, akhirnya aku sampai di depan hotel itu.
Gluk
Aku menelan saliva ku gugup. Aku menatap hotel itu dengan pandangan takut. Aku harus memberanikan diri, atau aku akan mendapat bintang satu dari pelanggan ku yang satu ini.
Hotel ini begitu terang dengan lampu-lampu yang sengaja dihidupkan.
Aku mendekat ke satpam yang sedang berjaga di pos. Dapat ku lihat satpam itu menatap bingung ke arah ku.
"Ada apa ya, Mas? " tanya Satpam itu menghampiri ku.
"Saya mau anterin pesanan mba-mba yang tinggal di hotel ini, Pak." Satpam itu mengangguk dan menawarkan diri untuk menemani ku. Yang dengan senang hati aku terima.
Awalnya tidak terjadi apa-apa. Sampai, saat Satpam itu bertanya, penghuni mana yang memesan Net-food.
"Ah, katanya sih yang mesan penghuni kamar 51 di lantai empat, Pak." Satpam itu diam saja setelah aku mengatakan nya.
"Mas, udah tau rumor yang beredar tentang hotel ini belum?" Aku mengangguk menjawab pertanyaan Pak Satpam.
"Yang katanya, lukisan penari itu bisa keluar ya, Pak?" Pak Satpam mengangguk, kemudian dia bercerita.
"Iya, terus kalau ke hotel ini ga boleh dikunjungi apalagi sampai di sewa waktu malam jum'at. Mas tau sendiri lah ya, kalau malam jum'at itu, malam sakral." Aku mengangguk lagi sebagai jawaban.
"Nah, itu kamar 51 Mas. Di ketok aja pintu nya, atau ga taruh aja di pintu sana."
"Ke--kenapa, gitu Pak?" Aku bisa ngerasain suhu udara di lorong hotel itu semakin menipis. Membuat ku dicekam oleh ketakutan.
"Soalnya, ga ada yang nyewa apalagi sampai nginap di hotel ini, Mas." Pak Satpam menoleh ke arah ku seratus delapan puluh derajat tanpa berbalik badan.
Kepala ku pusing, berat kaki ku kian menambah. Aku berlari meninggalkan Pak Satpam yang atau mungkin bukan satpam sungguhan. Aku berlari menuju pintu darurat.
Selama turun di tangga, ada banyak suara-suara yang menggema tanpa tau asalnya. Atau, perasaan seperti dikejar dari belakang.
Aku menangis. Ini lebih buruk dari yang ku bayangkan. Saat sampai di lantai paling dasar, aku membuka pintu terakhir dan terlihat halaman luas seperti basement parkiran.
Namun, kaki ku tertahan. Tiba-tiba aku mendengar suara gamelan, ingin segera pergi dari sana, tapi kaki ku terasa ditancap ke tanah sampai aku tidak bisa mengangkat kedua kaki ku.
Di ujung lorong, ada wanita yang berdiri dengan selendang merah. Ia mulai menari dengan lenggok nya yang kuat. Kesadaran ku mulai berkurang, sampai di satu titik ....
Penari itu sudah satu meter berdiri di depan ku. Muka nya hancur meleleh karena terbakar.
Kesadaran ku akhirnya direnggut paksa.
.
.
.Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nct-Jek Horror
TerrorCerita seram abang-abang ojek online. Cast: Nct127 WayV Nct Dream Nct U Awas! Jangan baca sendirian, karena setiap orang dikelilingi oleh 'mereka'.