Ch. 2

229 50 1
                                    

Ji Eun mengambil sniper miliknya dengan terburu-buru, dengan langkah cepat ia menuruni tangga. Ji Eun ingat betul kemarin Jungkook memintanya memperbolehkan memegang senjata dan tentunya hal itu harus melalui pelatihan terlebih dahulu.

Sangat sial, Ji Eun justru harus terlambat karena ia terlalu lama tidur tadi malam. Bukan salahnya, Ji Eun memang menderita insomnia yang cukup parah sejak dulu. Ji Eun tidak mau Jungkook akan mengatakan bahwa ia menjilat ludahnya sendiri.

Memang benar kemarin Ji Eun lah yang bilang agar jangan coba-coba terlambat, tapi sekarang justru ia yang terlambat. Menyebalkan, Ji Eun akui ia merasa malu.

Karena terburu-buru Ji Eun tidak sempat mengganti pakaian dengan seragam mereka, ia hanya memakai dress putih polos dan long cardigan berwarna biru muda. Sangat tidak cocok untuk berlatih.

Sampai di halaman belakang, Ji Eun terpaksa memalingkan wajahnya dari Jungkook yang sepertinya sudah tiba sejak dua puluh menit yang lalu. Matanya tampak memperhatikan Ji Eun dengan seksama, Ji Eun tidak peduli. Ah sialan, ia terlalu malu menatap wajah itu.

Jungkook tersenyum puas, wakil ketua nya terlambat. "Apa yang terjadi, wakil ketua? Kau terlambat setelah kemarin kau--"

"Lupakan soal itu. Aku tidak punya waktu menjelaskannya." Ji Eun tidak sanggup mendengarnya untuk saat ini.

Jungkook terkekeh pelan, kenapa justru ia senang melihat wajah malu wakil ketua nya? Terlebih pakaian Ji Eun, tidak pantas untuk berlatih.

"Jadi? Bagaimana? Aku sama sepertimu, tidak punya banyak waktu." Jawab Jungkook asal, jujur saja ia punya banyak waktu untuk bermain dengan wakil ketua yang katanya 'kejam' ini.

Ji Eun mulai menetralkan perasaannya, ia tidak bisa terlihat goyah di depan anggota baru. Terlebih anggota baru yang tidak sopan, Ji Eun ingin sekali melubangi kepalanya sekarang.

"Aku tidak punya urusan dengan senjata. Temui Seokjin, dia adalah ahli senjata." Ji Eun melipat kedua tangan di dadanya sembari menatap ke arah Jungkook.

"Kalau begitu, ajari aku menggunakan itu." Tunjuk Jungkook pada sniper Ji Eun yang ia bawa.

Ji Eun tidak sudi mengajarkan Jungkook, pria tidak sopan itu. Jangan berharap ia bisa menyentuh Ellie, menjijikkan.

"Kenapa? Jangan bermimpi, Ellie tidak mau di sentuh oleh orang baru sepertimu." Jawab Ji Eun sarkas.

Jungkook tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis. Kemudian ia mendekat pada Ji Eun, Ji Eun mundur waspada.

Jungkook semakin mempersingkat jarak tubuh mereka, tapi Ji Eun mengarahkan ujung sniper miliknya tepat di kepala Jungkook. Langkah Jungkook terhenti, ia menatap mata Ji Eun yang tampak waspada.

"Kau tidak bisa menembakku, wakil ketua." Jungkook tidak mencoba menghindar ataupun lari, ia tetap diam disana.

Ji Eun heran, kenapa pria ini tidak takut padanya? Ji Eun ingat siapapun yang bertemu dengannya pasti segan ataupun tidak berani bicara seperti Jungkook. Benar-benar pria yang menyebalkan.

Ji Eun berdecak kesal, setengah dari dirinya masih waspada. "Kenapa aku tidak bisa?"

Ji Eun mempersiapkan tangannya di pelatuk, raut wajah tenang Jungkook semakin membuatnya kesal.

Tangan Jungkook dengan cepat memutar arah tubuh Ji Eun dan tepat berada di belakangnya. Jungkook memegang tangan Ji Eun di pelatuk. Nafasnya terdengar jelas di telinga Ji Eun.

Jangan lupakan tatapan kebencian yang Ji Eun lontarkan, ia ingin memberontak tapi Jungkook menahannya.

"Jangan bergerak sekarang, ada sesuatu dibalik pohon." Bisik Jungkook pelan.

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang