Ch. 13

162 35 6
                                    

Jaehyun berhenti saat ia mendapati seseorang yang ia kenal menodongkan pistol padanya. Mata itu, Jaehyun bisa melihat bahwa terdapat keputusasaan disana. Jaehyun terlambat datang, semuanya telah tewas. CR benar-benar di bantai secara langsung oleh dua orang yang bahkan ia sudah menduganya jauh sebelum ini terjadi.

"Jungkook," Jaehyun menatap mata itu.

"Aku terkesan dengan rencanamu, Jaehyun. Aku selalu berpikir, kapan kau harus berhenti bersandiwara? Bahkan setelah aku membunuh semua anggota CR, kau masih bersikap seolah kau tidak berdosa. Bagaimana kau menutupi semuanya lalu bagaimana kau bisa meyakinkan Ji Eun, aku tidak peduli. Jauh sebelum hari ini, aku sudah tau semua tentang CR." Ucap Jungkook tajam.

Jaehyun tersenyum, lalu ia melempar senjatanya ke sembarang arah. Jungkook terus mengikuti gerak geriknya. "Sepertinya hari ini, aku tidak mungkin bisa bertahan lagi. Kurasa ini sudah cukup. Tuduhan yang aku berikan padamu, sepertinya terlalu naif. Kau benar, aku yang membocorkan informasi penyerangan terhadap pejabat kepolisian. Ironis sekali bukan? Sandiwara yang sempurna untuk membunuhmu." Ucapnya.

"Kenapa kau berniat membunuhku? Apa itu tujuanmu membawaku ke CR?" Tanya Jungkook dingin.

"Karena kau penghalang. Ji Eun, aku tau semua yang terjadi diantara kalian. Aku yakin, dia keberatan dengan rencana penyatuan. Pernikahanku dengan Ji Eun harus tetap dilaksanakan, tapi kau mengacaukan semuanya." Jawab Jaehyun.

"Aku mengerti. Sejak awal, tujuan CR dibentuk adalah...melindungi putri kerajaan yang menghilang dua puluh empat tahun lalu. Kalian hanya bersandiwara seolah Ji Eun dibesarkan disana, padahal sebenarnya prioritas kalian adalah memastikan ia tidak tau tentang dirinya memiliki darah kerajaan." Jungkook kemudian terkekeh pelan.

"Aku tidak menyangka Panglima Do terlalu ambisi untuk menjadikan putranya sebagai menantu kerajaan. Aku pikir Putri Sejeong hanyalah alat yang diperlukan sebagai budak ayahnya sendiri. Semua orang tau bahwa ibunya adalah bangsawan murni, tidak seperti ratu pertama." Lanjut Jungkook.

Sejeong. Jaehyun ingat tentang gadis itu yang mengatakan kalau ia akan segera menikah. Kenapa ia tidak pernah tau kalau ternyata ia akan menikah dengan putra tunggal Panglima Do, Doyoung.

"Aku tau ini akan berakhir. Tidak ada alasan lagi untuk melawan, kau menang. Apa kau akan membunuh Ji Eun juga setelah ini?" Jaehyun menatap Jungkook datar.

"Apa maksudmu? Aku punya tujuan sendiri, aku akan melindungi status Ji Eun sebagai putri kerajaan." Jawabnya.

Jaehyun tersenyum tipis, "Aku punya permintaan. Kau bisa menyebutnya permintaan terakhir." Ujarnya.

Jungkook mengangkat alisnya, lalu ia mendengar permintaan Jaehyun. Jungkook menurunkan senjatanya kemudian seseorang datang dengan dua pistol di tangannya. Wajah Jaehyun terlihat sangat senang, seolah beban di hidupnya menghilang.

"Halo ketua, aku sangat berharap kita berjumpa lagi di neraka." Ucapnya tersenyum, lalu suara tembakan bertubi-tubi terdengar.

Jungkook terdiam, lalu ia menatap benda di tangannya. "Aku akan mewujudkan permintaan terakhirmu, Jaehyun."

~o0o~

Cahaya matahari menyilaukan indra penglihatannya yang masih terpejam. Rambutnya berantakan, bibirnya kering seolah tidak minum berhari-hari hingga dehidrasi. Entah sudah berapa lama dan dimana ia berada.

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang