Ch. 11

181 40 2
                                    

Tidak banyak yang bisa Ji Eun lakukan, seharian ia hanya duduk memandangi buku-buku tebal di hadapannya. Tidak lelah, tapi tidak juga menyenangkan. Menulis laporan seharian itu cukup melelahkan, siapa juga yang ingin mendapat hukuman seperti itu?

Ji Eun tidak menyesal, sama sekali tidak. Aneh, padahal biasanya apabila terdapat sedikit saja kesalahan dalam misi Ji Eun lah yang paling menyesal. Tempo waktu lalu, Ji Eun sempat bertanya pada Jin sebelum berangkat ke Restorie. Ia bertanya soal kondisi Jungkook, kalau dipikir aneh juga kalau Ji Eun ingin tau. Padahal tidak penting juga untuknya.

Tiga bulan sudah berlalu, artinya tersisa sekitar satu minggu lagi. Ji Eun berusaha menyemangati dirinya sekarang. Suara dentingan lonceng, di pintu masuk memang ada lonceng kecil yang biasa menandakan kalau ada seseorang yang datang. Mengingat letak Restorie ada di tengah hutan belantara, agak aneh bila ada yang tiba-tiba datang.

Mengambil pikiran positif, Ji Eun berpikir mungkin saja pencari kayu bakar yang tersesat di hutan.

Melihat sosok di depannya Ji Eun hampir saja menutup pintu, mengira semua hanya halusinasi saja. Bagaimana tidak, sejak kapan Jungkook bisa disini? Lagipula apa urusannya?

"Jangan tutup pintunya, Ji Eun." Persetan dengan Jungkook yang memanggilnya langsung, Ji Eun yakin ia tidak sedang berhalusinasi.

"Bagaimana kau kesini? Siapa yang memberitahu padamu tentang letak Restorie?" Bukan menyambut, Ji Eun malah menghujani dengan segudang pertanyaan.

Jungkook sudah hafal sifat cerewet Ji Eun, dan ia memakluminya. "Tidak ada yang bisa mencegahku untuk bertemu denganmu."

Entah kenapa sekarang jantung Ji Eun berpacu agak cepat, ia lekas tersadar dan memasang raut wajah datar.

"Apa kau gila? Jaehyun bisa menambah hukuman untukmu kalau dia tau kau disini dan itu juga berdampak padaku." Ucap Ji Eun kesal.

"Ketua sedang ada urusan sampai dua hari ke depan. Aku hanya berkunjung, Ji Eun." Jawabnya enteng.

Ji Eun semakin benci, bagaimana bisa Jungkook memanggilnya tanpa menyebut wakil ketua terlebih dahulu.

"Apa kau tidak belajar kesopanan? Kita bukan teman tapi atasan dan bawahan." Ketus Ji Eun.

"Aku tau, tapi kita tidak sedang dalam misi atau dalam markas." Jungkook terdengar menyangkal, dan itu semakin membuat Ji Eun kesal.

Ji Eun bersidekap, ia menghembuskan nafas kasar tanda ia muak. "Aku tidak bisa sembarangan memberi izin memasuki Restorie. Sebaiknya kau segera pergi dari sini."

Tanpa menjawab Jungkook menarik tangan Ji Eun dan menyuruhnya duduk di atas kuda. Ji Eun tidak mengerti kenapa Jungkook membawanya berkuda di tengah cuaca panas seperti ini.

"Kau benar-benar tidak waras, aku harus menulis laporan atau--" Ji Eun terhenti saat Jungkook menyentuh tangannya untuk mengendalikan kuda.

"Kenapa berhenti? Aku tau kau suka bicara cerewet, lanjutkan saja." Ucapan Jungkook justru membuatnya malu sekarang.

Mereka berhenti di pandang rumput ilalang, Ji Eun segera turun. Tampaknya matahari sedang beranda di puncak saat itu.

"Untuk calon ketua, kau harus memperbaiki sifatmu itu." Ji Eun berniat memberi nasihat ringan pada Jungkook.

Tapi mendengar kata 'calon ketua' yang diucapkan Ji Eun, Jungkook terlihat tidak senang tapi dengan wajah datar.

"Aku pikir, tidak perlu terlalu berharap aku akan mewarisi posisi ketua Jaehyun." Jawaban Jungkook sedikit menyinggung Ji Eun dan secara tidak langsung membantahnya untuk kesekian kalinya.

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang