Ch. 4

172 42 1
                                    

Bulan bersinar terang, pria itu menatap langit lewat balkon. Sudah lewat dini hari, ia tidak bisa memejamkan matanya walau hanya sedetik. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dengan segala beban pikiran.

Jungkook tertegun, ia teringat permintaan Yeri tadi siang. Apakah itu sebuah permintaan? Ia tidak begitu mengerti. Namun, waktu juga tak memberi kesempatan untuk terus berpikir. Jungkook terdesak, ia perlu banyak berpikir sebelum ini.

Permintaan macam apa itu? Sebuah ancaman kasat mata? Entahlah, tiada kepastian yang datang. Jungkook tidak bisa bertindak dengan perintah, kalau saja itu bukan Yeri. Jangan lupakan, beberapa jam lalu Yeri telah menjadi kekasihnya. Dari sekarang dan seterusnya.

Cinta? Mungkin, Jungkook akui Yeri adalah cinta pertamanya. Namun, belakangan ini ada rasa lain yang mengisi hatinya. Rasa yang berbeda dari pertama kali ia jatuh cinta pada Yeri. Entah apalah itu, biarkan saja semua mengalir. Jungkook menerima Yeri sebagai kekasihnya, Jungkook hanya mencintai Yeri.

Bukan cinta yang jadi masalah, tapi perkataan Yeri yang terus membebani otaknya. Guna menenangkan diri, Jungkook pergi ke dapur untuk mengambil air dingin.

Melewati lorong yang sunyi serta seberkas cahaya bulan yang menyelip diantara ventilasi udara. Jendela kaca dengan dengan tirai mengembang tertiup angin pelan. Jungkook melihat beberapa meter di depannya ada dua sosok yang ia kenal. Tak salah lagi, itu Jaehyun dan Ji Eun.

Mereka masuk ke sebuah ruangan. Tunggu, kamar Jaehyun? Apa hubungan mereka? Jungkook mempertanyakan semuanya meskipun sebelum ini ia yakin ada hubungan lain diantara keduanya selain ketua dan wakil ketua. Tapi, kenapa juga ia peduli? Ia punya Yeri sekarang.

Dengan langkah cepat Jungkook memutuskan mengacuhkan kedua orang tersebut. Ia tidak berhak peduli, tapi ia juga penasaran. Hatinya mendadak tidak tenang dan diliputi rasa tak suka. Apa apaan? Cemburu? Tidak mungkin, ia sudah memiliki Yeri.

Benar-benar, Jungkook harus mengistirahatkan diri sekarang. Ini diluar batas dirinya, ia tidak pernah merasa sesak seperti ini.

~o0o~

Pagi hari semua sarapan di ruang makan, tidak ada pembicaraan yang keluar dari masing-masing. Mungkin karena Jungkook juga belum lama disana, ia hanya mengenal Jaehyun dan Ji Eun serta ahli senjata Seokjin.

Selesai makan ia menemui Seokjin di sebuah ruangan penyimpanan senjata.

"Ada apa, Jeon?" Tanya Jin dengan santai, ia mengelap beberapa pistol di meja.

Perangai Jin terlihat ramah dan mudah berteman. Itulah pandangan Jungkook pertama kali melihat pria ini, tapi tidak menutup kemungkinan dia juga seperti Ji Eun. Ada banyak hal yang tidak ia kenali dalam organisasi ini.

"Hanya melihat-lihat, apa kau tau kenapa wakil ketua begitu menyukai sniper, maksudku ia terlihat mahir menggunakan itu." Jungkook menanyakan apa yang sejak lama ia ingin tanyakan.

Jin berpikir sejenak, ia mengusap pelipisnya. "Itu pemberian ketua, kalau tidak salah hadiah ulang tahunnya yang ke 19 tahun."

Perasaan tidak nyaman mulai menyelimuti hati Jungkook, ia berkeliling sambil sesekali menyentuh beberapa senapan di meja. Niatnya untuk mengalihkan atensi dari Jin.

"Sebenarnya...apa hubungan mereka?" Tanya Jungkook, setelah itu Jin melempar tatapan penuh arti padanya.

Jungkook paham kemana arah pikiran Jin, ia kembali menghampiri Jin. Bertepatan dengan itu muncul sebuah pesan dan nama Yeri tertera disana.

Jin melihat wallpaper ponsel Jungkook, foto Yeri. Ia tersenyum lalu kembali mengelap pistol.

"Mereka? Sebagai anggota aku beranggapan mereka punya hubungan di luar kerja. Pasalnya mereka sering berada dalam tugas yang sama, terkadang juga wakil ketua Ji Eun semalaman di kamar ketua. Tentunya mereka tidak hanya rekan, bukan?" Jin terkekeh pelan.

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang