Ch 27

137 19 2
                                    

Para pelayan istana mondar mandir di lorong yang penuh lukisan klasik. Benar-benar bukan selera Jungkook, tapi ia memaksa kakinya untuk menapak pada karpet beludru merah yang terkesan mencolok khas kerajaan. Apalagi ditambah aroma bunga yang tercampur menjadi satu di setiap sudut lorong. Baunya harum, tapi memabukkan menurut Jungkook apalagi bila berada berlama-lama di tempat itu.

Jungkook cukup dihormati sebagai mata-mata kepercayaan sang Raja, tapi ia sendiri tidak suka muncul dekat dengan para petinggi yang gila kekuasaan. Baginya, hal seperti itu terlalu umum dilakukan oleh para bangsawan. Bersujud dan menjilat dihadapan yang lebih tinggi. Betapa ironis, mengapa mereka masih bisa berada dalam satu tempat? Membayangkannya saja sudah mual, saling menjatuhkan dan berpura-pura menjadi rekan.

Seseorang pelayan menghampiri Jungkook dengan sopan, pelayan itu masih muda dan terlihat segar. Tampaknya ini pelayan utama yang memang disiapkan untung tamu khusus. Yah, walaupun hampir semua pelayan disana tidak ada bedanya bagi Jungkook.

"Tuan, saya akan mengantarkan ada ke ruangan Raja." Ucapnya sopan.

Telinga Jungkook menolak hal yang baru saja terdengar, ia tersenyum setipis mungkin dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

"Hari ini aku datang untuk bertemu Putri Mahkota, tolong antarkan aku ke ruangannya." Kata Jungkook langsung berlalu begitu saja.

Si pelayan keheranan, bagaimana ia bisa mengantar seorang pria muda ke kamar sang putri? Tapi ia juga masih menyayangi pekerjaannya.

****

Jungkook berdiri di depan kamar Sejeong yang berada di lantai teratas istana. Tak lama pelayan mengetuk pelan pintu itu. Sangat pelan dan terdengar takut, apakah Sejeong suka marah-marah? Pertanyaan random itu muncul di pikiran Jungkook saat ini. Mungkin saja pelayan itu tertekan melayani Sejeong.

"Yang Mulia Sejeong, ada tamu untuk anda."

"Siapa?" Terdengar balasan dari dalam, suaranya tidak terdengar marah atau kesal.

Belum sempat si pelayan menjawab, Jungkook terlebih dahulu maju. Si pelayan sempat kaget dan merasa tidak nyaman berdiri disana.

"Ini aku, Jeon Jungkook."

"Aku sedang tidak ingin bertemu siapapun."

Setelah mendengar jawaban itu Jungkook melirik pelayan tersebut sebagai isyarat ia ingin agar pelayan itu pergi dan tentu saja si pelayan menurutinya.

"Aku akan tetap disini sampai kau buka pintu." Ucap Jungkook santai.

Tiba-tiba suara pintu terbuka, menampakkan sosok Sejeong dalam balutan pakaian sederhana. Sama sekali tidak terlihat seperti seorang putri. Namun ada satu hal yang sangat berbeda, kantung matanya lebih terlihat. Gadis itu nampaknya kurang memperhatikan penampilan belakangan ini. Bukankah itu bertentangan dengan etika seorang putri mahkota?

"Aku mudah berubah pikiran, masuklah sebelum itu." Sejeong berjalan membelakangi Jungkook.

Ia meraih sebuah benda dan menghisapnya hingga asap mengepul ke seluruh ruangan. Ia bahkan tidak memberi ruang bagi Jungkook untuk sekedar menyapa dirinya.

Jungkook terkejut kali ini, ia tidak menduga sang putri mahkota ternyata memiliki kebiasaan merokok. Mereka berjalan menuju balkon kamar yang cukup luas. Penampilan Sejeong masih menjadi pertanyaan bagi Jungkook.

"Ada apa dengan penampilanmu? Kau bahkan merokok disini." Ucap Jungkook.

"Memangnya kenapa?" Balik Sejeong, gadis itu tidak bisa mencari ajwaban yang tepat.

Tapi dari nada gadis itu ia sadar bahwa tersimpan keterpaksaan, apa yang sebenarnya ia pikirkan? Jungkook menjadi semakin penasaran mengenai gadis ini. Seorang putri idaman banyak orang kini hanya seperti perempuan biasa.

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang