Ch. 9

152 36 0
                                    

Jungkook menyentuh lengan kanan nya yang berbalut perban, sudah tidak terlalu sakit. Ia sudah sering merasa yang lebih sakit dari ini. Seokjin datang untuk menjenguknya, yang sama sekali menurut Jungkook tidak perlu.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Seokjin membetulkan buku-buku yang berserakan di meja nakas.

Jungkook melirik Jin sekilas, "Jauh lebih baik, setidaknya."

"Well, baguslah. Kita bisa latihan senjata yang baru." Kekeh Jin sembari menata buku di rak.

Kalau boleh jujur, disini Jungkook tidak berfokus pada omongan Jin. Hanya satu hal dalam pikirannya; Ji Eun, bagaimana kabarnya sekarang? Ia mendengar para anggota bicara tadi pagi di ruang makan bahwa Ji Eun mendapat hukuman berat karena melakukan pelanggaran dalam membatalkan misi sepihak.

Jika benar itu terjadi, maka Jungkook tidak bisa tinggal diam. Dirinya juga pantas mendapat hukuman yang setara, karena ia Ji Eun membatalkan misi tersebut. Ji Eun telah menyelamatkan dirinya, apa hal seperti itu mendapat label 'salah' dalam organisasi ini? Meninggalkan rekan yang terluka, lalu pergi menyelesaikan misi sendiri? Begitu? Sistem yang benar-benar buruk pikir Jungkook.

Satu-satunya keinginannya sekarang adalah bertemu Ji Eun dan mengetahui semuanya.

~o0o~

Ruangan tersebut memuat atmosfer panas, Jaehyun sedang duduk di kursinya memijit pelipis dengan raut wajah pusing. Tidak ada yang mengerti beban Jaehyun sekarang. Rencana penyatuan, kegagalan Ji Eun memimpin misi, hingga kekecewaan petinggi pada CR. Semua sudah cukup membuatnya hanya bisa tertidur kurang lebih tiga jam sehari.

Lalu apa lagi sekarang? Jungkook terus melontarkan kalimat tak masuk akal. Mulai dari kesalahannya hingga pencabutan hukuman Ji Eun yang menurut Jaehyun sama sekali mustahil terjadi.

"Jungkook cukup! Kau tau posisi kita? Jangan lupakan aku ini ketua dan kau hanya anggota, atas dasar apa kau berani memerintahku? Keputusan tentang hukuman Ji Eun telah bulat, dan hukuman itu langsung dari Panglima Do."

Jungkook tak goyah, ia tidak akan pernah menerima perintah Jaehyun untuk pergi dari sana sebelum hukuman Ji Eun dicabut.

"Kalau begitu, hukum aku dengan hukuman yang persis dengan Ji Eun. Aku adalah penyebab ia gagal menjalankan misi, lalu kenapa kalian tidak memberi hukuman berat padaku." Ucap Jungkook sarkas.

Helaan nafas terdengar, menandakan Jaehyun sudah benar-benar muak dengan semuanya. Ia mencoba sabar untuk meladeni anggota baru seperti Jungkook. Baiklah, mereka teman di luar tapi dalam organisasi tidaklah sama.

"Aku masih punya pertimbangan atas kondisi kesehatanmu. Namun bukan berarti hukuman tidak dijatuhkan padamu, setelah ini kau akan menulis 200 lembar laporan dalam waktu tiga bulan lalu membersihkan halaman belakang selama enam minggu berturut-turut." Final Jaehyun, sekarang tidak ada lagi bantahan yang ia terima.

"Jika itu keputusanmu, baiklah."

Tidak terjadi penolakan lagi, Jungkook langsung pergi meninggalkan ruangan Jaehyun dengan harapan bisa bertemu Ji Eun.

Bahkan lorong sunyi yang kini ia lewati tidak memberi tanda bahwa Ji Eun ada disana. Jungkook gelisah, takut ia tidak bisa melihat wanita itu pergi. Restorie adalah tempat bagi para anggota yang menjalani masa hukuman. Tempat itu semacam markas kecil di tengah hutan yang sulit diakses kendaraan. Sepertinya Ji Eun berangkat menggunakan kereta kuda, walau di masa seperti ini kuda sudah jarang dijadikan alat transportasi. Kecuali bagi keluarga kerajaan yang masih rutin menggunakan kereta kuda.

Bahkan beberapa hari Jungkook dirawat, Ji Eun tidak sedikit pun menjenguknya. Sempat ia bertanya pada Jin apakah Ji Eun sibuk, Jin menjawab Ji Eun sibuk mengemas barangnya untuk dibawa ke Restorie.

Lonceng gerbang markas berbunyi menandakan seseorang melewatinya , mendengar itu Jungkook teringat Ji Eun. Ia segera mencari Ji Eun ke sana. Benar saja, Ji Eun baru akan berangkat menggunakan kereta kuda.

Jungkook tidak ragu mencegah Ji Eun, ia tau hari ini adalah perpisahan Ji Eun dengan CR sebelum resmi hengkang karena hukuman.

"Ji Eun,"

Ji Eun menyadari kehadiran Jungkook dan terkejut karena Jungkook memanggilnya tanpa embel-embel 'wakil ketua'. Apa yang dipikirkannya? Kenapa ia ada disini? Bukannya ia masih dalam masa pemulihan?

"Kau selalu tidak sopan," Tegur Ji Eun, tapi jujur ia tidak marah kali ini.

"Maaf, karena aku kau mendapat hukuman. Harusnya malam itu aku tidak lengah." Ucap Jungkook.

Ji Eun terkekeh pelan, "Kau pikir aku benar-benar membatalkan misi karena dirimu? Tidak sama sekali, aku membatalkan misi karena nyawa ku sedang terancam. Kata orang, tidak ada yang lebih penting dari diri sendiri bukan?"

Jungkook memberikan tatapan yang dalam, menelisik lebih jauh arti tawa Ji Eun dan senyumannya. Jungkook sadar, bahwa Ji Eun tidak jujur. Ji Eun berbohong, apa yang sebenarnya coba ia sembunyikan?

"Meskipun kau sudah bilang begitu, aku tetap bersalah. Jaga dirimu wakil ketua, aku berharap tiga bulan di Restorie berlalu dengan cepat untukmu." Jungkook tidak memberikan klarifikasi tentang perkataannya tadi, ia justru memberikan ucapan perpisahan.

Ji Eun sedikit terkejut, ia merasa getaran aneh dalam dirinya. Perasaan menghangat, seluruh pikirannya seperti di manipulasi oleh perasaan bahagia. Belum pernah ia merasa seperti ini, ini pertama kalinya. Ji Eun bingung dengan dirinya sendiri. Sampai akhirnya ia tersadar bahwa sebentar lagi ia harus berangkat.

Menatap wajah Jungkook membuatnya sedikit lega, karena perasaan itu sedikit mereda. "Aku benci sikap tidak sopanmu, betapa aku lelah setiap hari melihatmu. Aku masih belum mengerti ini...tapi, untuk pertama kalinya aku tidak menyesal menyelamatkan seseorang. Ketika aku kembali, aku berharap bisa menemukan artinya."

Bersamaan dengan suara langkah kaki kuda terdengar, rintik hujan membasahi tanah. Jungkook tidak menjawab perkataan Ji Eun, biarlah semua terjawab tiga bulan lagi.

***

Jungkook menatap pria paruh baya yang merupakan ayah Yeri, Tuan Kim. Sudah lama ia tidak melihat Tuan Kim pasca kematian mendiang istrinya dua tahun lalu. Lalu apa gerangan tiba-tiba ia ingin bertemu Jungkook? Walaupun sebelum ini mereka sudah pernah bertemu untuk sekedar makan malam bersama berhubung Yeri adalah sahabat Jungkook.

"Aku sudah dengar dari Yeri, kalau kalian berdua tengah menjalani hubungan. Aku senang mendengarnya," Perawakan Tuan Kim yang ramah membuat Jungkook sedikit tidak enak.

"Senang mendengarnya, Tuan Kim." Jungkook memberikan senyuman tipis.

"Tidak perlu formal, aku punya sedikit kejutan untukmu." Ucapan Tuan Kim seketika menarik perhatian Jungkook, kejutan apa yang dimaksud?

Tuan Kim tersenyum penuh arti, ia melirik Jungkook sekilas. "Bagaimana kalau ini mungkin menyangkut kerajaan?"

Hening, Jungkook memilih mendengarkan semua penjelasan Tuan Kim. Semuanya berhasil membungkam Jungkook dengan kenyataan pahit. Di satu sisi ia merasa luluh dan disisi lain ia telah setuju. Kenapa justru disaat seperti ini? Sebuah rahasia terpendam yang menyimpan masa lalu kelam seseorang.

***

O iya author lupa kasi note...

Jadi kalau tanda pemisah part nya kayak gini (***) itu artinya mereka di tempat yang sama namun beda waktu dan suasana.

Tapi kalo kayak gini (~o0o~) itu artinya mereka memang udah beda latar, waktu, maupun suasana yaa

Ditunggu jejaknya:v

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang