Ch. 21

109 27 0
                                    

Bunyi sentuhan gelas menggema, terangnya cahaya lampu ini menyelimuti istana. Anehnya masih banyak masyarakat diluar istana yang jauh di pedalaman desa mengira bahwa bangunan istana seperti yang mereka lihat di film animasi. Padahal sebenarnya istana tidaklah seperti itu, di desain dengan arsitektur terbaik menjadikan setiap sudut istana tampak lebih modern daripada yang dibayangkan.

Hanya saja ruang utama dan beberapa ruangan khusus masih dibuat seperti konsep dari zaman ke zaman, sederhana dan penuh benda klasik. Meskipun belum malam, istana tidak pernah sepi untuk satu hari ini. Hari istimewa bagi seorang putri mahkota kerajaan.

"Yang Mulia," Jungkook serta Yugyeom sontak membungkuk sopan dan menghentikan aktivitas mereka sejenak.

Raja datang dengan beberapa orang, tentu saja Perdana Menteri yang merupakan ayahnya Yeri. Beberapa yang lain adalah anggota petinggi yang tampak sangat arogan.

Raja tampak santai, sepertinya ada banyak hal yang sudah ingin ia bicarakan. "Ah Jeon, sudah lama kita tidak berbincang terutama mengenai ayahmu--"

Raut wajah Jungkook mendadak suram, Raja menyadarinya dengan cepat memotong kalimat yang menggantung dimulutnya. Topik ini adalah yang paling dihindari Jungkook, bukan karena apa tapi ia sendiri tidak pernah ingin menanyakan hal itu pada siapapun ataupun menjawab apapun tentang itu. Sudah lebih dari dua puluh tahun sejak terakhir ia bertemu ayahnya atau mungkin ia tidak pernah menganggapnya sebagai sosok ayah lagi.

Dengan sopan Jungkook mengalihkan arah pembicaraan tak nyaman tadinya, "Saya menyukai dekorasi anda Yang Mulia, anda sangat mengerti seni dan saya kagum dengan ketertarikan anda."

Yugyeom mengerti keadaan sekarang, tapi ia merasa kesal karena sepertinya Raja hanya mengenal Jungkook saja.

"Senang bertemu dengamu, Yang Mulia." Maka dengan susah payah, Yugyeom harus memulai percakapan.

Raja hanya mengangguk saja, sedangkan Perdana Menteri melihat situasi ini. Sekedar menilai, apa cuma perasaannya saja kalau Raja seperti mengincar sesuatu yang berhubungan dengan Jungkook?

"Jeon, apa kau bersedia bergabung dengan makan malam petinggi?" Raja bertanya, cukup aneh bagi orang yang sudah mengenal sifat Raja. Karena Raja cenderung tidak meminta atau bertanya apabila ingin sesuatu.

Lagi, Yugyeom tau bahwa kali ini Jungkook menang banyak. Kenapa hidup temannya itu tampak beruntung sekali?

~o0o~

"Aku penasaran tentang rencana selanjutnya terhadap Lee Ji Eun, apa kita harus segera bergerak?" Tanya salah satu petinggi.

Jungkook meletakkan kembali gelas kaca itu ketika mendengar nama yang tidak asing ditelinganya.

"Tidak perlu terburu-buru, kita perlu menyusun dengan rapi. Biarkan aku yang menanganinya," Panglima Do, tangan kanan Raja.

"Kenapa kita terus menundanya? Aku hanya merasa aneh, sedari dulu kenapa kita tidak boleh menghabisi darah kerajaan?" Tanya Perdana Menteri Kim, kali ini ia tidak tahan lagi untuk menyimpan pertanyaan besar itu di otaknya.

Bunyi gesekan kursi terdengar, seseorang berdiri dari kursinya. Jungkook merapikan lengan kemeja putihnya, ketika ia sadar semua mata tertuju padanya ia sedikit membungkuk lalu kembali tegak.

"Saya ada urusan diluar Yang Mulia, terima kasih telah mengizinkan saya bergabung dalam makan malam kali ini. Mungkin di lain kesempatan kita bisa berbincang lebih banyak." Ucap Jungkook seraya berjalan keluar ruangan.

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang