Ch. 6

166 42 1
                                    

Sinting. Perkataan Jungkook dua hari lalu di kuil itu terus terngiang di telinga Ji Eun. Ia merasa tak percaya, tapi bagaimana kalau itu benar? Sedangkan apa yang terjadi di gudang malam itu Ji Eun tidak bisa mengingatnya sama sekali. Apa itu nyata? Apa mereka melakukannya?

Ia memutuskan mencari makanan, ia harus keluar dari markas. Persetan dengan Jaehyun, batinnya sungguh bimbang sekarang. Bagaimana tidak, mendapati dirinya dan Jungkook melakukan hal itu sudah cukup mengguncang Ji Eun. Walaupun sampai hari ini ia masih belum percaya, baru beberapa hari setelah kejadian di gudang malam itu. Tentu saja belum ada bukti spesifik tentang dirinya dan Jungkook.

Baru saja akan naik ke mobil, Jungkook lebih dulu masuk dan mengemudi paksa mobil tersebut. Mereka berakhir dalam mobil bersama.

"Apa maumu?" Tanya Ji Eun dengan tatapan penuh kebencian.

Jungkook membalas tatapan tersebut dengan lembut, "Kita tidak bisa seperti ini, apa kau ingin menghindar terus?"

"Aku ini wakil ketua mu, lancang sekali kau bicara seperti itu sialan!" Ketus Ji Eun.

Terdengar hembusan nafas kasar dari Jungkook, "Tidak bisa kah kau lupakan statusmu sementara? Atau kau ingin aku membahas perihal malam it--"

"Hentikan. Apa kau tidak punya malu? Menjijikkan." Raut wajah dingin Ji Eun tidak berubah.

"Kenapa aku yang harus malu? Kau yang memulainya," Perkataan Jungkook memblokir alasan Ji Eun selanjutnya.

Ji Eun tidak bisa terus begini, ia menatap ke sisi lain wajah Jungkook. "Aku tidak percaya."

"Terserah wakil ketua keras kepala, kau akan mengetahuinya nanti. Kita perlu makan siang sekarang," Jungkook menaikkan kecepatan mobilnya.

Ji Eun pasrah, ia tidak bisa menghindar lagi sekarang. Andai saja ia seperti para artis diluar sana maka sudah pasti akan terlibat skandal besar bersama pria asing.

Sebuah restoran bergaya modern dengan nuansa putih menjadi tempat tujuan mereka, Ji Eun tidak mengerti kenapa Jungkook membawanya kesana. Mereka bukanlah dua orang yang dekat, seharusnya tidak pergi bersama.

"Makan saja, jangan terus menatapku." Ucap Jungkook santai, Ji Eun memalingkan wajahnya.

Ia mulai kesal, meskipun sebelumnya ia sudah menyimpan kebencian terhadap pria dihadapannya ini.

"Aku muak dengan sikapmu, tidak sopan dan begitu membuatku risih." Ucap Ji Eun sarkas.

Jungkook tersenyum, "Lalu? Aku tidak bisa bertanggung jawab kalau wakil ketua ku yang kejam ini...nantinya malah jatuh cinta padaku." Jungkook menekan nada bicaranya pada akhir kalimat yang ia ucapkan.

"Konyol sekali," Ji Eun berdecak kesal, ia ingin sekali membunuh pria dihadapannya.

Sebuah pesan masuk di ponsel Ji Eun mengalihkan perhatiannya, ia lekas membukanya.

"Kita harus kembali," Ucapnya, Jungkook hanya terdiam karena tidak begitu mengerti. Ia memilih mengikuti kemana wanita itu pergi.

~o0o~

"Apa? Menyamar? Bersama Jungkook? Aku tidak sudi." Ketus Ji Eun melipat kedua tangannya di dada.

Jaehyun menghembuskan nafas asal, ia tau akan terjadi penolakan dari Ji Eun yang dapat dipastikan. Jaehyun mengenal Ji Eun sejak mereka masih remaja, ia tau sifat keras kepala Ji Eun tidak pernah hilang.

"Ji Eun, aku tidak punya waktu untuk itu. Kau tau, rencana pernyatuan itu sudah cukup memusingkan. Aku memberi perintah untukmu, dan perintah pertama untuk Jungkook." Jelas Jaehyun berharap Ji Eun mengerti.

Sweet Requiem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang