Prolog

321 85 33
                                    

Indonesia, September 2024

Dunia telah hancur diserang oleh virus yang mematikan. Virus itu bernama Sufal. Bentuknya seperti kumpulan paku-paku. Menginfeksi saluran pernafasan dalam hitungan menit. Sufal telah menelan banyak korban ratusan juta manusia. Kini, umat manusia dihadapkan dengan bencana besar. Ini seperti sebuah kiamat. Kiamat yang tak terhindarkan.

Bencana ini sudah berlangsung selama empat tahun lamanya. kota-kota menjadi seperti kota mati berhantu, gelap tak terawat hingga rumput-rumput liar meninggi di pelataran, bahkan di sela-sela dinding. rumah-rumah tak bertuan perabot berserakan. tak ada aktifitas apapun kecuali para penyintas yang berusaha bertahan diantara mayat-mayat bergelimpangan di jalan, di gedung, dimanapun. Membusuk menyisakan tulang belulang tanpa penghormatan terakhir yang layak.

Gumpalan asap hitam mengepul meninggi ke langit sebagai pemandangan yang melegakan. Bukan kebakaran, itu adalah para penyintas yang sedang membakar mayat-mayat guna menghentikan penyebaran virus. Mereka membakarnya bagai tumpukan kayu bakar yang di lumuri lelehan ban karet mobil.

Kini, virus itu semakin berbahaya. bermutasi menjadi ganas, tidak hanya menyerang pernafasan saja. Namun, Sufal juga menyerang saraf otak. Membuat lima puluh persen kesadaran akal sehat menghilang. Orang-orang yang terinfeksi menjadi brutal, bukannya lemah terbaring di atas ranjang. Mereka berkeliaran mencari penyintas untuk dimakan. ya dimakan. Sufal telah merubah mereka menjadi kanibal buas yang memakan hidup-hidup daging manusia bahkan yang sudah menjadi bangkai pun mereka lahap.

Antara penyintas dan manusia kanibal saling memburu satu sama lain. Mereka, penyintas mempersenjatai diri masing-masing dengan peluru tembak, golok, atau benda tumpul lainnya. Sang penyintas yang masih memiliki kecedasan manusia, mereka memasang jebakan. Ada yang tebuat dari jaring, lobang palsu atau tembak di tempat dengan umpan daging manusia yang telah menjadi bangkai.
Manusia-manusia kanibal itu semakin banyak, entah dari mana datangnya, menyebar ke seluruh kota. menyisir gedung-gedung kosong, berkelelar di jalanan. bahkan mulai menyasar desa-desa terpencil di pegunungan.

Siang ini di sebuah tempat yang jauh dari kota dan manusia kanibal. Desas-desis angin bertiup menggugurkan dedaunan. Jatuh ke jalan beraspal berserakan bersama kantong-kantong sampah plastik. Jalan raya yang membelah hutan nampak sepi walau di sebarang ada beberapa bangunan bekas toko-toko. Disana terlihat mobil hitam berkarat terparkir sembarangan. Pemiliknya meninggalkan mobil itu untuk bersembunyi atau sudah meninggal karena sufal. Entahlah, hal yang serupa terjadi seluruh belahan bumi. Mobil, barang mewah tak ada harga. Yang paling berharga adalah pasokan makanan. Tak jarang, dalam memperebutkannya terjadi penumpahan darah.

◼◼◼

Publish 28-7-2020

RAJANAMI [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang