Jihan. Gadis itu berjalan diantara guguran daun kering di sisi hutan, senapan angin terslempang di bahu kanannya. Ransel besar berisi banyak perlengkapan pribadinya ia pikul hingga menimbulkan bekas memar di pundak. Bekas luka itu tertutupi oleh jaket lusuh berwarna hitam yang entah kapan terakhir kali ia bersihkan. pundaknya nyeri sesekali. Namun, lebih terasa nyeri perutnya yang kosong.
Kakinya panas sebab berjalan dan berlari selama berhari-hari tanpa henti menghindari manusia kanibal. Jihan merasakan perih pada jempol kaki yang melepuh di dalam sepatu. Lepuhannya begesek-gesek hingga menimbulkan luka. Darah menembus pada kaos kaki yang awalnya putih berubah warna merah kecoklatan bercampur debu yang masuk dari rongga-rongga sepatu.
Jihan tak tahan lagi dengan rasa perih pada jari-jari kakinya. Ia berhenti di bawah pohon untuk membuka sepatu. Tak ada yang bisa diperbuat kecuali membalut kaki dengan kain kemeja kotak-kotak yang ia ambil dari dalam ransel. Jihan menyobeknya dengan pisau lipat. Tangannya bergetar antara menahan sakit dan menahan lapar berputar-putar membalut kaki.
Makanan yang terakhir masuk mulutnya adalah dedaunan, air yang terkahir ia teguk adalah embun rerumputan. Bibirnya kering pecah-pecah mengelupas bagai sisik, wajahnya yang manis berubah pucat pasi dipenuhi debu. Satu-satunya yang dapat ia telan saat ini hanya ludahnya sendiri dan cucuran air mata yang terasa asin.
Jihan masih teringat-ingat bagaimana wajah menyeramkan para manusia kanibal saat memandanginya. Matanya melotot dengan garis akar memerah tergurat di bola mata. Mulut penuh darah sisa makan daging manusia kemarin, kemarinya lagi, bermingu-minggu lalu yang menumpuk merubah warna gigi semula putih berubah coklat kemerahan. Mereka tak bertaring seperti vampire namun mampu memakan daging manusia mentah-mentah seperti binatang buas. Kulitnya pucat dengan pembuluh darah yang membiru.
Dalam samar-samar pandangan lamunannya. di balik pohon-pohon, Jihan melihat sebuah bangunan bercat putih. Ia bergegas mengenakan kedua sepatunya lagi. lantas berjalan memastikan benar dengan apa yang dilihat bukanlah halusinasi.
Jihan gadis berambut panjang terikat itu bernapas lega setelah melihat terdapat sebuah bangunan bekas minimarket di sebrang jalan. Ia mengintai terlebih dahulu dari balik pohon sebelum mengais sisa-sisa bahan makanan. Jihan bersiap membidik mawas manusia kanibal yang barangkali tiba-tiba muncul.
Biasanya para pencuri akan saling berebut sisa-sisa bahan makanan. Jika beberapa hari lalu Jihan berhadapan dengan segerombolan penyintas bertopeng, maka pada kesempatan kali ini ia berharap tak bertemu siapapun. Sayang sekali jika melakukan pemborosan peluru hanya untuk menembaki kaki orang lain.
Baru setengah langkah, tiba-tiba saja seorang lelaki bermasker hitam berlari menyelonong masuk. Lelaki tersebut memeriksa barisan rak yang hampir kosong serta debu-debu menempel setebal satu centi meter. Sarang laba-laba terangkai sana-sini. Barang dagangan berserta sampah berserakan di lantai. Lelaki itu berusaha mencari bahan makanan. Nihil, ia tak menemukan satupun. Pada langkahnya kembali keluar, lelaki itu tak sengaja menendang sebuah kaleng berisi ikan tuna yang diawetkan di dalamnya. Setelah dicek tenggat waktu masa kadaluarsanya, rupanya tinggal beberapa hari lagi isi kaleng itu tak layak makan.
Dengan terburu-buru, lelaki itu memasukkannya ke dalam ransel hitam lusuh yang telah berubah warna menjadi kecoklatan miliknya. Agar tak betemu gerombolan bersenjata, lelaki itu bergegas pergi. Rupanya Jihan sedari tadi sudah mengintai lelaki itu dari balik tiang tembok penyangga bangunan minimarket. Jihan menunggu momen terbaik saat lelaki itu keluar pintu toko maka ia segera merebut makanan kaleng tersebut.
“Berikan itu padaku!” Seru Jihan. Jihan menodongkan senapan tepat mengarah dada. Lantas lelaki itu mengangkat kedua tangannya.
“Berikan sekarang!” Tegasnya.
Jari telunjuknya bersiap memantik senapan apabila ada pergerakan berusaha melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJANAMI [ON GOING]
Ciencia FicciónKehancuran sedang melanda dunia dengan datangnya berbagai bencana dan virus mematikan bernama Sufal. virus yang akhirnya bermutasi menjadi ganas. membuat kesadaran manusia perlahan hilang, kemudian menjadi manusia kanibal dan berakhir menjadi monste...