Kantin di gedung Covak Tower selalu buka dua puluh empat jam untuk para pekerja di gedung lantai bawah. Makanan yang disediakan cukup beragam, tidak seperti di distrik enam yang hanya ubi-ubian dan sayuran. di covak tower tersedia nasi, berbagai macam olahan sayuran, terkadang daging ayam, sapi, atau olahan seafood.
Pagi ini, dokter Johan dan dokter Sandra sedang mengantri menu nasi goreng seafood. Namun dokter Johan tidak begitu bernafsu makan sehingga ia hanya mengantri french toast dan segelas teh hangat. Dokter Johan membawa makanannya dengan nampan berbahan seng perak kemudian duduk di meja sebelah dinding kaca. Dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan halaman taman covak tower yang ditumbuhi pohon tabebuya dengan bunga merah muda yang sedang gugur di awal musim hujan.
Dokter Johan bertanya-tanya mengapa profesor hari ini tidak pergi untuk sarapan bahkan doktr Johan tidak melihat profesor keluar dari kamarnya. Padahal pukul sepuluh nanti sudah ada jadwal mengenai uji coba di laboratorium. Dokter johan celinguk-celinguk barangkali profesor Malik sudah terlebih dahulu mengambil sarapannya. Rasanya tidak mungkin profesor Malik telat bangun atau telat mengambil sarapannya. Profesor Malik adalah orang yang tepat waktu, hampir selama dua tahun profesor tidak pernah melewatkan sarapan. Kecuali saat profesor sakit beberapa bulan lalu dan dirawat di rumah sakit covak tower.
“Kenapa profesor tidak sarapan, Dok?” tanya doter Sandra pada dokter Johan yang sedang memandangi guguran bunga tabebuya.
“Dok,” dokter Sandra tampak memanggil sambil melambaikan tangan di depan muka dokter Johan yang masih melamun dan membiarkan french toast nya menganggur.
“Oh, kenapa saya jadi melamun. Apa yang dokter katakana baru saja?” tanya dokter johan setelah kembali dari pikiran yang berlari-lari.
“Mengapa Profesor tidak sarapan?” dokter Sandra mengulangi pertanyaan.
“Ah, itu juga yang sedang saya pikirkan, Dok.” Jawabnya kemudian mengambil pisau iris.
“Tidak biasanya profesor welewatkan sarapan,” dokter Sandra berkata kemudian menyuapi dirinya dengan sesendok nasi goreng.
Beberapa perawat memakai baju biru pastel datang membawa nampan makan mereka masing-masing. Mereka duduk di meja sebelah meja dokter Johan sembari menggunjing.
“Tidakkah kalian dengar, ada seorang profesor telah memalsukan kematian putrinya sendiri?” seorang perawat berkulit putih berkata.
“Darimana kau tahu itu?” perawat lain bermata sipit menimpali. Dokter Johan yang mendengar percakapan perawat-perawat itu langsung memahami siapa yang dimaksud adalah profesor Malik.
“Semua orang juga tahu, itu sudah menjadi rahasia umum di gedung ini.” jawab perawat berkulit putih.
“Tidakkah kalian dengar juga kalau…” perawat berambut ikal terdengar ingin mengatakan suatu rahasia.
“Kalau apa?” perawat bermata sipit bertanya penasaran.
“Kalau…” perawat berambut ikal celingak-celinguk. “Ada mata-mata di gedung ini, mungkinkah itu terkait dengan profesor yang memalsukan kematian anaknya?” katanya pelan. Namun, dokter !Johan masih bisa mendengar sembari berpura-pura acuh.
Dokter Sandra melirik-lirik perawat seolah mengerti siapa yang dimaksud para perawat itu.
“Bisa jadi, tapi siapa profesor itu?” tanya perawat bermata sipit.
“Entahlah, jika itu benar I Gede Putu dan Tujuh Singa tidak akan tinggal diam.” Jawab perawat berkulit putih.
Dokter Johan yang mendengarnya langsung menelan roti di mulutnya, dia sebenarnya menelan ludah bersamaan dengan rotinya. Yang ada dipikirannya adalah perasaan iba sekaligus tidak terima ada yang berani menyebarkan rumor berbau fitnah itu, meski profesor telah memalsukan kematian putrinya adalah sebuah kebenaran. Dokter Johan memalingkan wajah ke bunga tabebuya lagi yang terbang terlontar-lontar bersama angin terpikir olehnya bahwa; jangan sampai nasib buruk yang serupa keluarga Prof Lee Hwang terjadi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJANAMI [ON GOING]
Science FictionKehancuran sedang melanda dunia dengan datangnya berbagai bencana dan virus mematikan bernama Sufal. virus yang akhirnya bermutasi menjadi ganas. membuat kesadaran manusia perlahan hilang, kemudian menjadi manusia kanibal dan berakhir menjadi monste...