Covak Tower

122 63 25
                                    

Musim kemarau masih berlangsung di Indonesia, salah satu negara pemilik dua iklim. Terik panas matahari memantul dari bangunan gedung berkaca pencakar langit di kota terkahir. panasnya membias ke arah langit dan menyebar kemana-mana. Menyebabkan udara siang hari begitu panas.

Di bawah teriknya, seorang ayah duduk di bangku halaman salah satu gedung pencakar langit itu. Dengan raut wajah sedih, ia memandangi foto dirinya bersama sang putri. Hampir-hampir saja air mata menetes dari balik kacamatanya. Terpaksa ia tahan perasaan rindu itu berusaha agar tak meneteskan air mata, sebab sebentar lagi ia akan melakukan uji joba.

Profesor Malik Al Ghazali namanya. ia memakai jas putih hari ini. ia berjalan terburu dari lobi menuju ruang ganti di lantai lima gedung pusat penelitian Sufal yang bernama Covak Tower. Dimana para ilmuan terjenius dari sabang hingga merauke berkumpul. Di belakangnya diikuti oleh dr Johan.

“Prof, ada yang ingin saya bicarakan.” dr Johan berkata di dalam lift setelah memencet tombol nomor lima.

“Kita bicarakan  di ruang ganti saja, Dok,” Kata profesor malik.

“Baik, Prof.”

Lift berhenti di lantai tiga. ketika pintu lift terbuka, seorang dokter perempuan bernama Dokter Sandra melangkah memasuki lift dengan tujuan yang sama menuju lantai lima.

Profesor Malik adalah kepala projek bernama Covak-2. Sebuah projek penelitian untuk menemukan vaksin dan antivirus Sufal yang sudah berjalan selama satu tahun. Sementara dokter johan bisa dibilang asisten profesor. Namun hubungan mereka disatukan atas kehilangan orang-orang yang dicintai, atas pula dorongan kuat dalam misi besar yang sama demi keberlangsungan kehidupan manusia di masa depan. Profesor malik bersusia lima puluh tujuh dengan rambut sedikit botak sebagai kakaknya sedangkan dokter johan sembilan tahun lebih muda sebagai adiknya.

Dana triliunan rupiah telah digelontorkan beberapa investor. Sebagai penyandang dana, mereka lebih berkuasa dibandingkan pemimpin di kota tersebut. para pejabat hanya dijadikan boneka mainan di depan layar. Misi para investor jika vaksin dan anti virus telah ditemukan, alih-alih membantu yang sebangsa, memulihkan negara sendiri, mereka lebih memilih akan menjualnya ke penawar tertinggi. Dalam daftar prioritas mereka adalah Negara-negara maju seperti USA, China, UEA, dan Negara-negara maju eropa.

“Prof, profesor masih ingat dengan Alexandra? yang beberapa waktu lalu kita bertemu denganya di distrik satu?” profesor berusaha mengingat, ia membuka kacamatanya dan manaruh di meja. Dokter johan melirik sana-sini padahal tak ada satupun orang di ruang ganti laki-laki ini selain mereka berdua. Untuk melenyapkan kecemasannya, ia kembali ke pintu memastikan sudah terkunci rapat. Dokter johan kembali duduk berhadapan dengan profesor malik.

“Saya rasa, saya masih ingat.” jawab profesor malik.

“Alex, adik saya prof,” pengakuan dokter johan membuat profesor terkejut. Sepengetahuannya, dokter johan sudah tidak memiliki sanak saudara lagi. seluruh anggota keluarganya meninggal akibat sufal.

“Waktu itu, dokter bilang dia bekas tetangga sewaktu bertugas di Jakarta bukan?”

“Jadi begini, Prof. saya mohon merahasiakan hal ini dari siapapun. Adik saya bekerja sebagai pesuruh I Gede Putu sejak kota ini berdiri. Tugasnya adalah menangani hal-hal kotor seperti menjadi tukang pukul atau membereskan siapa saja yang hendak menghalangi ambisi I Gede. Ia terpaksa menjadi seperti itu karena saat wabah ini terjadi dia masih dalam proses pendidikan militer. Dia ditolak bergabung menjadi pasukan di distrik empat.”

“Empat tahun lalu, proyek covak pertama diresmikan. Percobaan sebanyak 661 kali gagal semua. Pada waktu itu proyek di kepalai oleh profesor Lee Hwang dari Tiongkok. Investor frutasi karena terlalu banyak kegagalan. Sementara negara-negara lain sedang berlomba-lomba menemukan vaskin dan antivirus itu. Dua tahun kemudian, Inggris menemukan pengobatan yang efektif, bukan vaksin atau antivirus. Lebih mirip dengan pengobatan flu biasa. Jelas ini memunculkan kekhawatiran diantara investor pendiri kota ini. I Gede Putu menyuruh anak buahnya mencari kandidat lain untuk memulai projek Covak-2. Saya yang mengetahui informasi ini dari alex, merekomendasikan Profesor Malik. Ia menyutujuinya.”

RAJANAMI [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang