"Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya seperti ini"~Yerim.
***
Soo bergerak tak enak diatas kasur, sudah beberapa jam setelah kepulangannya dari Rumah sakit. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
Namun yang membuat Soo merasa tidak enak adalah Taeyong masih berada dirumahnya. Soo sudah beberapa kali berusaha mengusir Taeyong, tapi dia sama sekali tidak ingin pergi.
Niat awalnya dia pulang adalah agar bisa bergerak lebih bebas. Namun harapannya pupus karena Taeyong terus saja menyuruhnya untuk beristirahat.
"Kenapa dia sama sekali tidak ingin pulang" kesalnya.
Soo bangun dari kasur, dia berjalan untuk membuka pintu. Memastikan apakah Taeyong sudah pulang apa belum.
Soo membuka sedikit pintu untuk dan mengintip sedikit. Dia melihat Taeyong tengah memainkan ponselnya.
Soo membuang nafas kesal. Tapi dia langsung buru-buru menutup pintu kembali setelah melihat Taeyong beranjak dari tempat duduk.
Soo langsung membaringkan tubuhnya dan berpura-pura tidur saat Taeyong memasuki kamarnya.
Taeyong berjalan mendekat kearahnya, dia menepelkan punggung tangannya dikening Soo.
"Sudah tidak demam lagi" gumam Taeyong.
Dia mengelus lembut rambut Soo "aku akan pergi sebentar, nanti aku akan kembali lagi" ucapnya.
Perlahan Taeyong memajukan tubuhnya dan mendekat kearah Soo. Dia mencium kening Soo sebentar. Setelah itu langsung pergi meninggalkan kamar Soo.
Tanpa Taeyong sadari Soo merasa sangat gugup. Entah kenapa saat Taeyong mencium keningnya perasaan Soo menjadi tenang dan hangat.
Perlahan Soo membuka matanya. Dia menyentuh kening yang tadi sempat dicium oleh Taeyong.
Soo tersenyum samar, dia mulai menyadari perasaannya pada Taeyong.
***
Seperti biasa, Yerim sudah bersiap untuk pulang. Kali ini Yumi mengajaknya untuk pulang bersama karena kebetulan mereka yang terakhir.
"Aku tadi melihatmu berbincang dengan seorang wanita, apa itu kenalanmu?" tanya Yumi.
"Aku tidak mengenalnya sama sekali. Dia hanya pelanganggan saja" jawab Yerim
"Sepertinya dia sangat sombong , sangat terlihat jelas diwajahnya"
"Sudahlah jangan berbicara seperti itu, tidak baik Yumi"
"Baiklah-baiklah"
Mereka berdua berjalan santai dengan beberapa obrolan ringan. Terkadang Yerin juga tertawa mendengar lelucon yang Yumi lontarkan.
Saat mereka tengah berjalan, sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat didekat mereka. Yerim maupun Yumi menyerit bingung.
Pintu mobil terbuka, seorang wanita paruh baya turun dari mobil dengan terburu-buru.
Yerim diam, lebih tepatnya terkejut. Dia tak menyangka akan bertemu dengan sosok wanita yang begitu ia rindukan selama ini.
"Eomma" gumamnya terkejut.
"Yerim, apa kau mengenalnya?" tanya Yumi yang terlihat bingung dengan situasinya.
"Yerim-a" panggilnya pelan.
Yerim masih tetap diam. Perlahan air matanya jatuh begitu saja. Dia menangis.
"Yerim ini Eomma sayang" ucapnya lagi.
Yerim menatap dengan sendu "Eomma" panggilnya dan langsung berhambur kepelukannya.
"Maafkan Eomma Yerim. Maafkan" tangisnya.
"Eomma aku sangat merindukanmu" ucap Yerim masih dalam pelukan sang ibu.
Yumi hanya terdiam menyaksikan moment mengharukan ini. Dia tak menyangka jika Yerim selama ini adalah anak orang kaya terlihat sangat jelas dengan mobil dan pakaian yang ibunya pakai.
"Apa selama ini kau baik-baik saja" tanya Eomma melepaskan pelukannya.
Yerim mengangguk sambil terisak "aku baik-baik saja"
Eomma Yerim menatap sendu kearah putri satu-satunya yang begitu dia cintai dan rindukan.
Selama ini dia sangat menyesal karena telah melepas Yerim. Seharusanya dia menahan Yerim untuk tidak pergi saat itu. Dia sangat menyesal. Melihat Yerim tumbuh seperti ini membuat hatinya sangat sakit. Bagaimana anaknya tumbuh dengan luka dihatinya, bagaimana anaknya tumbuh tanpa orang tuanya.
"Kau akan pulang?" tanyanya
Yerim mengangguk singkat,
"Baiklah Eomma akan mengantarkan kalian"
"Aku naik bus saja" ucap Yumi
"Tidak nak, kau pulang bersama kami saja, aku akan mengantarmu" ajaknya
Yumi merasa sangat tidak enak jika harus pulang bersama mereka. tapi jika menolak Yumi merasa tidak juga pada Yerim.
"Baiklah"
Mereka akhirnya pergi bersama menggunakan mobil ibunya Yerim.
Diperjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan lebih tepatnya mereka sama-sama canggung, Yerim pun merasa sangat canggung karena ini pertama kalinya setelah 8 tahun dia bisa menaiki mobil ibunya lagi.
Yumi melirik kearah Yerim dan ibunya, Yumi tau mereka sama-sama rindu meskipun Yumi tidak tau apa yang terjadi selama ini tapi dia dapat merasakan bahwa mereka sudah tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama, terlihat jelas bagaimana sang ibu menggenggam tangan Yerim erat seolah tak ingin kehilangan lagi.
"Aku turun disini saja, ini sudah dekat" ucap Yumi.
"Benarkah?" tanya Yerim
Yumi mengangguk singkat "iya, aku hanya perlu berjalan sedikit memasuki gang dan setelah itu sampai" jelasnya.
"Baiklah. Tolong berhenti disini" ucap ibunya Yerim yang memerintahkan supirnya untuk berhenti.
Mobilnya sudah berhenti, Yumi segera turun setelah mengucapkan terimakasih pada Yerim dan ibunya.
Kini tinggal mereka bertiga yang berada didalam mobil. Yerim masih belum mengucapkan apapun.
"Eomma akan memabawamu kerumah" ucapnya
Yerim langsung menoleh terkejut, dia tidak ingin pulang sekarang lebih tepatnya dia belum berani untuk bertatap muka kembali dengan sang ayah, dia juga tidak tau bagaimana reaksi Ayahnya saat bertemu dengannya lagi.
"Tidak Eomma, aku tidak ingin pulang sekarang" jawab Yerim
"Kenapa? Apa kau takut Ayahmu akan marah?"
Yerim hanya diam tak menjawab.
"Jika Ayahmu kembali menolakmu, Eomma akan membelamu, Eomma juga akan pergi dari rumah untuk menemanimu" jelasnya.
"Tidak Eomma jangan seperti itu, aku tidak ingin Eomma dan Appa bertengkar karena aku, jadi lebih baik aku pulang ke rumahku sendiri. Nanti jika aku sudah siap, aku akan pulang Eomma"
Dia menatap lekat pada Yerim, dia tak menyangka Yerim akan setakut ini pada Ayahnya sendiri. Tapi dia sangat mengerti akan hal itu, mungkin Yerim belum siap untuk pulang.
"Baiklah Eomma akan mengantarmu kesana"
Yerim mengangguk senang dan langsung memeluk erat tubuh ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You [Hiatus]
Novela Juvenil[TAHAP REVISI SETELAH SELESAI] Cinta dan Kebencian membuatku terjebak dengan semua permainannya. Membuatku mau tak mau harus kembali terikat dengannya. No copy copy *semoga suka yahh :)) jan lupa follow dan juga vote :)))