CHAPTER 9: Lust

4.2K 477 42
                                    

Tubuh Wonwoo beberapa kali terhentak ke depan saat Mingyu berusaha menggempurnya dari belakang. Agar tubuhnya stabil, Wonwoo meremat sandaran sofa sambil mendesah tak karuan.

Penis Mingyu yang melesak masuk menghantam lubangnya membuat Wonwoo meringis dan menitikan air mata sebab merasakan perih dan nikmat disaat yang bersamaan.

"Ahh~ Gyu, p-pelan-pelan!"

"Sempit sekali, Woo"

Mingyu ikut menggeram. Nafasnya memburu disusul dengan tubuhnya yang masih berusaha memasukan penisnya hingga masuk dengan sempurna ke dalam lubang Wonwoo.

Satu dorongan dan penis besarnya berhasil masuk sepenuhnya. Wonwoo mendesah, berikut Mingyu yang menunduk untuk mengecup setiap sisi punggung mulus suaminya.

"Ngh~ ohh~"

Wonwoo merasakan tubuh Mingyu yang mulai bergerak memaju-mundurkan pinggulnya. Penis Mingyu di dalam tubuhnya menubruk titik ternikmatnya. Mingyu menengadah. Lubang sempit Wonwoo melahap penisnya dengan sempurna, memijatnya dengan kehangatan di dalam sana.

Kedua tangan Mingyu tak tinggal diam. Tangan kirinya meremas dan memukul bokong Wonwoo, sementara tangan kanannya merancap penis Wonwoo yang menegak dan menggantung di bawah sana.

Bunyi tubrukan antara kulit dan kulit juga terdengar ribut, disusul bunyi kecipak dan kecupan yang membakar suasana menjadi lebih panas dan intim.

Tubuh Wonwoo merespon dengan baik, ia mencoba menegakan tubuhnya dan bersandar pada tubuh Mingyu yang masih menggempurnya dari belakang. Wonwoo menoleh kebelakang untung mendapatkan ciuman dari Mingyu dan tentu saja langsung ia dapatkan dengan mudah.

Salju masih turun dengan deras di luar sana, namun kegiatan mereka di dalam justru menghasilkan peluh yang membasahi tubuh dan itu membuat mereka semakin terbakar dengan birahi yang membuncah memanaskan tubuh.

Mingyu mendorong tubuh Wonwoo agar kembali menungging di depannya. Ia semakin menghentak-hentakan panggulnya disusul Wonwoo yang dapat merasakan penis Mingyu semakin membesar dan berkedut-kedut di dalamnya, menandakan bahwa prianya sudah mendapatkan titik ternikmat dan akan segera memuntahan cairan spermanya. Bersamaan dengan itu, Wonwoo lebih dulu menggelinjang saat dirasa dirinya juga mendapatkan klimaksnya.

Tubuhnya ambruk dan meraup nafas sebanyak-banyak saat cairan spermanya keluar melalui penisnya yang menggantung dan mengotori sofa serta tangan suaminya. Desahan Mingyu terdengar lega setelah pada akhirnya mengeluarkan spermanya tak selang berapa lama saat Wonwoo lebih dulu klimaks.

Mingyu menjilat salah satu tangannya yang terkena sperma milik suaminya sementara itu Wonwoo langsung memutar tubuhnya dan menduduki sofa yang sudah kotor bekas muntahan spermanya juga. Otomatis, koneksi tubuh keduanya terlepas. Wajahnya berhadapan dengan penis besar Mingyu yang masih terbalut kondom. Ia menggigit ujung kondom tersebut untuk meloloskannya dari penis Mingyu.

Cairan Sperma Mingyu masih mengalir, tanpa banyak berpikir ia langsung merancap penis Mingyu dengan mulutnya dan menjilat-jilat penis itu hingga sang empu mendadak kembali terangsang.

Wonwoo menghisap dan mengulum penis Mingyu dengan penuh nafsu, salah satu tangannya juga menjalar memijat-mijat testis Mingyu membuatnya mengerang tertahan.

Mingyu menikmatinya, birahinya semakin membucah melihat mata Wonwoo yang mendongak menatapnya dengan mulut yang penuh dengan penisnya. Mingyu mengelus-elus kepala Wonwoo seakan memberinya reward. Wonwoo melepaskan kulumannya saat merasakan penis Mingyu yang lagi-lagi mulai membesar di dalam mulutnya.

Mingyu menarik kepala Wonwoo dan mengambil alih penisnya untuk ia rancap sendiri dengan tangannya. Wonwoo membuka mulutnya lebar-lebar, menunggu cairan sperma Mingyu keluar dan menumpahkannya di dalam rongga mulutnya. Ia menelan sperma tersebut meski tidak semuanya karena Mingyu tiba-tiba menarik rahangnya dan melumat bibirnya, merasakan cairan cinta itu bersama-sama.

(✔) The Greatest Showman × MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang