CHAPTER 16: Silent Witness

3.6K 454 77
                                    

Entahlah, mungkin karena terlalu kalut mendengar kata-kata "terakhir kalinya" yang terus berputar menghantaui otaknya, Mingyu tahu-tahu saja sudah berlutut di depan selangkangan Wonwoo dengan penisnya yang sudah menusuk-nusuk lubang suaminya itu dengan brutal. Pria itu mendominasi dengan nafsu yang jauh lebih terangsang dibanding permainan mereka sebelum-sebelumnya.

Wonwoo tahu Mingyu tak bisa dikendalikan jika sudah bersetubuh dengannya, Mingyu akan terus mendominasinya bahkan di saat-saat terakhir seperti ini. Untuk itulah Wonwoo hanya bisa membuka kakinya lebar-lebar sementara Mingyu terus menusuknya dengan tubuh terbakar nafsu.

"Mhh!"

Mingyu menggeram seperti serigala. Ia tak main-main menggempur tubuh Wonwoo dengan beringas membuat pria dibawahnya mendesah erotis seperti pemain film porno.

"Ngh ah~! M-more M-mingyu~ ah~ fuck!"

Mingyu menyukainya, Mingyu menyukai bagaimana Wonwoo mendesahkan namanya dengan begitu indah. Berteriak kencang dengan suara dalam, melenguh bahwa ia menyukai apa yang Mingyu perbuat padanya.

Ini memang bukanlah seks pertama bagi Mingyu. Di masa lalunya ia sudah mencicipi begitu banyak tubuh para gadis. Berdada montok dan berbokong kenyal bukan suatu hal yang membuat tubuhnya terbakar seperti ini.

Fetish seorang Kim Mingyu adalah Jeon Wonwoo, pria pertengahan tigapuluhan dengan dada rata, puting merah muda yang mencuat keluar, penis kecil, bokong putih dan mulus, lubang anal sempit yang sedang menjepit penis besarnya, tidak akan ada yang bisa mengubah seleranya itu. Hanya Wonwoo yang mampu membuatnya menggila seperti ini.

Pinggul Mingyu terus menggenjot lubang Wonwoo dengan liar. Lengan kekarnya mencengkeram pinggul Wonwoo, memaju-mundurkannya dengan tidak sabaran dan membuat tubuh pria di bawah itu terus terhentak-hentak seakan ia adalah boneka seks yang tidak hidup.

Wonwoo meracau dengan tidak jelas sebab Mingyu menyumpal mulutnya dengan salah satu jempol besarnya, Wonwoo mengemut jempol Mingyu dengan begitu sensual. Memainkan saliva dan jempol di dalam mulutnya sementara penis Mingyu semakin dalam menggempur titik ternikmat yang ada di dalam tubuhnya itu.

Penis Wonwoo yang menggantung semakin menegang, bersamaan dengan ia merasakan penis Mingyu di dalamnya mulai membesar. Pria kurang ajar itu tidak lanjut bergerak setelahnya, membiarkan Wonwoo mengerang frustasi dengan tubuh yang ia naik turunkan sendiri untuk mendapat klimaksnya.

"Ahng~ M-mingyu.."

Tidak cukup. Wonwoo terlalu lemas hingga tak bisa memuaskan dirinya sendiri. Ia meremat paha Mingyu sekuat-kuatnya demi mendapatkan atensi pria itu agar kembali bergerak. Dari atas Mingyu meraup nafas, tersenyum miring sambil menampirkan anak rambutnya ke belakang. Ia bertolak pinggang menikmati pemandangan Wonwoo yang meracau frustasi dengan tubuh kecil nan kurus yang berusaha menggenjot penisnya.

Salah satu tangan Mingyu bergerak menjalar mencekik leher Wonwoo, menahan nafas pria itu dan baru setelahnya kembali bergerak liar memuaskan lubang anal Wonwoo.

Wonwoo tak bisa mendesah dengan benar, nafasnya tertahan oleh cengkeraman Mingyu pada lehernya. Dan satu hentakan kuat dari Mingyu membuat keduanya langsung mencapai titik klimaks bersama.

"Ah~"

Mingyu mengernyit, perasaan nikmat luar biasa saat spermanya yang meluber keluar dari dalam lubang Wonwoo. Cekikan Mingyu pada leher Wonwoo juga mengendur yang mana membuat pria submisif itu langsung meraih nafas sebanyak mungkin sekaligus mendesah samar-samar saat spermanya keluar membasahi tubuhnya sendiri.

(✔) The Greatest Showman × MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang