CHAPTER 12: Morse Code

3K 438 97
                                    

"Aku tidak bisa membawanya ke rumahku. Kau tahu, Wonwoo tidak menyukai anak-anak."

"Baiklah kalau begitu biarkan dia beristirahat disini dulu. Aku akan mengurusnya sampai siuman."

"Sepertinya anak ini baru saja diculik."

"Ya, sepertinya. Untung saja luka di tubuhnya tidak begitu parah. Hei, Kim! Bisakah kau mencari tahu tentang anak ini? siapa tahu di luar sana ada orangtua yang kehilangan anak."

"Itu perkara mudah. Tapi, apa dia akan baik-baik saja disini?"

"Cih! Apa maksudmu? Kau meragukanku yang pernah menjadi dokter ini?"

"Kau menyamar sebagai dokter spesialis ginjal, Jun. Bukan spesialis anak. Tentu itu berbeda."

"Ah sudahlah! Lebih baik kau segera pulang. Jangan khawatirkan anak ini. Dia sudah di tangan yang tepat."

"Berisik sekali."

"Kau yakin akan menjaganya sendirian?"

"Hei, aku ini lebih tua darimu, okey? Kenapa mengkhawatirkanku terlalu berlebihan dalam mengurus anak? Lagipula nanti Minghao akan men--"

"Apa?! Minghao?! Kau masih berurusan dengannya??!"

"Ugh, kepalaku!"

"Ehem.. hei, lihat! Sepertinya anak itu sudah siuman!"

Mendengar seruan Jun membuat Mingyu lebih dulu bergegas memasuki kamar yang sengaja tidak ditutup itu, berjaga-jaga jika anak yang tengah berbaring di ranjang kamar tamu Jun itu siuman, dan benar saja, anak itu sudah siuman.

"Nak, kau baik-baik saja?" tanya Mingyu.

Ia mengeluarkan sebuah senter kecil dan menyorotinya pada mata anak itu untuk memastikannya baik-baik saja.

"Siapa namamu?" tanya Mingyu sekali lagi, ia berusaha untuk menyadarkan sang anak yang masih tampak linglung.

Detik selanjutnya Jun dan Mingyu dapat mendengar bisikan kecil yang keluar dari bibir pucatnya, "Sa-mu-el."

Keduanya spontan bernafas lega.

"Syukurlah, dia baik-baik saja. Hanya ada luka luar dan setelah beberapa hari seharusnya luka-luka itu sudah sembuh." Mingyu berujar setelah menjauhi ranjang.

Jun mengangguk setuju. Ia menduduki sisi kosong pada ranjang yang ditempati Samuel setelah memeriksa cairan infus yang menggantung pada tiang di sebelah ranjang.

Pandangan pria itu turun memandang kaki-kaki Samuel yang masih mengeluarkan darah meski sudah dibersihkan dan diobati. Jun berpendapat bahwa Samuel pasti berlari dan tersandung beberapa kali tanpa menggunakan alas kaki.

Jun juga memperhatikan ada bekas goresan pisau, luka lebam dan memar pada pipi anak itu. Di leher dan kedua pergelangan tangannya juga terdapat luka serupa.

"Samuel, bisa beritahu pada kami apa yang terjadi? Sepertinya kau habis diculik?" Tanya Jun tidak sabaran. Membuat pergerakan Mingyu yang sedang mengemasi barang-barangnya terhenti. Ia berbalik badan memandang Jun dengan jengkel.

"Ya! Kenapa bertanya hal-hal yang rumit pada pasien yang baru siuman?!"

"Aku hanya penasaran!"

"Bertanya hal yang lebih enak didengar. Jangan sampai kau malah membuatnya ketakutan."

Jun tadinya hendak kembali membuka mulut, namun ia justru terpaku pada Samuel yang kini mengangkat lengan kecil dan jari telunjuknya itu seakan menunjuk sesuatu.

Pria itu tertegun dengan apa yang anak itu tunjuk. Samuel yang jelas masih lemah sedang menunjuk punggung Mingyu dengan jemari yang bergetar.

"M-mingyu.." suara lemah Samuel terdengar. Ia membuat Jun dan Mingyu sama-sama terkejut mendengar suara anak itu yang memanggil Mingyu dengan lirih.

(✔) The Greatest Showman × MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang