Mingyu kembali ke Seoul. Setelah mengurung diri selama tiga hari untuk mempelajari berkas-berkas kasus Wonwoo, Mingyu akhirnya keluar dari kamar sempit yang pernah ia gunakan saat bersama Wonwoo lima belas tahun yang lalu sebagai tempat berlindung.
Dengan pengalaman Mingyu yang dulunya pernah menyamar sebagai pengacara, ia sekali lagi mengubah identitasnya untuk sementara sebagai seorang pengacara senior bernama Park Mingyu. Setidaknya dengan pengalaman itu Mingyu sedikit banyak dapat membela Wonwoo saat persidangan nanti meski dari lubuk hatinya ia begitu khawatir.
Tentu saja Mingyu khawatir, daftar tuntutan yang diterima Wonwoo begitu panjang, hukuman terberat tak bisa terelakan. Jika meminta keringanan, Wonwoo hanya akan mendapat penjara seumur hidup dan itu sudah tergolong hukuman ringan untuknya.
Berkali-kali nafas Mingyu menghembus letih. Kedua tungkainya terus bergoyang gelisah di bawah meja sembari duduk menunggu terdakwa masuk ke ruang sidang.
Cukup banyak yang mendatangi persidangan terakhir hari ini dan hampir memenuhi kursi ruang sidang. Mingyu tak tahu jelas siapa saja orang-orang tersebut namun dari sudut barisan kursi, ia dapat melihat Jun dan Minghao di sana. Minghao tersenyum kepadanya sementara Jun hanya melirik ke arahnya dengan otot wajah yang kaku. Terlihat jelas dari raut Jun bahwa ia juga begitu khawatir dengan persidangan terakhir ini.
Samar-samar dari pandangan Mingyu, ia juga menemukan Joshua di barisan tersebut. Entah dia salah lihat atau bagaimana, hanya saja jika benar Joshua ada di sini, batin Mingyu harus mempertanyakan hal tersebut sebab yang ia ingat Joshua atau Jisoo itu saat ini sedang berada di Italia.
"Apa terdakwa sudah siap menghadiri sidang hari ini?" Pertanyaan sang hakim dilayangkan pada jaksa yang duduk jauh di seberang Mingyu.
"Tentu." Sang jaksa menjawab singkat.
"Terdakwa Jeon Wonwoo, silahkan memasuki ruang sidang."
Spontan, seluruh audiens yang berpakaian serba gelap itu berdiri. Sepersekian detik Mingyu baru sadar bahwa audiens tersebut adalah anak-anak buah Wonwoo terdahulu. Para anggota yang tersisa adalah bawahan Wonwoo paling setia. Orang-orang yang sudah dibangkitkan Wonwoo saat mereka berada dititik terendah dalam hidup.
Sungguh, bulu kuduk Mingyu meremang melihat barisan para mafia kelas kakap tersebut memandang Wonwoo dengan pandangan menghormati. Membungkuk dalam seakan menaruh respek yang begitu besar. Tak ada yang mencurigai latar belakang mereka semua. Yang orang-orang lihat mereka hanya seperti kumpulan orang biasa yang menghadiri persidangan kerabat.
Beberapa di antara mereka juga menangis. Menaruh penyesalan yang teramat sangat melihat petinggi mereka harus mengayomi tanggung jawab yang begitu besar. Sekeras apapun hati para mafia itu tetap saja melihat Wonwoo menanggung semuanya sendirian membuat perasaan mereka hancur.
Wonwoo sudah menduduki kursi di depan hakim sebagai tersangka. Ia menolehkan kepalanya memandang Mingyu yang tiba-tiba saja sudah berdiri dengan kedua tangan yang terkepal bertumpu di atas meja.
Pupil mata Mingyu menyusut. Urat nadinya mencuat keluar dari pelipisnya. Darah berdesir dan jantungnya memanas. Setelah delapan bulan, seperti itulah ekspresi Mingyu yang ia layangkan pada Wonwoo dengan bibir pucatnya itu--marah, terkejut, bingung.
Bukan. Bukan seperti ini.
Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu setelah delapan bulan. Mingyu tak bisa mengunjungi Wonwoo sebelum persidangan sebab ia tak diizinkan entah karena apa.
Seharusnya Mingyu menyambut Wonwoo dengan suka cita. Memeluk dan mencium Wonwoo di depan hakim dan seluruh orang-orang di ruang sidang tanpa menggubris tatapan mereka. Menghibur Wonwoo dan meyakinkan bahwa dirinya akan membuat Wonwoo keluar dari penjara. Ya, seharusnya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) The Greatest Showman × MEANIE
FanfictionEverything untold between each other and about their marriage. ❝ I seemed to feel that you're the greatest showman and our marriage is like your bigger show. ❞ _____ [BxB Content | Marriage Life | Mafia x Spy AU] ⚠️𝗧𝗛𝗜𝗦 𝗦𝗧𝗢𝗥𝗬 𝗖𝗢𝗡𝗧𝗔𝗜𝗡...