Heartbeat - 08.

1.2K 204 81
                                    

*

Happy Reading

*

















*

"Selamat pagi." Sapa Tzuyu saat Sana membukakan pintu apartement.

"Selamat pagi, Tzuyu-ah." Balas Sana.

"Sudah siap?"

"Ya."

Tzuyu merangkul Sana dan mereka berjalan bersama-sama menuju lift.

"Kenapa kau tidak menghubungi Jennie dan katakan padanya untuk berangkat bersama?" Saran Tzuyu. Sana mengibaskan tangannya.

"Jennie pergi bersama Chaeyoung oppa"

"Apa? Kenapa? Maksudku, kenapa Chaeyoung hyung harus repot-repot melakukannya? Aku bisa mengantar kalian bersama-sama." Ujar Tzuyu.

"Sudah aku katakan padamu bahwa ada sesuatu di antara Jennie dan oppa. Semalam oppa tidur di apartement Jennie." Kata Sana dengan tersenyum lebar.

"Apa?!" Tzuyu tidak bisa menutupi keterkejutannya. Mereka masuk ke dalam lift saat lift terbuka.

"Kenapa hyung tidur di sana?" Tanya Tzuyu.

"Entahlah. Semalam Chaeyoung oppa berkata jika ia ingin mengecek apakah Jennie sudah pulang atau belum, lalu kemudian ia tidak kembali hingga tadi pagi saat bersiap-siap untuk mengantar Jennie bekerja. Sebelum ia kembali, Jennie menghubungiku dan mengatakan jika oppa tidur di tempatnya semalam." Jelas Sana.

Tzuyu terdiam setelah mendengarkan penjelasan Sana. Memikirkan kemungkinan yang terjadi saat Chaeyoung dan Jennie berada di satu atap yang sama untuk tidur. Mereka tidak mungkin berbuat sesuatu yang terlalu jauh, kan?

"Apapun itu, aku senang karena Chaeyoung oppa dan Jennie semakin dekat. Aku berharap mereka saling menyukai dan menjadi sepasang kekasih. Dengan begitu aku dan Jennie akan benar-benar menjadi keluarga." Kata Sana dengan semangat.

Merasa tidak ada tanggapan apapun dari Tzuyu membuat Sana menoleh. Ia menemukan Tzuyu yang tampak sedang merenung sembari memikirkan sesuatu.

"Tzuyu-ah." Panggil Sana.

"Ya?"

"Apa yang kau pikirkan?"

"Apa? Ah, tidak. Ada begitu banyak pekerjaan menumpuk di kantor." Ucap Tzuyu sembari tersenyum kecil.

"Ternyata pemilik perusahaan juga tidak bisa mengabaikan pekerjaannya." Sindir Sana membuat Tzuyu tersenyum.

Namun Sana tidak menyadari jika senyuman itu sangat dipaksakan karena ada suatu hal yang begitu mengganggu pikiran Tzuyu.

——

Jennie menatap layar ponselnya yang menampilkan nama Seulgi. Ia tidak tahu apakah Seulgi benar-benar tidak memiliki pekerjaan ataukah ini memang salah satu cara pria itu mendekati wanita. Bahkan di hari yang masih pagi seperti ini pun dia telah menghubungi Jennie.

"Apakah ibumu yang menelepon lagi?" Tanya Chaeyoung sembari fokus menyetir.

"Kang Seulgi." Jawab Jennie.

"Kenapa? Kau tidak ingin menjawabnya juga? Apakah aku perlu menjawabnya untukmu?"

"Tidak. Aku akan menjawabnya." Kata Jennie dan langsung menjawab telepon Seulgi.

HEARTBEAT | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang