Heartbeat - 11.

1.9K 210 71
                                    

*

Happy Reading

*
























*

Chaeyoung menahan tangan Jennie yang sedang membersihkan wajahnya. Pria itu menundukkan kepalanya sembari menggeleng beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya. Kemudian ia segera berdiri dan mengajak Jennie untuk ikut berdiri.

"Kenapa?" Tanya Jennie bingung.

"Sepertinya polisi sudah pergi. Kita harus segera pulang." Kata Chaeyoung.

Chaeyoung menggenggam tangan Jennie dan membawanya untuk meninggalkan semak-semak tempat mereka bersembunyi. Mata pria itu menatap ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika tidak ada polisi di sekitar mereka.

Jika polisi melihat wajahnya yang babak belur seperti ini, Chaeyoung yakin ia akan ditangkap. Chaeyoung mengeluarkan kunci mobilnya setelah berada di dekat mobil tersebut.

"Biarkan aku yang menyetir." Ucap Jennie sembari menengadahkan tangannya dihadapan Chaeyoung.

"Aku masih bisa melihat dengan baik."

"Berikan padaku." Pinta Jennie dengan tegas.

"Sejak kapan kau bisa menyetir?" Tanya Chaeyoung.

"Aku bisa menyetir sejak dulu. Hanya saja aku terlalu malas melakukannya." Jawab Jennie.

Chaeyoung memberikan kunci mobilnya pada Jennie walaupun merasa ragu. Mereka bertukar posisi dengan Jennie di balik kemudi dan Chaeyoung di sisi penumpang. Chaeyoung memasang seatbelt sembari menatap Jennie yang mulai memindahkan persneling.

Chaeyoung tampak begitu tegang selama dua menit perjalanan. Namun setelah melihat bahwa Jennie benar-benar bisa menyetir, pria itu menjadi lebih tenang. Ia menghela nafas panjang dan menyandarkan punggungnya. Benar-benar merasa kelelahan malam ini.

"Apakah kita harus ke rumah sakit?" Tanya Jennie.

"Tidak, jangan. Lebih baik langsung pulang." Jawab Chaeyoung.

"Bagaimana dengan lukamu?"

"Sana bisa mengobatinya." Kata Chaeyoung sembari memejamkan matanya.

"Biar aku saja yang melakukannya." Ucap Jennie membuat Chaeyoung membuka mata dan menatapnya.

"Sana bisa menangis jika melakukannya." Lanjut Jennie. Chaeyoung mengangguk dan menyetujui ucapan Jennie.

"Tidurlah selama di perjalanan. Kau pasti lelah." Kata Jennie sembari melirik Chaeyoung.

Chaeyoung tidak membantah dan menyandarkan kepalanya. Ia memang merasa sangat lelah saat ini. Dan walaupun ia tidak mengeluh, seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, terutama wajahnya.

Jennie melewati perjalanan seorang diri. Ia membiarkan Chaeyoung tidur. Beberapa saat kemudian mereka sampai di gedung apartement. Jennie membangunkan Chaeyoung setelah ia memarkirkan mobil Chaeyoung dengan sempurna.

Saat berada di dalam lift, beberapa kali Jennie menatap wajah Chaeyoung. Walaupun merasa ngeri, Jennie juga merasa sedih melihat wajah tampan pria itu menjadi seperti ini. Sejujurnya Jennie merasa ragu untuk mengobati luka Chaeyoung. Ia tidak tahu apakah benar-benar bisa membuat luka itu menjadi lebih baik atau tidak.

"Berhenti menatapku." Kata Chaeyoung dengan acuh.

"Lihat wajahmu." Ujar Jennie sembari menunjuk pintu lift dihadapan mereka. Walaupun tidak terlalu jelas, pintu lift tersebut dapat dijadikan cermin.

HEARTBEAT | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang