Heartbeat - 21.

1.3K 207 51
                                    

*

Happy Reading

*





























*

Sana keluar dari lift dengan berlari kecil. Ia melihat Tzuyu yang sedang menggedor pintu apartement Jennie. Ia merasa semakin panik saat menyadari jika Jennie mungkin saja tidak ada di apartementnya.

"Tzuyu-ah!" Panggil Sana.

"Oh, Sana-ya." Tzuyu tampak merasa lega saat melihat kedatangan Sana.

"Aku sudah menekan bel dan menggedor pintunya dari tadi, namun tidak ada yang membukakan pintu." Ucap Tzuyu.

Sana langsung memasukkan password apartement Jennie. Merasa beruntung karena Jennie selalu memberitahunya setiap wanita itu mengganti password apartementnya.

Setelah pintu apartement terbuka, mereka segera masuk ke dalam. Sana melihat sandal rumah Jennie tersimpan rapi yang menandakan bahwa wanita itu tidak ada di apartement. Namun Sana tetap masuk ke dalam karena ia ingin memastikan satu hal.

Sana meninggalkan Tzuyu dan langsung menuju ke kamar Jennie. Tempat tidur Jennie dalam keadaan rapi seperti tidak pernah ditiduri sebelumnya. Sana segera membuka lemari pakaian Jennie.

Kaki Sana terasa lemas saat melihat tidak ada satupun pakaian Jennie di sana. Lemari pakaiannya dalam keadaan kosong dan menandakan bahwa Jennie benar-benar telah pergi.

"T–Tzuyu-ah." Panggil Sana dengan suara bergetar.

"Ada apa?" Tanya Tzuyu sembari masuk ke dalam kamar Jennie.

"Jennie pergi." Ujar Sana dengan mata berkaca-kaca.

"Apa?" Tzuyu mendekati Sana dan melihat kemana mata kekasihnya itu menatap.

Mata Tzuyu tampak melebar saat melihat lemari pakaian dalam keadaan kosong. Tidak ada satupun pakaian yang tersisa, seolah sang pemilik sengaja melakukannya karena tidak ingin kembali.

"Bagaimana ini?" Bisik Sana.

Tzuyu menatap Sana dan menutun wanita itu untuk duduk di atas tempat tidur. Ia yakin Sana sangat terkejut saat ini. Karena dirinya pun sangat terkejut dan tidak menyangka jika Jennie benar-benar pergi.

"Jennie benar-benar pergi." Lirih Sana dengan sedih.

"Semua ini karena diriku, Tzuyu-ah. Seharusnya aku tidak bersikap berlebihan saat itu." Kata Sana dengan penuh penyesalan.

"Tidak, Sana-ya. Jangan menyalahkanmu." Ucap Tzuyu sembari merangkul Sana. Berusaha untuk menenangkan wanita itu.

"Bagaimana bisa Jennie pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu padaku? Bagaimana bisa dia pergi meninggalkanku begitu saja?" Tanya Sana dengan airmata mengalir diwajahnya.

"Sepertinya Jennie mengikuti keinginan Chaeyoung hyung." Gumam Tzuyu.

"Apa maksudmu?" Tanya Sana sembari menyeka airmatanya. Ia menatap Tzuyu dengan pandangan ingin tahu.

"Malam itu, Chaeyoung hyung salah paham padaku dan Jennie. Ia berpikir jika terjadi sesuatu pada kami karena saat itu aku dan Jennie sedang berpelukan. Jangan salah paham, Sana-ya. Saat itu kami hanya saling berterima kasih dan meminta maaf. Tetapi Chaeyoung hyung berpikir jika aku mengkhianatimu. Dia memukulku sedangkan Jennie berusaha untuk membelaku." Jelas Tzuyu.

"Jennie menampar Chaeyoung hyung untuk membuatnya berhenti memukuliku. Namun sepertinya Chaeyoung hyung begitu marah dengan apa yang Jennie lakukan padanya. Chaeyoung hyung meminta Jennie untuk pergi dari hidupnya. Ia tidak ingin Jennie menjadi bagian dari hidupnya dan hidupmu lagi." Tzuyu menyelesaikan ceritanya.

HEARTBEAT | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang