*
Happy Reading
*
*
Jennie bersandar di pintu kamar rawat Chaeyoung. Ia memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya. Ia masih dapat mendengar Chaeyoung memanggil namanya dari dalam sana. Ia tahu apa yang dilakukannya ini akan membuat Chaeyoung kecewa dan sedih.
"Maafkan aku, oppa." Lirihnya.
Setelah memikirkan apa yang Tzuyu katakan, Jennie menyadari jika semua itu benar adanya. Dunia Chaeyoung dan dunianya berbeda. Ia dan Chaeyoung tidak bisa bersama.
Jennie sangat tahu bagaimana cintanya Chaeyoung dengan The Darkness. Ia tidak bisa bersikap egois dan meminta Chaeyoung untuk meninggalkan The Darkness, hanya karena ia tidak ingin Chaeyoung terluka. Jennie tidak memiliki hak apapun pada Chaeyoung, seperti yang Sana katakan.
Akan lebih baik jika mereka kembali seperti dulu. Dua orang yang saling mengenal, menyapa seadanya, dan berbicara seperlunya. Jennie tidak seharusnya mengatur hidup Chaeyoung, begitupun sebaliknya.
Jika mereka bersama, Jennie tidak akan mau melihat Chaeyoung bergelung dengan kekerasan. Chaeyoung mungkin akan menurutinya dengan meninggalkan The Darkness. Tetapi Jennie tidak akan bisa melihat Chaeyoung kecewa harus meninggalkan dunia yang begitu disukainya.
Karena itu akan lebih baik jika seperti ini. Ia akan bersikap seperti seorang adik kepada Chaeyoung. Mereka tidak seharusnya berpelukan, berciuman, dan bahkan bercinta. Walaupun Jennie tidak pernah menyesali semua yang pernah dilakukannya dengan Chaeyoung. Menurutnya semua itu adalah kenangan yang sangat berharga.
Jennie menegakkan punggungnya dan berbalik untuk menatap pintu. Seolah pintu itu adalah Chaeyoung. Walaupun sulit dan membutuhkan waktu yang lama, semuanya akan kembali seperti sedia kala. Jennie hanya perlu bersikap seperti ini dan semuanya akan baik-baik saja.
——
"Jadi, aku sudah menyiapkan tempat, makanan, dekorasi dan yang lainnya. Kau bisa mengundang teman-teman di kantormu yang mengenal dan cukup dekat dengan Sana. Sejauh ini persiapan kita telah mencapai delapan puluh lima persen. Nah, bagaimana menurutmu cara kita membawa Sana ke–"
Tzuyu menghentikan ucapannya saat melihat Jennie hanya diam saja. Sepertinya wanita itu melamun karena saat ini pandangannya sangat kosong. Bahkan saat Tzuyu melambaikan tangan dihadapannya, Jennie tetap bergeming.
"Jennie-ya!" Panggil Tzuyu sembari menyenggol lengannya.
"Ya?" Jennie tersentak.
"Kau melamun? Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Tzuyu bingung.
"Ah, maaf. Aku tidak seharusnya begini di saat ulang tahun Sana tinggal beberapa hari lagi." Sesal Jennie.
"Tidak apa-apa. Lagipula semua persiapan hampir selesai." Sahut Tzuyu dengan tersenyum.
"Tapi, ada apa? Sesuatu mengganggu pikiranmu?" Tanya Tzuyu.
"Tidak. A–aku hanya sedikit lelah." Jawab Jennie berdusta.
"Maaf. Sepertinya aku menyita waktumu akhir-akhir ini. Padahal kau sudah lelah merawat Chaeyoung hyung di rumah sakit."
"Tidak apa-apa, Tzuyu-ah. Aku senang melakukannya. Lagipula Sana adalah sahabatku."
Tzuyu tersenyum kecil.
"Benar-benar hanya karena kelelahan? Bukan karena kau ada masalah dengan Chaeyoung hyung?" Tebak Tzuyu. Jennie menatap Tzuyu dengan mata sedikit melebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT | CHAENNIE
FanfictionPark Chaeyoung - Kim Jennie - Chou Tzuyu - Sana Minatozaki 📎 converted story [at] choineke, telah disetujui 🖤