*
Happy Reading
*
*
Jennie keluar dari lift kantor sembari memanjangkan lehernya. Matanya berpendar untuk mencari Chaeyoung. Yah, ia memang tidak tahu apakah Chaeyoung akan datang menjemputnya atau tidak. Namun, pria itu selalu menjemputnya, tanpa memberitahunya.
Dan Jennie juga berharap saat ini menjemputnya. Namun setelah terus mencarinya hingga di luar gedung kantornya, Jennie tidak menemukan Chaeyoung. Wanita itu mengerucutkan bibirnya dan tanpa sadar merasa kecewa.
Jennie sudah terlalu biasa dengan menghadiri Chaeyoung disisinya. Karena saat mengetahui pria itu tidak ada untuknya, Jennie merasa aneh. Seperti ada sesuatu yang kurang.
Saat jam makan siang tadi, Jennie mencoba untuk menelfon Chaeyoung. Namun ponsel pria itu tidak aktif. Ia tidak tahu apakah ini Chaeyoung bisa dihubungi atau tidak. Ia tidak memiliki keberanian untuk bertanya pada Sana.
Jika Chaeyoung menjawabnya, apa yang harus dijawab? Apakah ia akan meminta pria itu untuk menjemputnya? Jennie menggeleng. Itu tidak mungkin dilakukan. Selama ini Chaeyoung yang selalu berinisiatif menjemput Jennie tanpa merasa bahwa ia merepotkannya. Kecuali jika Jennie yang meminta, ia takut merepotkan pria itu.
Jennie menghela nafas panjang dan memberhentikan taksi, sebelum akhirnya menaikinya. Seharusnya ini tidak berarti apa pun untuknya. Selama ini juga, Jennie selalu pergi dan pulang sendiri. Karena sebenarnya tidak benar-benar sendiri, karena ia bersama Sana.
Namun Sana saat ini memiliki kekasih dan kehidupan pribadi sendiri. Jennie tidak mungkin menghabiskan waktu bersama wanita itu.
Jennie kembali menghela nafas dan menyandarkan punggungnya. Mengapa ia gusar seperti ini? Jennie berhasil menyakinkan bukan karena Chaeyoung. Namun Jennie tidak memiliki alasan lain untuk kegusaran yang saat ini sedang dirasakannya.
Saat ponselnya berbunyi, Jennie langsung cepat-cepat membuka tasnya dan mencari ponselnya. Ia berpikir jika Chaeyoung yang menghubunginya, namun ia salah. Dan lagi-lagi Jennie tanpa sadar merasa kecewa saat melihat nama Tzuyu di sana.
"Kau dimana, Jennie-ya?"
"Aku sedang dalam perjalanan pulang. Ada apa?"
"Bersama Chaeyoung hyung?"
Jennie menggigit bibir bawahnya. Kenapa Tzuyu harus memanggil nama Chaeyoung? Membuat jantungnya tiba-tiba berdebar saja.
"Tidak. Aku pulang sendiri."
"Kau harus mengatakannya. Aku bisa mengantarmu pulang bersama Sana. Saat ini aku sedang menunggu Sana."
Jennie melirik ponselnya dengan bingung. Kenapa dia harus mengatakannya pada Tzuyu jika pulang sendiri?
"Aku biasa pulang sendiri, Tzuyu. Apa kau butuh bantuan untuk ulang tahun Sana?"
"Ah, tidak. Belum."
"Baiklah. Kau bisa menghubungiku jika butuh bantuan."
"Ya."
"Sampai jumpa, Tzuyu."
Jennie langsung memutuskan panggilan begitu saja sebelum Tzuyu berhasil membalas ucapannya. Ia tidak tahu apakah ini hanya perasaannya saja atau tidak, ia tahu ada yang aneh pada Tzuyu. Namun Jennie tidak ingin melanjutkannya lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT | CHAENNIE
FanfictionPark Chaeyoung - Kim Jennie - Chou Tzuyu - Sana Minatozaki 📎 converted story [at] choineke, telah disetujui 🖤