HEARTBEAT | CHAENNIE

Heartbeat - 30.

*

Happy Reading

*

*

–Seoul, Korea Selatan–

"Apakah menurutmu Chaeyoung oppa berhasil meyakinkan orangtua Jennie?" Tanya Sana yang sedang membuat sarapan untuknya dan Tzuyu.

"Tentu saja. Chaeyoung hyung pria yang baik. Tidak ada orangtua yang bisa menolaknya." Jawab Tzuyu dengan yakin.

"Tapi kau tidak tahu bagaimana orangtua Jennie." Gumam Sana.

Berteman dengan Jennie selama lebih dari sepuluh tahun, membuat Sana mengetahui semua tentang wanita itu. Bahkan bagaimana perlakuan orangtua Jennie pada anak mereka itu selama ini.

Bagaimana mereka begitu acuh terhadap Jennie. Padahal Jennie adalah anak mereka satu-satunya. Yang seharusnya mereka jaga dengan sepenuh hati, mengingat begitu banyak pasangan suami istri yang tidak memiliki anak di luar sana.

Tetapi nyatanya orangtua Jennie tidak ada bedanya dengan orangtuanya. Menelantarkan anak mereka tanpa peduli apa yang terjadi pada buah hati mereka. Hanya mengikuti keegoisan mereka dan kesenangan hati mereka sendiri.

"Para orangtua hanya bisa membuat anaknya lahir ke dunia, tetapi tidak berniat untuk menjaganya." Komentar Sana.

Sana mendengar langkah kaki Tzuyu yang berjalan mendekatinya. Namun ia berusaha untuk tetap sibuk dalam menyiapkan sarapan.

Tiba-tiba Tzuyu meraih tangannya yang sedang memegang pisau dan menggenggamnya erat. Membuat Sana mau tidak mau menatap pria itu yang sedang menatapnya dengan begitu lembut dan penuh cinta.

"Apa kau tidak akan pernah menceritakan padaku tentang orangtuamu?" Tanya Tzuyu membuat wajah Sana memucat.

"M–mereka sudah meninggal." Jawab Sana sembari mengalihkan pandangannya dari Tzuyu.

"Lihat aku, Sana." Pinta Tzuyu dengan lembut.

"Jika mereka memang telah meninggal, kau pasti tidak akan pernah mengalihkan pembicaraan setiap aku berbicara tentang mereka. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Sana menundukkan kepalanya dan masih enggan untuk menatap Tzuyu.

"Dengar, aku mencintaimu, Sana. Aku mencintai semua yang ada pada dirimu. Bahkan itu sesuatu yang memalukan sekalipun. Rasa cintaku padamu tidak akan pernah berkurang." Kata Tzuyu. Genggamannya pada Sana semakin erat. Namun Sana masih betah dengan kebisuannya.