Heartbeat - 15.

1.6K 223 63
                                    

*

Happy Reading

*




















*

Jennie merasa kakinya lemas dan hampir terjatuh jika Chaeyoung tidak menahan pinggangnya. Kenapa ia seperti ini? Kenapa jantungnya seolah ini melompat keluar saat ini? Apakah Chaeyoung bisa mendengar jantungnya yang sedang menari-nari?

"Kau baik-baik saja?" Tanya Chaeyoung.

"Kakiku terasa seperti jeli lagi, oppa." Bisik Jennie membuat Chaeyoung tertawa dengan kencang.

Menyadari kebodohannya membuat Jennie menggigit bibir bawahnya dan menundukkan kepalanya. Apa yang baru saja dikatakannya? Dia pasti terlihat seperti orang bodoh saat ini.

"Kakimu berubah menjadi jeli karena ajakan berkencan dariku?" Tebak Chaeyoung dengan wajah geli.

"O–oppa, apa kau serius ingin mengajakku berkencan?" Tanya Jennie.

"Ya. Kau bilang jika kita tidak berkencan maka kita tidak bisa bercinta. Jika begitu lebih baik kita berkencan." Jawab Chaeyoung.

"Apa? Maksudmu kau mengajakku berkencan agar bisa bercinta denganku?"

Dengan polosnya Chaeyoung mengangguk.

"YA!" Jennie memukul kepala Chaeyoung dengan keras. Kemudian wanita itu mendorong Chaeyoung menjauh darinya.

"Kenapa kau memukulku?" Protes Chaeyoung.

Jennie mencari sebuah benda yang berada didekatnya untuk memukul Chaeyoung. Saat melihat spatula, wanita itu langsung mengambilnya dan mengacungkannya dihadapan Chaeyoung.

"Kau mau mati?!"

"Ya! Ya! Apa yang kau lakukan?" Chaeyoung berlari menjauh dari Jennie saat melihat wanita itu bisa saja memukulnya dengan spatula yang berada ditangannya.

"Kemari kau, Park Chaeyoung! Aku ingin memukul kepalamu agar kau sadar dengan ucapanmu barusan!"

Jennie benar-benar merasa kesal dan juga geram. Ajakan berkencan Chaeyoung membuat Jennie merasa sangat gugup. Tetapi pria itu melakukannya hanya untuk dijadikan sebuah candaan. Berkencan agar bisa bercinta? Jennie harus memukul kepala Chaeyoung dengan spatula ini.

"Ya! Kenapa kau memanggil namaku? Aku lebih tua darimu!" Balas Chaeyoung.

"Apa gunanya usia tua tetapi bertingkah seperti anak-anak?!" Hardik Jennie sembari berjalan mendekati Chaeyoung.

"Wow! Wow! Jennie, tenanglah. Turunkan spatula itu. Kau bisa membuat kepalaku terluka." Ujar Chaeyoung dengan ngeri.

"Itulah tujuanku. Agar kepalamu bisa diperbarui dan kau tidak selalu berpikiran mesum." Sahut Jennie. Ia memutari meja makan untuk menangkap Chaeyoung.

"Yah, jika kepalaku terluka aku tidak bisa mengikuti pertarungan dua hari lagi." Kata Chaeyoung tanpa sadar.

Jennie terdiam saat mendengar ucapan Chaeyoung. Ia mencoba untuk meyakinkan dirinya tentang apa yang baru saja didengarnya. Pertarungan? Chaeyoung benar-benar akan kembali bertarung?

"Apa maksud ucapanmu, oppa? Pertarungan apa?" Tanya Jennie membuat mata Chaeyoung sedikit melebar. Sepertinya ia baru sadar dengan apa yang dikatakannya.

"Ah, itu.."

"Jadi apa yang dikatakan Yoo Taehwan padaku saat itu memang benar? Kau akan kembali bertarung?"

HEARTBEAT | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang