"Kebakar...keringat pun nggak keluar." Ucap Luffy yang mengeluh sambil berjalan dengan tongkat seperti kakek-kakek.
"Jangan kebanyakan mengeluh, Luffy. Kau akan lelah sendiri kalau begitu." Ucap Nami tapi Luffy tidak menjawab. "Pasti nggak didengerin."
"Aku tak sanggup, aku tak tahan dengan cuaca panas, lebih baik berada di cuaca dingin." Ucap Chopper yang ditarik oleh Zoro menggunakan kereta kecil karena tidak sanggup bergerak lagi.
"Kau kepanasan karena bulu-bulumu itu, kenapa nggak dilepasin aja?" Ucap Usopp.
"Apa kau bilang barusan, kurang ajar?!" Ucap Chopper yang kesal lalu berubah menjadi besar. "Jangan menghina rusa!"
"Monster!" Ucap Usopp.
"Chopper, jangan berubah jadi besar! Takkan kutarik, loh!" Ucap Zoro.
"Siapa yang kau panggil monster, dasar Hidung Panjang Bodoh!" Ucap Chopper.
"A-Apa kau bilang? Hidungku ini..." Ucap Usopp yang kakinya gemetaran.
"Cepat kembali ke bentuk semula!" Ucap Zoro yang membuat Chopper kembali menjadi kecil.
"Vivi-chan dan Eri-chan sepertinya tak pernah mengeluh sama sekali." Ucap Sanji.
"Aku terlahir dan dibesarkan di negeri ini, jadi sama sekali tak masalah bagiku." Ucap Vivi.
"Ini bukan apa-apa, aku hanya perlu terbiasa." Ucapku.
"Saat di Pulau Drum juga, kau bisa tahan dengan udara dingin tanpa menggunakan jaket. Bagaimana kau bisa tahan?" Ucap Nami.
"Awalnya memang aku merasakan dingin yang menusuk kulit, tapi beberapa menit kemudian aku tidak merasakannya lagi. Begitu juga dengan saat ini." Ucapku.
"Hebat, bagaimana bisa seperti itu?" Ucap Ace.
"Aku juga tidak tau." Ucapku.
'Mungkin aku ini memang monster seperti yang dikatakan Zoro. Monster dalam artian sesungguhnya. Kalau itu memang benar, apa aku bisa menerimanya?' Pikirku.
"Tapi, kenapa ada banyak sekali bukit pasirnya? Padang pasir itu kukira tanah datar semua." Ucap Usopp.
"Padang pasir disini sudah ada sejak lama, jadi gundukan pasir disini tingginya lebih dari 300 meter." Ucap Vivi.
"Ti-Tiga ratus meter?! Pantas saja seperti mendaki gunung." Ucap Usopp.
"Nggak enak banget, panas..." Ucap Luffy.
"Luffy, minumnya sekali saja, ya. Satu sedot saja." Ucap Nami.
Luffy lalu menyedot air hingga mulutnya penuh dan menggembung. Nami dan Usopp pun memukul kepala Luffy hingga air yang sudah disedotnya menyembur keluar.
"Jangan diminum banyak-banyak!" Ucap Nami garang.
"Aku juga mau minum, itu jatah 13 orang, tau!" Ucap Usopp garang.
"Tunggu, aku juga mau minum!" Ucap Sanji garang.
Mereka bertiga pun kemudian memukul Luffy.
"Jangan bertengkar, kalian hanya akan membuang-buang energi!" Ucap Vivi.
"Habisnya, mereka yang mulai!" Ucap Luffy.
"Ini semua salahmu!" Ucap Nami.
"Benar sekali, ini salahmu!" Ucap Usopp.
Saat hari sudah gelap, kami akhirnya memutuskan untuk berkemah.
"Laper banget." Ucap Luffy.
"Jangan serakah gitu, dong! Masih mentah, jangan dimakan! Nami-san! Eri-chan! Sebentar lagi siap, tunggulah sebentar, ya!" Ucap Sanji.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece World
FanfictionFukuda Eri adalah seorang gadis yang sudah hidup mandiri sejak kecil dikarenakan orang tuanya sudah meninggal sejak ia masih berusia 10 tahun. Untuk menghilangkan rasa kesepian itu, ia menghabiskan waktu luangnya untuk menonton anime. Ia tidak perna...