3

451 22 0
                                    

"Hei Van.... bengong aja lu" kata Jodi mengagetkan

Jodi kebetulan satu kantor karena aku mempercayainya dikantor saat aku sedang keluar kota. Jadi dia yang bertanggung jawab selain itu aku juga sudah kenal lama juga dengan keluarganya.

"Eehh berisik banget ada apa Jod? Tanyaku

"Lu gapapa kan? Tumben nih seorang Revan bengong" katanya

"Ga tau nih perasaan jadi ga enak aja" curhatku

"Ya udah lain kali aja deh, kerja lagi aja oke" katanya beranjak pergi

"Woiii ga jelas lu, ada apaan? Bilang aja.." paksaku

"Beneran nih?? Soalnya menyangkut hal pribadi" tanyanya meyakinkan

"Iya udah bilang aja dari pada penasaran"

"Oke deh langsung aja ya.... semalem waktu lagi clubing ketemu sama Rena istri lo." Kata  Jodi singkat

".........." aku diam tidak percaya

"Lu gapapa Rev?? Lu kalo ga percaya bisa tanyain langsung ke anak-anak lain gapapa" kata Jodi

"Percaya sama lu, cuma kaget aja jadi itu alesan dia jarang pulang selama ini..." jawabku lemas

Jujur merasa tercekik mengetahui kenyataan ini dan aku tau Jodi bukan orang yang suka mengada-ada untuk masalah seserius ini. Entahlah apa yang harus aku lakukan sekarang. Bahkan komunikasi saja tidak bisa. Apa memang semua ini harus berekhir meyakitkan seperti ini atau harus dipertahankan selamanya seperti ini. Sungguh rahasia dan rencana Tuhan tidak ada yang tau.

Bahkan untuk menyesalpun aku tidak bisa karena memang niatku dari awal adalah mempertahankan dan berjuang demi cintanya.

Waktu berlalu sangat lambat sampai aku melupakan hal penting yang biasa aku kerjakan dirumah. Hampir sebagian waktu aku habiskan dikantor dan bekerja. Aku sudah lupa bagaimana rasanya dikecewakan, aku sudah lupa bagaimana rasanya diabaikan.

"Rev lu dimanaaa??????" Teriak Jodi disambungan telepon

"Dikantor lah emang bisa dimana lagi" jawabku

"Gilaaaa juga lu Rev......"

"Ada apa telepon tengah malam gini?"

"Lu cepet kesini deh ini penting dan lu harus secepatnya sampai, nanti liat sendiri aja"

Belum sempat aku menjawab Jodi sudah mematikan sambungan telepon dan mengirimkan lokasinya. Aku juga langsung berkemas dan pergi kelokasi yang dituju. Aku heran kenapa lokasinya jauh sekali dan juga ini adalah club malam. Padahal setauku Jodi tau aku tidak suka ketempat seperti ini. Setelah memarkirkan mobil aku bergegas turun dan mencari Jodi.

Sampai didalam club yang sangat ramai dan bercampur aduk bau rokok dan juga minuman keras. Jodi menepuk pundakku dengan keras.

"Itu Rena kan? Renata istri lo?" Jodi menunjuk ke seorang wanita yang terlihat mabuk berat

Aku hanya diam dan melihatnya tidak percaya itu memang benar Rena istriku. Aku melangkah mendekatinya untuk lebih memastikan. Dan semakin dekat, semakin jelas bahwa memang istriku. Aku menatapnya tanpa berkata-kata, dia pun melihat kearahku seolah tak percaya. Jodi menepuk dan menyuruhku membawa Rena segera pulang saja.

"Ayo pulang..." ajakku

"Pulang?? Pulang ke neraka?? Hahahaha.." Rena mabuk berat dan bicaranya ngelantur

"Pulang kerumah kita Renata.." kataku yang berusaha tetap bersabar

".........." Rena hanya diam dan lemas karena mabuk

Aku mengajaknya pulang dan membantunya berdiri. Tetapi tiba-tiba da seorang lelaki yang menahan Rena.

"Lo siapa" tanyaku geram

"Dia punya gw jadi lo yang pergi" jawab lelaki itu

"Gw suaminya, dia harus ikut gw pulang kerumah" jawabku emosi

"Mana ada suami ngijinin istrinya pergi ke club semdirian sampe mabok berat gini... dia sukanya sama gw, dan dia lebih milih gw.... bukan lo!!!!" Katanya emosi dan mencengkram leherku

"Rena istri gw suka ga suka itu kenyataan yang harus lo tau.." ucapku menatap lelaki itu

Melihat terjadi keributan Jodi mencegahku dan banyak security yang datang.

"Renata sayang kita pulang ya kerumah..." kataku lembut dan menahannya

"..........." hanya diam dan ambruk

Tanpa pikir panjang aku lalu menggendongnya dan membawanya keluar dari tempat terkutuk ini. Dan lelaki yang tadi terlihat sangat marah. Matanya memerah memandang penuh kebencian. Walaupun sudah ditahan beberapa orang tapi dia bisa meloloskan diri dan menyambar sebuah botol minuman. Dengan penuh kemarahan lelaki itu mengarahkan pukulannya tepat kekepalaku.

Sontak aku langsung terdiam karena merasakan sakit dan terasa basah dikrah baju. Dan ternyata itu adalah darah yang mengalir dari kepalaku. Jodi pun panik dan memintaku untuk menurunkan Rena, lalu Jodi meminta petugas untuk mengamankan lelaki tadi.

"Shitt darah Van.. " umpat Jodi

"Rena..." aku sempat menyebut namanya dan itu membuat Jodi sedikit kesal

Seketika itu club langsung ramai dan pengunjung menjadi histeris. Dan aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya karena pandanganku semakin buram dan tiba-tiba semuanya gelap.

Siapa Aku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang