Aku tersadar sudah berada diruangan yang tampak asing. Tidak ada orang lain hanya aku sendiri berada diruangan ini. Mataku memandang sekeliling dan yang aku tau ini adalah ruangan dirumah sakit. Aku merasakan sakit dikepalaku dan saat akan kusentuh ada seseorang yang tiba-tiba masuk.
"Udah sadar? Apalagi yang sakit?" Tanya Lusi
"Kok km bisa disini?" Tanyaku heran
"Iya siJodi yang nelpon semalem katanya km ribut diclub" jawabnya
"Ohh.... trus dimana Rena? Baik-baik aja kan?" Tanyaku gusar
Tapi Lusi hanya menjawab dengan senyum kecut dan berkata Rena keadaannya baik dan tidak tau sekarang berada dimana.
Dua hari sudah aku dirawat tetapi tidak melihat Rena datang. Ada rasa kecewa dan sakit didalam dada. Justru hanya ada teman-temanku saja yang datang dan sekarang memgantarkanku untuk pulang kerumah.
Sesampainya dirumah aku menyuruh teman-temanku pulang karena aku ingin beriatirahat. Ya mungkin lebih tepatnya adalah ingin menyendiri dan merutuki diri sendiri.
Saat melihat sekeliling rumah tidak ada yang berubah dan tidak nampak ada orang yang tinggal disini. Lalu aku masuk kedalam kamar dan beriatirahat entah sudah berapa lama.
Semenjak kejadian itu aku tidak pernah melihat Rena pulang kerumah. Aku pun pasrah akan nasib dan takdirku kalau memang diharuskan begini. Banyak yang bersamaku tetapi tetap hati ini terasa hampa tanpa Rena.
Aku sudah beraktifitas sepeeti semula lagi dan semua berjalan normal. Entah sudah berapa.lama aku tidak melihat Rena ataupun tau tentang kabarnya. Jadi aku meminta tolong pada temanku untuk sekedar mencari tau saja.
Sekitar dua minggu kemudian ada informasi keberadaannya, diluar kota. Aku meminta temanku untuk selalu mengawasinya dan aku menyewa orang untuk menjaganya dari kejauhan saja. Hatiku cukup lega karna Rena baik baik saja.
Berhari-hari lamanya aku menunggunya untuk pulang kerumah.
Lewat tengah malam aku tiba dirumah memarkirkan mobil seperti biasa dan langsung menyalakan lampu tengah dan masuk ke dalam kamar. Setelah bebersih aku menuju dapur untuk mengambil minim. Dan aku terkejut ada sebuah piring dan gelas bekas terpakai diatas meja makan. Aku pun spontan naik ke atas melihat kamar Rena. Dan benar dia pulang, ya itu Renaku pulang.
Aku membuka kecil pintu kamrnya hanya untuk memastikan dia benar Renaku. Lalu aku masuk dan melihatmya tertidur pulas. Aku pun pergi keluar dan masuk kedalam kamarku. Malam ini aku bisa tertidur pulas.
Keesokan harinya aku tidak melihat Rena berada dirumah. Dan ternyata dia sudah pergi dengan maobilnya yang tidak ada digarasi. Aku membuang nafas kasar.Aku mencoba mencari tau ditempat kerjanya, dan dia masih bekerja disana. Cukup melegakan bagiku.
Selang beberapa waktu kejadian itu terjadi.
"Kamu kenapa?" Tanyaku pada Rena
"......" hanya menggelengkan kepalanya
"Kalo kamu sakit aku antar ke dokter sekarang" kataku lagi
".........." diam dan beranjak berdiri lalu pergi
Tapi tak.sampai menaiki tangga Rena terjatuh dan pingsan. Aku sontak kaget dan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat. Aku mondar-mandir tidak jelas menunggu dokter yang memeriksa Rena.
"Bagaimana istri saya dok?"
"Ahh tidak ada yang serius pak, ini saya beri vitamin saja ya untuk menguatkan janin" kata dokter itu yang membuatku seperti tersambar petir disiang bolong
"Ma..maksuuudd dokter...??" Tanyaku
"Selamat pak Revan istri bapak positif hamil..." kata dokter itu
Aku kaget tak bisa berkata-kata dan beranjak berdiri lalu pergi dari ruangan dokter tanpa berpamitan.
Aku berdiam diri ditaman rumah sakit untuk mencerna lagi perkataan dokter bahwa Rena hamil. Bagaimana bisa hamil bahkan kami tidur saja terpisah. Aku semakin merutuki diri sendiri. Setelah lebih stabil aku kembali kedalam ruangan dimana Rena dirawat.
"Udah baikan?" Tanyaku datar
"Udah.." jawabnya
"Kalo udah baikan kita pulang ya"
"........" hanya dijawab anggukan
Aku sudah mengurus administrasi dan langsung pulang. Didalam mobil aku menyetir dan Rena duduk dibangku penumpang. Tanpa bicara sepatah kata apapun. Kami larut dalam diam sibuk dengam pemikiran masing masing. Sampai dirumah aku membantunya naik sampai kedalam kamarnya.
"Aku kenapa?" Tanya Rena tiba tiba
"Ohhh itu itu gapapa kok istirahat aja" jawabku gugup dan berusaha mengalihan
"Aku sakit apa? Kenapa kamu kasian ya sama aku?" Tanya Rena
"Udah istirahat aka dulu nanti aku kasih tau kamu kalo udah tenang ya" jawabku lembut
"Bilang sekarang atau aku pergiiii!!!" Hardiknya memaksa
"Oke oke aku kasih tau tapi kamu tenang dulu ya" kataku
Aku terdiam dan bingung harus memulai dari mana. Aku takut ini akan menjadi masalah buatnya.
"Dokter tadi bilang kalau.....kamu..... sedang hamil" jawabku langsung tertunduk
Aku melihat Rena shock dan menangis, aku mencoba menenangkan tetapi ditolak olehnya.
"Keluaaaaarrr kamu Revano......!!!!!"
Renata Pov
Aku adalah Renata tapi orang memanggilku Rena saja. Aku adalah istri sah dari seorang pria bernama.Revano. tapi aku tidak menginginkan pernikahan ini karena kami hanya dijodohkan oleh kedua orangtua kami. Dan aku sangat membenci Revan ya biasa aku memanggilnya.
Suamiku adalah orang yang sangat baik, tampan dan juga kaya raya. Wanita mana yang tidak menyukai sosok suamiku, mungkin hanya aku seorang.
Kesabarannya menghadapiku yang membuatku masih bertahan dan lagi dia tidak pernah membuat hal hal aneh. Jadi aku tidak punya alasan untuk bercerai.
Tetapi hari ini ada kejadian yang sungguh tidak pernah aku bayangan sebelumnya.
Aku hamil.
Dan ini jelas bukan anak Revan karena kami sama sekali tidak pernah berhubungan badan, dirumahpun kita tidur dikamar masing masing.
Aku sangat kaget dan tidak bisa berpikir.
Marah
Sedih
Bingung
Dan merasa kotor
Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Bagaimana menghadapi orangtua dan juga menyikapi Revan karena dia adalah suamiku, dan aku malah mengandung anak dari pria lain.