14

339 18 0
                                    

Lama kami semua menunggu jawaban dari Rena.

"Maaf..... " katanya dan membuatku bertanya maksudnya apa, apakah menolakku

"Maaf kalau membuatmu tersiksa selama ini, aku mau membuka hati untukmu Revano Alexander Stavisco..." lanjutnya lagi dan kemudian mengusap pucuk kepalaku

Aku seakan tak percaya dengan apa yang kudengar dan aku mencoba mencerna sekali lagi. Aku mendangi wanita yang aku cintai dan melihat kearah orang tua kami seakan mencari jawaban.

"Yaaahh papi harus siapin tiket nih mi..." papi mencairkan suasana lagi

"Wah iya benar juga ayah juga harus siapkan juga..." tambah ayah mendukung papi

Aku melihat Rena yang diwajahnya ada kemerahan karena malu digoda oleh orang tua kami.

"Makasih ya sayang.... ehhh Ren" kataku

"Ya sudah mari kita makan diluar merayakan hari bahagia untuk Revan dan Rena.." ajak mami

Kami sekekuarga akhirnya pergi untuk makan disalah satu restoran langganan mami. Terlihat raut wajah bahagia menghiasi dan aku pun juga jadi senyum sendiri.

Tapi saat aku melihat ke arah Rena terasa masih ada yang dipikirkan. Aku menahan rasa ingin tau karena tidak ingin merusak suasana yang sedang baik ini.

"Kalian belum ada persiapan apa apa kan? Kapan mulai belanja perlengkapan?" Tanya ibu

"Itu sih gimana Rena aja bu kalau Revan kan  belum begitu paham apa saja yang diperlukan" jawabku

"Oh iya Ren mau lahiran dimana? Dirumah kalian atau dirumah mami?" Tanya mami

"Bagaimana baiknya saja mi, Rena juga masih belum tau..." jawabnya singkat

Setelah hari itu aku memutuskan untuk kembali kerumah kami, karena melihat Rena msih canggung kalau dirumah orangtuaku.

Aku selalu memberanikan diri untuk lebih dekat dengan Rena mulai dari membahas perlengkapan bayi bahkan sampai memilih nama yang bagus.

Tapi sepeetinya Rena tidak terlalu tertarik dengan pembahasan itu. Bahkan kalau aku mau mengantar dia check kehamilan selalu menolak dan pergi sendiri atau aku hanya diijinkan untuk menunggu dimobil saja.

Aku selalu meluangkan waktu untuk mengajaknya mengobrol dan memang responnya jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku berharap dia benar mau membuka hati untukku dan juga untuk anaknya nanti.

Hari ini aku pergi kesalah satu mall untuk membeli box bayi dan sedikit perlengkapannya. Aku sudah mengajak Rena tapi dia tidak mau ikut karena gampang sekali kelelahan katanya.

Saat sedang memilih aku bertemu dengan Lisa yang sedang membeli kado untuk keponakannya. Lalu Lisa membantuku untuk memilih box dan juga baju baju bayi. Aku sangat senang karena ada yang bisa memberiku saran, karena aku tidak tau untuk urusan ini.

Setelah selesai aku kembali pulang kerumah dan membawa banyak belanjaan. Rena melihatku tapi tidak berkata apapun. Aku menyemangati diri sendiri mungkin dia masih belum mau menerimaku.

Setelah selesai membereskan aku kemuadian pergi mandi lalu mencari Rena. Kulihat Rena duduk ditaman belakang sambil membaca majalah. Saat aku mendekat dia terlihat kaget dan membereskan majalahnya.

"Kamu sudah makan?" Tanya Rena padaku

"Belum... mau makan sama kamu aja" jawabku

"Aku ga masak seharian ini anak nendang nendang terus.." katanya sambil mengusap perutnya yang sudah semakin besar

"Ya udah mau makan apa aku belikan ya"

"Aku mau nasi goreng buatan kamu aja"

"Ya udah aku buatkan dulu kamu tunggu didalam aja anginnya dingin"

Aku membantunya berdiri dan berjalan masuk, lalu aku kedapur untuk membuat nasi goreng. Setelah selesai aku tidak menemukan rena diruang makan. Aku mencarinya dan ternyata ada dikamarnya. Saat aku dekati ternyata dia tertidur dengan bersandar di atas tempat tidur.

Kubangunkan dengan perlahan agar dia makan dulu baru lanjutkan tidurnya.

"Makasih ya Rev.."

"Kan ini memang tugasku saya... Rena maksudku....."

"Kamu panggil aku apa tadi?" Rena bertanya sambil tersenyum

"Ehh itu eee tadi panggil sayang, maaf kalo kamu ga suka ak...." dia potong perkataanku

"Mulai sekarang kamu boleh panggil aku sesukamu... aku suka" katanya dengan senyum

"Iya sayang...." aku lantas spontan dan Rena tertawa melihat wajahku

"Temani aku tidur ya belakangan ini susah tidur karna ini anak banyak gerak..." pintanya

"Kamu yakin aku boleh tidur disini?"

"Iya tapi jangan macam macam kamu Revano......"

Aku tertawa dan kemudian menuruti kemauannya.

Renata POV

Kali ini sudah aku pastikan bahwa aku membukanhatiku sepenuhnya untuk Revan.

Saat sedang sendirian dirumah aku tiba tiba mengingat akan semua kebaikannya dan juga ketulusannya.

Saat malam tiba aku melihat jam dinding sudah larut malam tapi Revan belum juga pulang, aku menunggunya.

"Aku suka dan mulai terbiasa... kamu panggil aku dengan sebutan sayang.." kataku menyembunyikan malu

Harusnya aku lebih bisa memposisikan diriku karena memang aku adalah istri sah dari seorang Revan. Sampai aku memberanikan diri memintanya tidur dikamarku.

Memang seharian ini aku merasa kesusahan untuk bergerak. Dan Revan juga berusaha untuk memperkerjakan seorang pembantu rumah tangga.

Siapa Aku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang