"Yah, ayo duduk sebentar Bapak ada pengumuman," Pak Jamal berdiri di tengah kelas, menunggu murid – muridnya untuk tenang seraya menulis "TAHUN AJARAN 2019-2020" di papan dengan huruf kapital."Petama bapak ucapkan selamat datang di kelas 12, semoga kita bisa bekerja sama selama dua semester ke depan," mulai Pak Jamal sembari menaruh spidol di atas meja guru dan menatap murid – muridnya. "Bapak tidak mau bicara banyak – banyak, hanya mengingatkan kalau kelas 12 ini kalian sudah tidak bisa main – main. Yang masih suka bolos atau tidak masuk tanpa surat keterangan tolong segera diperbaiki, yang gampang sakit tolong kesehatannya dijaga, kelas 12 ini absen tidak boleh banyak bolong. Mungkin kamu di kelas 10, 11, banyak ditolong sama wali kelas terutama yang sering absen. Tapi, di kelas 12 kalian sudah tidak bisa seperti itu."
"kita belajar intensif hanya satu semester ini, dan di bulan ke 5 nanti mungkin sudah mulai ada try out uji coba. Mulai dari sekarang tolong dipersiapkan baik – baik untuk ujian – ujiannya. Yang mau masuk Perguruan Tinggi Negeri juga dipersiapkan dengan matang dari sekarang karena nanti sekolah akan menseleksi untuk jalur undangan. Kemudian Bapak juga akan mengadakan konseling bersama Bu Tian dari BK mulai dari lusa sampai hari Jumat, kami akan bertanya seputar cita – cita dan tujuan setelah lulus dengan harapan akan membantu kalian."
Tatapan Pak Jamal melayang rata ke arah murid – muridnya, menangkap pandangan serupa dari 32 orang di depannya. Terkecuali mungkin si murid blasteran yang duduk di sab ke 4 barisan pertama dari arah pintu kelas yang nampak memandang kosong ke arah rambut teman di depannya. Tapi wajah Jake tertutup oleh murid di depan Sunghoon yang mengangkat tangannya tiba – tiba. "Pak mau nanya,"
"Sabar, Bapak belum selesai," sahut Pak Jamal, seketika membuat Geonu—si murid yang mengacungkan tangannya—tersenyum masam. "hari ini guru – guru akan ada rapat mungkin sampai siang, Bapak minta tolong jangan ribut karena akan ada kakak – kakak dari Universitas Garuda yang datang untuk memberikan informasi seputar Universitasnya. Setelah itu Bapak minta tolong langsung adakan pemilihan ketua kelas beserta pengurusnya, jangan lupa daftar namanya segera kirim ke wassaf bapak, tolong dicatet nanti ini nomornya ya,"
"Pak udah boleh nanya belom?" kali ini Jay yang bersuara selagi Pak Jamal menuliskan nomor whatsappnya di papan tulis.
"Ya, apa?" sahut Pak Jamal sembari berbalik dan menutup spidolnya.
"Bu Maya jadi berenti apa enggak, Pak?" tanya Jay yang seketika disambut dengusan malas dari beberapa teman kelasnya.
"Tidak, Bu Maya tidak berhenti tapi cuti karena mau menikah. Kenapa? Kamu naksir?" tanya Pak Jamal dengan nada gak tertarik.
"cowoknya yang waktu itu jemput ke sini, Pak?" tanya Jay lagi, refleks membuat Heesung menyikutnya seraya berbisik, "kepo amat sih lu,"
"Bukan urusan Bapak, bukan urusan kamu juga. lagian Bu Maya gak suka cowok yang rambut depannya gondrong begitu kayak preman." Jawab Pak Jamal yang disambut dengan dengusan Jay. "potong hari ini, kalau enggak bapak yang potong di bawah tiang bendera besok."
"botakin aja pak, biar gak jamet!" seru suara familiar dari arah sab ke 2 baris ke 4 yang berada di depan meja guru.
"eh bibir lu yang gua botakin lama lama, bener!" Jay berseru balik pada gadis berbandana putih yang kini menjulurkan lidahnya dengan wajah menyebalkan ke arah pemuda itu. Siapa lagi kalau bukan Kim Sunoo, si gadis yang sukses dijuluki Jay sebagai iblis penunggu kelasnya waktu kelas 10.
"Ya sudah – sudah. Bapak mau rapat, kalian jangan ribut. Selagi nunggu kakak – kakak dari Universitas Garuda, kalian adakan pemilihan ketua kelas langsung. Dan tolong pilih orang yang amanah, sabar, percaya diri, dapat diandalkan, dan tidak seenak – enaknya ya—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining | I-LAND
Fanfiction18, the age where you feel like everything is a blur and you need to ask yourself, "What exactly do i want in life?" 𝐬𝐢𝐥𝐯𝐞𝐫 𝐥𝐢𝐧𝐢𝐧𝐠 by: multierrything