[9] The Ice Prince Has Melt

191 43 12
                                    


"One, two, one, two, one, two..."

"Emang sehat, Bang, senam siang – siang begini?" tanya Daniel yang siang itu duduk di anak tangga yang mengarah ke lapangan tempat mereka biasa senam di sekolah. pemuda itu duduk di sana bersama 3 kakak kelas favoritenya—minus Heesung tentunya karena dia sibuk pacaran.

"sehat kali, tuh buktinya guru lo happy bener senam panas – panasan jam segini," jawab Jay asal sembari mengunyah es batu sisa dari dalam plastik es tehnya. Pandangannya melayang, kemana saja asal bukan orang – orang tua yang sedang senam di tengah lapangan dengan cengiran bahagia mereka, diiringi lagu senam dengan tempo cepat yang dipandu oleh salah satu guru olahraga senior di sekolah.

"lah dia mah emang demennya dikerubutin emak – emak," balas Daniel.

"itu pada mau lomba makanya rela senam jam segini," kali ini Jake yang menyahut tanpa menoleh karena sibuk tenggelam dalam instagramnya lagi. Daniel sendiri mengangguk – angguk paham sebelum memutuskan untuk mendempetkan dirinya ke arah Sunghoon karena area yang ia duduki mulai terpapar sinar matahari. Agak lucu juga kadang melihat satu – satunya anak kelas 11 dari jurusan MIPA ini bergaul dengan 4 kakak kelasnya dari SOS. Kalau bukan karena dulu mereka yang menyelamatkan daniel ketika insiden OSPEK, Daniel pasti gak akan sedekat ini dengan mereka.

"Eh, itu," ucap Jay tiba – tiba. "siapa yang kemaren teriak – teriak 'go daniel go daniel' di luar pager besi?" tanyanya sembari melongok ke arah Daniel.

"Nggak tau bang, asli. Dia kalo gue olahraga di lapangan selalu teriak begitu," jawab Daniel yang kedengaran sama bingungnya.

"keren lo, udah dapet pengagum rahasia. Ini si Jaya sampe sekarang juga gak ada," goda Jake sembari menepuk – nepuk bahu Daniel dengan senyuman jahilnya.

"sok ganteng lo jamet," sahut Jay.

"kata Sunoo sih yang biang jamet elo," jawab Jake yang masih betah menggoda.

"percaya sama iblis, musyrik tau lo? Dosa,"

"emang lo gak liat mukanya?" tanya Sunghoon pada daniel tiba – tiba.

"Enggak. Dia setiap kali gue nengok langsung balik kabur terus ilang," jawab Daniel santai. Seolah – olah gak pernah merasa penasaran dengan identitas pengagum rahasianya. Menurut Daniel, nanti juga akan ada saatnya gadis itu datang memperkenalkan diri. Ya, kan?

"eh gue cabut duluan dah, udah jam segini." ucap Jake tiba – tiba seraya bangkit dari duduknya dan menaruh ponselnya di saku seragam, membuat tiga temannya menoleh serentak.

"Apaan lo tai masih jam 2!" protes Jay.

"Mau kemana lo?" tanya Sunghoon, membuat Jake nyengir dan menyampirkan tas di bahu kanannya.

"ngedate," jawab Jake asal sambil berbalik ke arah Daniel dan mengulurkan tinjunya yang langsung disambut dengan tinjuan milik Daniel.

"Pala lo ngedate, ngedate noh sama si iblis," dumel Jay seraya melengos dan memutar bola matanya malas.

"pengennya sih gitu, tapi kayaknya dia belom demen," balas Jake gak kalah asal dari yang tadi.

"Bang serius lo mau sama Sunoo?" tanya Daniel dengan mata yang membulat lucu. Mungkin di kepalanya gak pernah terlintas sebuah kombinasi yang dibentuk oleh Jake dan Sunoo, sampai rasanya heran mendengar Jake berbicara sangat terbuka tentang ketertarikannya.

"lah kenapa? Anaknya gemes, sih." jawab Jake seraya terkekeh. Pemuda itu pun mulai menuruni tangga sembari menyisir rambutnya dengan jari – jari.

"Sampe jadian beneran, gue resign jadi temen lo anjinggg!" seru Jay, diikuti dengan lemparan es batu kecil yang sukses mengenai rambut Jake. Pemuda blasteran itu kemudan berbalik dengan gerakan cepat dan mengacungkan jari tengahnya ke arah Jay. Bukannya selesai, Jay malah melempar lebih banyak es batu, membuat Jake mempercepat langkahnya sembari tertawa keras.

Silver Lining | I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang