"Bang, oper!" Daniel—si bocah kelas 11 berbadan bongsor itu berteriak seraya berlari menuju gawang yang dijaga oleh Niki, teman sekelasnya yang sore itu memutuskan untuk bergabung bersama Daniel, Jay, dan Jungwon bermain bola.Setelah bola sudah didapat Daniel, dengan cekatan pemuda itu menggiringnya menuju gawang, dan dengan satu tendangan kuat berhasil menerobos pertahanan Niki. Goal yang diciptakan Daniel mengundang teriakan dari dua arah, satu dari Jay yang berada dua meter di belakang Daniel, dan satu dari arah pagar besi di belakang Niki.
"GO DANIEL GO DANIEL GO!! DANIEEEL SEMANGAAATT!" teriakan heboh itu berhasil membuat empat pemuda di lapangan futsal menoleh serentak. Keempatnya sukses menangkap tiga orang gadis yang dengan panik buru – buru berbalik. Satu diantaranya yang mengenakan tas ransel soft pink dengan gantungan unicorn refleks berteriak, "mampus kak Danielnya nengoooookkkkk!"
"Saha, Nil?" tanya Jungwon dengan muka bingungnya dan dua tangan yang berkacak di pinggang. Daniel sendiri hanya menggeleng pertanda dia juga gak tau siapa gadis dengan teriakan hebohnya barusan—walaupun Daniel yakin dia gadis yang sama dengan yang waktu itu meneriakinya dengan teriakan serupa ketika pelajaran olahraga dua minggu lalu.
"edun, cewek makin ke sini makin berani," komentar Jungwon seraya berdecak dan menggeleng – gelengkan kepalanya.
"dah ayo lagi, cepet!" seru Jay sambil mengkode Niki agar menendang bolanya ke tengah.
Keempatnya kembali asyik bermain. Walaupun bukan pertandingan serius dan hanya sekedar mengisi jam – jam bosan, Jay tetap gak rela kalau berakhir kalah. Dengan gesit pemuda itu berlari sembari berteriak, "Oper gue dulu sini!" pada Daniel yang juga sedang sibuk berebut bola dengan Jungwon.
Tapi bukannya mengoper bola, Daniel malah menembaknya langsung menuju gawang Niki dan Jungwon yang sudah bertukar tempat dengannya, dan dengan sial bola tersebut melayang jauh melewati gawang menerobos tanaman di belakangnya.
"kata gue juga apa, oper!" omel Jay yang kemudian berlari kecil, "bentar gue ambil."
***
"yang gue tugasin bikin laporan proker bulan ini siapa aja?" tanya sebuah suara tegas sembari mengacungkan sebuah kertas yang sudah dijilid ke arah 17 orang di depannya.
Adalah Nadine, gadis bermanik mata hazelnut dengan rambut agak ikal yang diikat menjadi messy bun sore itu nampak agak frustasi. baju seragamnya sudah ia keluarkan dari dalam rok kotak - kotak span selututnya, dasinya sudah hilang tenggelam di dasar tas, kancing - kancing seragamnya pun sudah dibuka semua, memperlihatkan kaus soft pink polos di dalamnya. dari penampilannya, gadis ini lebih mirip pentolan kelas ketimbang Ketua Osis, kan? Tapi siapa sangka kalau gadis yang berpenampilan bak ketua geng ini adalah salah satu berlian SMA Kartini?
"gue kak," seorang gadis berkacamata bulat dengan kuncir kuda mengangkat tangannya dengan gerakan agak ragu.
"sama siapa aja?" tanya Nadine dengan sorot mata serius.
"bertujuh sama Kyungmin, Yoonwon, Minseo, Lucy, Jaehee, Wonyoung." jawab gadis tadi.
"siapa yang dapet tugas ngereview?" Nadine kembali melempar pertanyaan, tapi kali ini gak ada yang membuka suaranya, membuat si Ketua Osis mengangkat alisnya tinggi - tinggi. "siapa?"
kelas masih hening.
"jangan bilang emang sebelum dikasih ke gue ini laporan gak ada yang review?" tebak Nadine dengan ekspresi wajah yang menahan marah. merasa betul karena gak ada satupun yang menjawab pertanyaannya, Nadine menggebrak meja dengan dua tangannya, membuat Vio yang duduk persis di depannya berjengit kaget. gadis itu menatap serius anggota Osis di depannya, siap menyemburkan segala omelannya sore ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining | I-LAND
Fanfiction18, the age where you feel like everything is a blur and you need to ask yourself, "What exactly do i want in life?" 𝐬𝐢𝐥𝐯𝐞𝐫 𝐥𝐢𝐧𝐢𝐧𝐠 by: multierrything