[18] The Crucial Week Is Coming

118 25 1
                                    


"temen - temen barangnya beresin ya, kita belajar di perpus sampe istirahat. bawa buku seperlunya aja, kalo udah sampe perpus jangan berisik nanti diusir lagi sama Mbak Ayu kayak bulan lalu!"

setelah Sunoo memberi sekilas info di depan kelas, penghuni 12 SOS 1 pun langsung bergegas keluar membawa buku seadanya (baca: satu buku tulis dan satu bulpen), terutama Jay yang berkata akan melipir ke kantin dulu untuk beberapa menit.

kemudian sisalah Sunoo dan Jake di kelas. kebetulan Sunoo memang mau memastikan teman - temannya keluar duluan sebelum ia mengunci pintu. kalau Jake sih sibuk sendiri di bangkunya, mencatat entah apa dengan banyak kertas yang berserakan di mejanya.

"lo gak keluar? pintunya mau gue kunci," tanya Sunoo sembari berjalan menghampiri Jake.

semenjak insiden dimana Jake membersihkan luka Sunoo--yang mana sudah sebulan lebih, keduanya jadi agak jarang bicara. sebenarnya bukan jarang karena sama - sama menjaga jarak, hanya saja Sunoo merasa agak canggung kalau harus ngobrol seperti biasa, kalau Jake sih masih suka tebar pesona, seperti omongannya terakhir kali gak berdampak besar pada kesehatan jiwa Sunoo.

"hm?" Jake mengangkat kepala dan menatap Sunoo sekilas. "bentar,"

"mau ditungguin?" tanya Sunoo pelan. duh, dia gak yakin sih mau menunggu Jake melakukan entah-apanya itu sampai selesai. maksudnya, gimana kalau pemuda itu kelamaan dan mereka berdua jadi sangat canggung untuk ngobrol? Sunoo gak mau jadi satu - satunya orang yang mencairkan suasana dikeadaan begini.

"lo keluar duluan aja, nanti pintunya gue yang kunci." ucap Jake, kali ini tanpa mengangkat kepalanya.

Sunoo sendiri nampak menimbang - nimbang sebelum kemudian mengangguk. "oke,"

gadis itu berbalik dengan gerakan ragu, sesekali melirik Jake yang kini nampak fokus menghighlight tulisan - tulisan di salah satu kertasnya dengan stabilo warna hijau tosca.

kemudian Sunoo, dengan impulsif berbalik dan kembali bertanya dengan cepat, "yakin gak mau gue tungguin?"

gadis itu menatap Jake dengan pandangan ragu dan gelisah. kedua alisnya terangkat ketika Jake akhirnya menatap Sunoo lagi. pemuda itu nampak bingung dan berpikir sejenak sebelum menjawab dengan nada agak ragu. "enggak.."

"oh, okay..." gumam Sunoo seraya mengangguk - anggukan kepalanya dan kembali berbalik dengan pelan. "pokoknya nanti kalo keluar jangan lupa matiin lampu—acnya gak usah, biarin aja nyala. terus pas kunci pintu jangan lupa dicek dua kali, soalnya kalo gak dicek dia suka kayak belom ke kunci gitu,"

Jake gak menjawab, membuat Sunoo yang tadi sibuk menunjuk benda - benda yang harus diperhatikan Jake pun kembali menoleh, mendapati pemuda itu masih menatapnya dengan pandangan yang gak bisa Sunoo artikan. tapi lewat pandangan tersebutlah, Sunoo yakin ada hal yang mengganggu pikiran Jake dan Sunoo urung bertanya. ia gak mau terkesan terlalu ikut campur, pun ia merasa gak punya hak untuk bertanya pada pemuda itu.

"lo ngerti kan?" tanya Sunoo yang menatap Jake ragu. karena gak kunjung mendapat jawabannya, Sunoo mendengus jengkel dan berdecak. "jawab kek. ya udah gue tinggal, nih? awas aja kalo sampe ada yang lupa, gue gak mau kena omel Pak Jamal. salah elo kalo sampe pengurus kelas ditegor karena lampu gak dimatiinlah, barang anak anak ilang karena pintu gak dikuncilah. duh kalo sampe kayak gitu lo tau kan kita bakal kena sindir waktu—"

"sunoo," Jake memanggil tiba - tiba, membuat Sunoo berhenti ngoceh.

"huh?"

Jake mengerjap - ngerjap sebentar sebelum bangkit dari duduknya dan membereskan kertas - kertas yang ada di mejanya. "mau ke kantin bentar? beli bengbeng? kan lo suka,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silver Lining | I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang