💀32💀

1.2K 124 16
                                    

Semburat membara, segala sesuatu menjadi indah tapi semuanya telah layu. Bagai daun yang berjatuhan, seolah air mata menetes dan segala yang tampak abadi pergi menjauh.
- Bangtan -
.
.
💀💀💀💀💀💀💀💀💀💀💀💀💀

HAPPY READING❄


Mentari pagi bersinar cerah. Angin berhembus menerpa dedaunan pohon hingga menggugurkan beberapa lembar daun berwarna orange. Bangtan dan para pekerja mansion berkumpul di luar halaman mansion. Mereka tampak memakai pakaian serba hitam. Didepan mereka terdapat sebuah peti mati dan mobil jenazah.

Madam Willa terlihat mendekati peti dan memandang seorang gadis yang telah terbujur kaku didalam peti mati itu. Gadis itu adalah Lexa, dia akan dimakamkan hari ini. Madam Willa menundukkan kepala seraya memejamkan mata, air mata berlinang dikedua pipinya. Ia menghela nafas menenangkan diri, lalu ia menyuruh Hans dan para bodyguard untuk menutup peti itu dan memasukkannya kedalam mobil jenazah untuk segera dimakamkan.

Velyn memperhatikan mereka dari dalam jendela kamarnya. Dahinya menyentuh kaca jendela dengan wajah murung, disertai bulir-bulir air mata yang terus membasahi pipinya. Ia tidak ikut berkumpul bersama mereka atas kemauannya sendiri.

Sementara Bangtan terus menatap peti mati itu dengan raut wajah yang datar dan sorot mata yang dingin. Namjoon memetikkan jari memanggil Hans yang telah selesai memasukkan peti mati itu kedalam mobil jenazah. "Selesaikan pemakamannya sekarang!" Ucapnya.

"Baik, Tuan." Ucap Hans lalu melangkah masuk kedalam mobil.

Mobil jenazah itu pun pergi bersama mobil Hans, meninggalkan halaman mansion. Bangtan tampak masuk kedalam mansion, begitu juga dengan semua pekerja mansion. Mereka semua kembali melakukan kesibukannya masing-masing.

Bangtan melangkah masuk ke ruang pribadinya, lalu duduk di sofa. Hoseok membuka pembicaraan. "Saat sarapan bersama dan mengurus pemakaman Lexa, aku tidak melihat  Velyn. Kemana dia?"

"Gadis aneh itu mengurung diri di kamarnya." Sahut Yoongi.

"Kalian lihat ekspresi Velyn semalam? Marah, kecewa, sedih, hingga menangis dan berteriak setelah kepergian sahabatnya itu." Ucap Jungkook.

"Ya.. Dia sangat emosional." Sahut Seokjin.

"Aku rasa, dia bisa lebih dari itu jika ia mengetahui kebenaran yang sebenarnya." Sahut Jimin.

"Dia akan membunuh siapapun yang berkaitan dengan kematian keluarganya, termasuk kita! Dia bukanlah Velyn yang kita kenal sebelumnya. Karena treatment itu, dia berubah menjadi lebih agresif, ekspresif dan bahkan berbahaya." Jelas Namjoon.

"Berbahaya? Haha apa maksudmu?" Tanya Hoseok.

"Kalian tidak ingat ketika ia mencengkram dan mencekik leher JK saat treatment itu berakhir?" Tanya Namjoon.

"Ya, aku hampir mati karena tidak bisa bernafas. Kekuatan cengkramannya tidaklah biasa." Sahut Jungkook.

Namjoon memetikkan jarinya mengiyakan JK. "Ya! Cairan khusus yang kita buat telah merubahnya. Dia akan melakukan apapun untuk membunuh siapapun yang terlibat dalam kematian keluarganya. Sama seperti kita, tidak penting siapa orang itu, dia akan membunuhnya. Itulah pandanganku terhadapnya."

The Bulletproof MAFIA || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang