44. Acara Berlanjut

18 8 0
                                    

Tak lama steffy menghampiri kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama steffy menghampiri kami.

"Steffy" ucap (namakamu)

"Lo bilang gamau dateng?" tanya (namakamu)

"Gue kesini buat ngasih ini"

(Namakamu) membukanya dan

"Cantik. Lo yang buat?"

"Iqbaal yang minta gue buat kaya gitu. Dia yang minta untuk pakai beberapa jenis bunga"

Itu adalah flower crown.

"Kamu punya wajha baby face. Jadi pantes buat bunga apapun itu"

"Makasih" ucapnya lalu menatapku

"(Nam) gue mau ngomong sama lo"

Steffy meninggalkan kami. Lalu (namakamu) menyusul nya.

•••

Beby PoV

Aku dan bio sedang berjalan menuju aula, namun, di dekat tangga aku melihat steffy yang menangis. Kita pun menghampirinya.

"Stef, lo ngapain?" tanya bio

"Apa lo--

"Materi boadcast ini ga pura-pura kan?"

Aku dan bio cukup terkejut dengan pertanyaan nya.

"Ngga. Ini pura-pura. Ini boadcast yang seru dan hanya pura-pura"

"Ngga. Gue gayakin" sentak nya

•••

(Namakamu) PoV

Kini semua sudah ada di dalam aula yang sudah dihias. Aku berdiri depan kamera bersama teman lainnya. Mereka berada di belakangku dengan pakaian hitam nya. Hanya aku dan iqbaal yang mengenakan pakaian berwarna.

"Untuk teman-teman kelas 1-3 SMA Nusa. Aku ucapkan banyak terima kasih pada semua yang mau melihat boadcast ini. Sambil mempersiapkan ini, aku berpikir banyak tnetang apa artinya menghadapi kematian dengan cara yang baik. Aku tidak memiliki hari esok, bukan berarti tidak bisa melakukan hal yang paling disukai Iqbaal"

"Apa itu?" sela iqbaal

"Menunda tugas hari ini sampai besok. Karna tidak ada hari esok. Hal menakjubkan yang tak pernah kubayangkan terjadi. Hari ini menjadi begitu bahagia. Jadi saat ini adalah momen paling berharga sepanjang hidupku. Semua yang kalian berikan padaku. Aku berterimakasih dan menerimanya dengan rasa syukur. Jika ada sesuatu yang kumiliki, aku ingin memberikannya kepada kalian semua sebelum aku pergi" aku mulai menitihkan air mata ku.

"Hal kecil yang kumiliki, bahkan sentimen atau perasaan kecil pun, aku akan memberikan semuanya. Terakhir, aku akan mengucapkan selamat tinggal dengan ungkapan yang pernah aku dengar" ucapanku terhenti lalu menatap iqbaal

"Kematian adalah akhir dari hidup. Itu bukan akhir sebuah hubungan. Terimakasih"

Lalu kamera pun dimatikan. Namun, iqbaal langsung keluar dan teman lainnya mengucapkan selamat kepadaku.

"(nam) kerja baguss!!"

•••

Iqbaal PoV

Aku memilih keluar aula, dan bersandar di dinding depan aula. Menatap kosong kedepan.

'Ngga. Gue belum siap. Gue belum siap ngucapin selamat tinggal padanya'

Tak lama seorang pria paruh baya menghampiri ku seraya duduk di kursi roda.

"(Namakamu) pasti berpikir kalau kamu aneh saat ini" ucap nya

"Aku mengiriminya sebuah pesan. Aku bilang aku harus pergi menemui, lalu aku pergi. Pak. Apa yang harus aku lakukan sekarang? (Namakamu) besok pergi ke Jakarta. Ibunya menjemputnya. Tapi, apa aku harus berpura-pura. Kalau aku tidak tahu sampai akhir seperti yang dia mau? Atau aku harus menunggu setiap hari? Jika itu anda, apa yang anda inginkan dari orang yang anda cintai?"

"Aku hanya orang bodoh. Kamu gabisa menanyakan pertanyaan sulit seperti itu dan mengharapkan sebuah jawaban. Kamu harus memutuskannya sendiri" jawabnya

Malam hari nya, aku memilih untuk berada di kamar.

"Ayah. Apa yang bakal ayah lakuin kalau jadi iqbaal? Iqbaal bener-bener bingung. Iqbaal gapunya banyak waktu. Kenapa aku berdiri tanpa melakukan apapun? Ini buat aku stres. Tolong bantu aku yah" gumam ku

Tak lama beby membuka pintu kamarku

"Bayi"

Aku mendongak menatap nya

"Temui (namakamu)"

Aku berlari menuju rs untuk menemuinya. Langkahku terhenti saat berada di depan ruang rawat nya dan mendengarkan pembicaraan bunda dan (namakamu).

•••

(Namakamu) PoV

"Tetep aja, bunda seneng banget waktu tau ibumu datang"

"Aku minta bantuannya. Aku harus pergi bareng mama. Dan iqbaal akan merasa lebih baik"

" Iqbaal dan orang-orang di sini, aku harap mereka mengingatku seperti itu. Berdiri di sana dan tersenyum bareng mama. Pesan yang aku sampaikan tadi, cukup untuk pesan perpisahan kami"

"Bunda juga yakin mereka sangat menyukainya"

"Aku juga mau menjalani sisa hidupku seperti itu. Menangis,membenci,sakit hati, dan lainnya. Aku uda lakuin itu semua. Tapi, tubuhku beda, aku kehilangan kesadaranku, aku ngga berfikir, itu aku. Penyakit ini, alih-alih terlihat sakit. Aku hanya ingin terlihat seperti saat aku masih menjadi diriku dulu. Untuk iqbaal"

•••

Iqbaal PoV

'Ya, pertunjukan harus terus berlanjut. Mari kita lanjutkan pertunjukan. Itu yang diinginkan penonton'

Aku lalu melangkah pergi meninggalkannya.

•••

B E R S A M B U N G ✨

Vote dan komen pliss🙏🏻🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan komen pliss🙏🏻🙏🏻

[5] Aku dan Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang