Keesokan harinya, saat sepulang sekolah, aku mengantar (namakamu) foto untuk boadcast tugas itu. Setelahnya kita berjalan dengan bergandengan tangan.
•••
(Namakamu) PoV
Ponselku berdering.
"Kamu duluan ya, aku angkat telfon dulu"
Setelah iqbaal pergi, aku segera mengangkat telfon dari mama.
"Halo?"
'Apa kamu baik-baik aja? Apa kamu boros dengan uang yang mama kasih?'
"Apa membelanjakan uang buat aku terasa seperti pemborosan?"
'Kalau mama bilang itu bukan pemborosan apa kamu bisa percaya sama mama?'
"Apa mama gabisa ngelakuin ini buat aku? Aku anakmu ma"
'Kamu sekarang makin kasar ya? Mama udah biayain hidup dan sekolah kamu, jadi apa yang kamu butuhkan lagi? Mama tahu kamu punya pacar sekarang, sepertinya kamu lebih banyak hal untuk menghabiskan uangmu. Membesarkan anak hanya sampai 20 tahun, kamu harus urus diri kamu sendiri setelah itu'
"Aku ngga butuh sampai aku umur 20 tahun, aku bakalan mati saat itu. Aku bakalan mati karna kanker otak ini!"
Aku segera memutuskan sambungan telfon itu.
"Hiksss"
•••
Iqbaal PoV
Di sekolah,
"Kita harus apain itu bunga?"
"Kita harus pake bunga yang cantik banget"
"Gimana sama gue?"
"Ada ide lain?"
Ya begitulah mereka yang sedang mendiskusikan boadcast itu. Sedangkan aku dan (namakamu) memilih untuk duduk di bangku dan tidur berhadapan. Ah bukan. Hanya (namakamu) yang memejamkan mata, dan aku melihat wajah cantik nya itu.
'Kalau bunda gatau, gue nanya siapa? Ah ya, gue cari di internet aja'
Aku pun meraih ponsel milik (namakamu) dan mencari nya di internet.
'Sering sakit kepala, gangguan pencernaan, anemia. Gejela yang diderita itu gejala yang umum terjadi. Aishh,, internet juga gagal'
"Steffy, lama banget? Kita uda nunggu 30 menit" tanya mel
"Sorry, tapi gue gajadi ikut tim boadcast kalian"
"Ha? Apa lo bilang?" sentak yogi
(Namakamu) dan aku yang awal nya sibuk sendiri pun menatap kearah steffy
"Stef, kasih alesan yang jelas" saut bio
"Yakan gue uda bilang, gue gamau"
"Kalau lo pergi, siapa yang bakal pinjemin kamera?" tanya adit
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] Aku dan Kamu [END]
Roman pour AdolescentsIqbaal Dhiafakhri dan Beby Tsabina adalah anak Jakarta yang selalu dimanjakan oleh teknologi ibu kota. Karna kehidupan di kota semakin sulit mengingat mereka hanya dibesarkan oleh sang ibu karena sang ayah hilang saat menjadi relawan di perbatasan...