A K U D A N K A M U
©2020
•••
Aku berlari menuju kelas terlebih dahulu dan langsung memasukkan koin-koin itu ke dalam kantung kresek hitam dengan terburu-buru.
"Bernard, lo ngapain?"
Aku langsung menutupi beberapa uang koin itu dengan lenganku. Aku kenal dengan suara itu.
"Celengan babi gue ringan dan gue liat, ada orang memotong perutnya dan menutupnya pake pita"
Aku tertawa hambar,
"Siapa yang lakuin itu?" ucapku berlagak tak tahu
Beby langsung menarik kresek hitam berisi koin itu.
"Gue gamau kehilangan duit gue meski cuma 1000 rupiah"
"167.370 rupiah. Sulit tau ngitungnya" desisku
"Lo liat tante sasa?"
Aku menoleh ke arahnya,
"Dia kesini karna lo"
"Gue?"
"Ada rumor yang bilang kalau lo seorang gangster"
"Ha?"
•••
Sepulang sekolah, aku menuju Hospice. Dan aku melihat ibu sedang berbicara dengan seseorang lewat telfon.
"Aku cuma mau denger suara ibu"
"Iya, aku baik-baik aja"
"Aku mengajar anak-anak seni disini"
"Sasa juga uda kerja kok bu"
"Ibu. Bertahan disana ya. Bahkan kalau aku gabisa mengunjungi ibu, hidup dengan baik untuk waktu yang lama. Aku harus pergi sekarang bu"
Sekiranya itulah percakapan bunda dengan ibu nya yang berarti nenek ku di Surabaya. Bunda meyakinkan ibu nya jika kondisinya sangat baik, padahal, berbanding terbalik. Aku bersandar di dinding.
Aku mengambil ponselku lalu menelfon seseorang.
"Ini gue"
'...'
"Gue mau bantu ngurus jenazah, bisa?"
'...'
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] Aku dan Kamu [END]
Teen FictionIqbaal Dhiafakhri dan Beby Tsabina adalah anak Jakarta yang selalu dimanjakan oleh teknologi ibu kota. Karna kehidupan di kota semakin sulit mengingat mereka hanya dibesarkan oleh sang ibu karena sang ayah hilang saat menjadi relawan di perbatasan...