12. Ayah

47 7 0
                                    

A K U   D A N  K A M U

©2020

©2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Kita masih sama-sama mencari cincin itu.

"Dimana sih" gumamku

Sekitar 1 jam kita mencari namun nihil. Aku mendudukkan bokongku di tanah.

"Argh. Gue harus gimana. Dimana sih cincinnya" gumamku.

•••

(Namakamu) PoV

Aku menatap iqbaal sendu. Aku merasa bersalah, seharusnya tadi aku tak perlu menghempas tangan iqbaal dan membuat cincin itu hilang.

•••

Disisi lain

Tante sasa sedang menghafal sesuatu di depan rumah, namun terhenti ketika melihat bunda.

"Eh, mbak" tante sasa menyembunyikan hafalan nya di balik punggungnya.

Langsung saja bunda mengambil itu. Tante sasa tak dapat berbuat apapun saat itu.

"Kamu nyembunyiin sesuatu dari mbak kan?"

"Ngga mbak" tante sasa masih berusaha mengambil catatan nya itu.

"Bilang dulu sama mbak. Apa ini?"

"Sasa dapet kerja jadi guru kontrak"

Sontak wajah bunda kembali gembira mendengarnya.

"Serius?"

"Sasa masih harus ikut tes mengajar di kelas. Kalau lulus tes itu, aku baru bisa kerja. Tapi--

"Tapi apa?"

"Tes nya dapet di kelas Iqbaal sama Beby"

"Ya bagus dong"

"Tapi aku gugup kalau ngajar iqbaal sama beby"

"Dasar aneh. Ah, kamu bisa latihan di depan mereka"

"Wahh,, mbak bener"

•••

Iqbaal PoV

Kini aku,beby,dan tante sasa berada di ruang tamu. Entahlah tante sasa menjelaskan beberapa hal sekaligus menghafal. Namun aku tak mendengarnya, aku sibuk melamunkan cincin berlian itu seraya meremas rambutku. Sedangkan beby memakan yogurt milik nya.

[5] Aku dan Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang