Bab 20

26.2K 1.7K 97
                                        

Yasmin masih tidak mengerti bagaimana bisa rumah Kakaknya yang penuh dengan penjagaan ketat seperti ini di masuki oleh pencuri? Dengan dua orang security yang berjaga di pos depan serta dua orang lagi berkeliling di sekitaran rumah harusnya itu sudah lebih dari cukup untuk membuat rumah Arion itu tempat paling aman. Dan anehnya lagi, kenapa yang hilang bukannya barang-barang mewah yang memiliki nilai jual melainkan hanya paspor dan visa miliknya? Yasmin benar-benar tidak habis pikir, otaknya seketika terasa macet terlebih tidak ada rekaman CCTV yang bisa di jadikannya barang bukti untuk mengetahui siapa pelaku yang telah mencuri dokumen-dokumen miliknya itu. Pelaku itu seolah sudah merencanakan semuanya, termasuk dengan menghapus rekaman CCTV selama beberapa hari ini, hingga Yasmin mencurigai pelakunya adalah orang terdekat.

Ketika semua pemikiran itu tengah berkecamuk di kepalanya, pintu kamarnya terbuka, Arion masuk tak lama kemudian.

"Kakak sudah mengurus paspor dan juga visamu yang hilang, mungkin lusa akan selesai," kata Arion begitu melihat Yasmin membuka mulutnya hendak bertanya.

"Jadi dokumenku benar-benar hilang ya?" Tanya Yasmin dengan wajah muram.

Arion tersenyum masam, seraya menepuk pelan kepala adiknya. "Jangan khawatir, Kakak janji 2 hari kedepan kamu sudah bisa mendapatkannya lagi."

Yasmin menarik nafas berat. "Baiklah, sepertinya aku harus bersabar sebentar lagi. Hanya saja...."

"Hanya saja apa?"

"Lusa akan ada pameran, dan Wiliam pasti akan marah besar jika tahu aku tidak bisa pulang dalam waktu dekat." Mendadak Yasmin mencemaskan seniornya itu yang hampir setiap detik selalu meneleponnya untuk mengingatkan masalah ini.

"Kalau begitu, kamu harus memberitahunya mulai sekarang."

"Tapi Kak, ini adalah mimpiku. Aku sudah lama menantikan hari ini. Di pameran itu, nantinya karyaku akan bersanding dengan karya-karya para pelukis terkenal dari seluruh dunia. Dan sekarang ... aku harus kehilangan kesempatan itu," Yasmin bergumam dengan wajah muram.

"Lalu mau bagaimana, Kakak sudah mengupayakan yang tercepat untuk membuat dokumen-dokumenmu yang hilang dalam waktu singkat."

Arion tidak bohong, dia memang sudah mengerahkan segala kekuasaannya dengan menyogok sana sini lewat orang kepercayaannya, supaya dokumen Yasmin yang hilang itu bisa segera di buat kembali. Tapi ternyata tidak mudah, Arion merasa heran sendiri ketika mendengar kabar kalau lembaga imigrasi itu menolak tawaran darinya, bahkan terkesan mempersulit usahanya. Sehingga Arion menebak, jika Raven juga ada dibalik semua ini. Namun sayangnya, Arion sudah bertekad untuk melindungi Yasmin dari suaminya yang tidak berperasaan itu, dan dia tidak akan membiarkan Raven kembali menyakiti adiknya lagi seperti dulu. Untungnya saja, Arion memiliki seorang teman yang bekerja di lembaga imigrasi, yang menyanggupi akan membantunya dalam mengurus dokumen Yasmin.

"Katakan Kak, menurutmu siapa orang yang telah mengambil dokumen-dokumenku?"

Pertanyaan Yasmin menyadarkan Arion dari lamunannya, dia menatap adiknya untuk sesaat lamanya, seperti mempertimbangkan sesuatu yang berat. "Aku tidak tahu," jawabnya pada akhirnya.

Mata Yasmin menyipit curiga, "Kau tidak sedang menutupi sesuatu dariku kan?"

Arion memaksakan senyum, "Tidak ada, itu hanya perasaanmu. Sekarang tidurlah, ini sudah malam. Sejak kemarin kamu pasti belum tidur dengan baik!"

Ucapan Arion memang benar, sejak pulang dari rumah Malea, Yasmin tidak bisa tidur dengan nyenyak, masalahnya setiap kali ia berusaha untuk memejamkan matanya, ingatan tentang Raven yang mengungkapkan kecemburuannya sukses mengusik perasaannya kembali.

Setelah memberikan usapan lembut di kepala Yasmin, Arion pergi ke kamarnya. Dia perlu istirahat, tubuh serta pikirannya sangat lelah, mengingat seharian ini bukanlah pekerjaan di kantor yang menyita sebagian besar waktunya, melainkan saat mengurusi dokumen-dokumen adiknya. Dirinya ternyata kalah cepat dengan Raven sehingga pria itu berhasil memblokir semua akses masuk kedalam lembaga itu. Sampai Arion harus turun tangan sendiri, karena orang kepercayaannya kali ini tidak bisa dia andalkan.

Beautiful Mistake (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang