Bab 4

23.4K 1.7K 127
                                    

Oh Tuhan bagaimana ini?

Kenapa pria itu tampak begitu rupawan dalam penampilannya yang semakin terlihat dewasa? Setelan jas kerjanya yang pas badan membalut tubuh atletisnya. Alis tebal yang terukir maskulin di atas sepasang mata elangnya yang tajam luar biasa hingga membuat siapapun akan merasa terintimidasi saat berhadapan dengannya, juga rahang tegasnya yang di tumbuhi bakal-bakal jambang entah kenapa hal itu malah semakin memperseksi wajah pria itu di dalam penglihatan Yasmin. Dan dalam sekejap Yasmin merasa seluruh pertahanan dirinya jebol ketika menyadari kalau jantungnya di dalam sana masih berdetak dengan begitu hebatnya untuk pria yang sama, pria yang dulu pernah memporak-porandakan hatinya dengan kejam.

Hentikan Yasmin, kau harus ingat bahwa pria itu tidak akan pernah membalas perasaanmu! Tidak, bukan itu alasan yang tepat untuk menghentikan kekonyolan ini. Yasmin harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena pria itulah penyebab dirinya harus kehilangan calon bayinya di masa lalu, dan untuk semua rasa sakit itu seharusnya Yasmin memiliki alasan kuat untuk tidak lagi merasa gugup di depan pria kejam seperti Raven.

Buru-buru Yasmin berbalik, mengontrol detak jantungnya yang menderu oleh kemunculan pria itu yang tiba-tiba, hatinya terus melafalkan segala do'a kepada Sang Pencipta agar dia tidak kembali kepada kebiasaan lamanya yang mudah luluh pada semua pesona yang di bawa oleh mantan suaminya itu.

Dan disaat bathinnya masih bergejolak dengan dasyat seperti itu, tanpa ia sadari Raven sudah ada di depan meja mereka. Edgar dengan antusias langsung menghambur kearah Raven yang terlihat tulus menyambut pelukan bocah itu.

Yasmin merasa gugup luar biasa, sialnya lagi seluruh anggota tubuhnya mendadak tidak bisa di gerakan sama sekali, dan yang bisa dia lakukan hanya menatap sepasang jemarinya yang saling meremas di atas pangkuannya.

Bodoh, kau terlihat menyedihkan Yasmin!

Bukankah sejak dulu dirinya memang semenyedihkan itu? Apalagi kenangan ketika ia harus kehilangan calon malaikat kecilnya selalu saja berhasil membunuh hatinya, membuatnya terus berkubang dalam jurang suram penuh kesedihan yang menjeratnya hingga ke dasar dan nyaris tidak memberinya jalan keluar. Dan pria itulah penyebabnya, jadi ketika hatinya kembali gentar Yasmin hanya tinggal menarik keluar kenangan pahit itu dari ingatannya, seolah dengan mengingat hal itu dirinya merasa di kuatkan kembali. Sebuah kebiasaan yang sama yang di lakukannya 7 tahun ini ketika ia merasa sangat merindukan pria itu, Yasmin hanya tinggal mengingat kenangan menyakitkan itu, maka secepat kilat Tuhan mematikan hatinya kembali.

"Om kenalkan, ini Tante Yasmin adiknya Papy."

Yasmin mengangkat wajahnya dan terkejut di detik berikutnya saat melihat Raven sudah duduk di seberang mejanya sambil memangku Edgar. Selama beberapa detik tatapan mereka bertemu, Yasmin berusaha untuk menjaga ekspresinya di bawah tatapan tajam Raven padanya. Berusaha untuk terlihat tidak terusik oleh tatapan itu, selanjutnya dengan sikap yang ia buat setenang mungkin Yasmin sengaja mengalihkan fokusnya pada Edgar yang tampak ceria, sepertinya Edgar tidak benar-benar mengingat kejadian semalam, terbukti dengan ucapannya barusan saat memperkenalkan dua orang dewasa yang saling bersikap kaku di dekatnya sekarang ini.

"Om sudah kenal."

Jawaban Raven sontak membuat Yasmin kembali menatapnya terkejut, setelah semalam di depan Bianca dia bersikap seakan-akan mereka adalah dua orang asing yang tidak saling mengenal sekarang di depan Edgar malah sebaliknya. Apa Raven memang sengaja mengucapkan hal itu hanya untuk memancing reaksi Yasmin? Tapi sayangnya Yasmin sudah memutuskan untuk bersikap acuh tak acuh kepada mantan suaminya itu.

Dia melirik arloji di lengannya dengan resah, entah kenapa kepergian Bianca dan Bella terasa seperti penantian seribu tahun baginya. Dia akan sangat bersyukur jika ada seseorang yang bisa menyelamatkannya dari situasi yang menegangkan seperti saat ini. Yasmin berusaha untuk terlihat tidak peduli pada interaksi antara Edgar dan Raven, meski sebenarnya dia sangat penasaran dengan apa yang mereka bisikan sejak tadi dengan mata yang selalu mencuri-curi pandang ke arahnya berikut dengan senyuman mereka yang entah kenapa malah semakin membuat Yasmin penasaran.

Beautiful Mistake (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang