Bab 3

23.1K 1.6K 48
                                    

Tok tok tok

Yasmin terbangun oleh suara ketukan di pintu kamarnya, kepalanya sedikit terasa pening, perlahan ia mengangkat badannya hingga bersandar pada kepala ranjang sebelum akhirnya meraih ponsel di sebelah bantalnya, lalu terkejut di detik selanjutnya saat layar di ponsel itu menunjukkan pukul 10 pagi.

Astaga, sudah siang ternyata!

"Yas, kamu udah bangun?"

Suara lembut Bianca terdengar tak lama kemudian. Dengan cepat Yasmin melompat turun dari ranjang untuk bergegas membuka pintu kamarnya.

"Kau baru bangun ya?" Tanya Bianca begitu pintu terbuka.

Yasmin tersenyum malu-malu, dia menyugar rambutnya yang terurai, salah satu anugerah Tuhan yang selalu Yasmin syukuri adalah memiliki jenis rambut layaknya model-model iklan shampoo-lurus, lembut, hitam berkilau-jadi meski bangun tidur sekalipun rambut Yasmin selalu rapih, tidak seperti rambut singa yang sering di miliki oleh wanita dewasa lainnya.

"Aku membuatkanmu nasi goreng dan telur mata sapi, Arion bilang kamu tidak suka pedas jadi aku tidak menambahkan sambal ketika membuatnya," kata Bianca seraya mengulurkan baki makanan kepada Yasmin.

"Ah, kau repot-repot sekali Bi. Padahal aku bisa menyiapkannya sendiri." Yasmin menerima pemberian Bianca dengan sedikit canggung.

"Apanya yang repot, aku senang melakukan ini untukmu," timpal Bianca cepat sambil menepuk pelan lengan Yasmin. "Semalam maaf ya, aku tidak bisa menemuimu lagi, Bella terbangun hingga menjelang pagi, membuatku harus begadang semalaman," tuturnya dengan wajah murung. "Lagipula kau pasti juga langsung tidur, kamu kelihatan lelah sekali semalam."

Yasmin mengerjap sejenak. "Yeah, kau benar. Aku langsung tidur begitu kau menyuruhku masuk ke kamar semalam." Dia tersenyum, berusaha meyakinkan Bianca kalau dia mengatakan yang sebenarnya. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, Yasmin tidak bisa memejamkan matanya sepanjang malam setelah pertemuannya kembali dengan Raven. Kejadian semalam cukup mempengaruhi dirinya, Yasmin bahkan sempat berpikir untuk kembali saja ke Barcelona mengingat dirinya yang masih saja lemah saat berhadapan dengan mantan suaminya itu.

"Uhmm ... untuk semalam, aku benar-benar minta maaf atas sikap Kak Raven kepadamu. Aku ... uhm aku sungguh merasa tidak enak padamu," ucap Bianca , menatap Yasmin dengan sungguh-sungguh.

Untuk sesaat Yasmin tampak tertegun, merasa tersentuh pada ucapan Bianca yang terlihat tulus meminta maaf padanya. Sejak dulu ketika dirinya masih berstatus sebagai istri Raven, wanita itu memang selalu bersikap baik padanya, bahkan tak jarang Bianca membela dirinya di depan Raven, tapi tetap saja semua itu tidak akan merubah keadaan, pernikahannya dengan Raven memang tidak mungkin di pertahankan, pembelaan Bianca hanya meredakan sedikit amarah di hati Raven tapi tidak pernah benar-benar berhasil menghilangkan kebencian pria itu kepadanya yang sudah mendarah daging, contohnya semalam. Namun Yasmin sangat bersyukur pada akhirnya wanita berhati tulus seperti Bianca-lah yang menjadi kakak iparnya sekarang.

"Tidak apa-apa, Bi! Lagipula ini bukan yang pertama kali dia berkata sinis padaku, bahkan dulu dia pernah melakukan hal yang lebih buruk dari itu," kata Yasmin dengan wajah setenang mungkin, berusaha mengabaikan rasa getir yang menekan hatinya saat ini, merasa miris karena sekarang dia mulai jago berakting.

Bianca tersenyum lembut sambil mengusap lengan atas Yasmin pelan. "Aku senang, akhirnya kamu sudah mulai bisa melupakan Kakak-ku."

Yasmin menelan ludah yang terasa pahit, tanpa sadar dia memegang baki makanan dengan sedikit lebih kuat, namun ia tetap berusaha menjaga ekspresinya. Dia tidak mau Bianca atau siapapun tahu kalau sampai detik ini hatinya masih dimiliki dengan mutlak oleh mantan suaminya itu. Lihat betapa bodohnya dirinya bukan, setelah semua kesakitan yang pria itu berikan di hidupnya masih saja dia tidak mampu untuk mengusir seorang Raven Narendra dari hatinya.

Beautiful Mistake (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang