Bab 10

25.3K 1.9K 146
                                        

"Please, aku harus keluar sekarang." Yasmin bergumam pelan.

Raven tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menyingkir dari atas tubuh Yasmin. Pria itu kemudian melompat turun dan melepas jas miliknya untuk di sampirkan ke tubuh Yasmin, tindakannya itu sesaat membuat Yasmin tertegun. Dan seolah tidak pernah melakukan apa-apa, dengan begitu tenang Raven melangkah ke kamar mandi untuk menyembunyikan dirinya di dalam sana.

Tok tok tok

"Yas?"

Yasmin seketika tersadar, perlahan dia menarik nafasnya untuk menenangkan deru di dadanya yang masih memburu.

"Iya, Bi sebentar aku habis dari kamar kecil." Yasmin menyeru sambil bergegas membuka pintu untuk Bianca.

"Astaga, kau lama sekali buka pintunya. Aku pikir telah terjadi sesuatu denganmu di dalam." Bianca memprotes keras begitu pintu sudah terbuka.

Yasmin tersenyum masam, membenarkan ucapan Bianca di dalam hati.

"Astaga Yas, maafkan aku. Aku sampai lupa memberitahumu kalau Arion sudah pulang."

Yasmin menghela nafas. 'Kau terlambat, Bi. Aku sudah tahu.'

"Sebaiknya kau ganti saja gaunmu, aku takut dia akan memarahimu juga seperti tadi dia marah padaku. Dan ku mohon padamu, please jangan katakan apa-apa padanya ya tentang aku yang memaksamu memakai gaun itu. Dia sudah sangat menyeramkan ketika memarahiku tadi, dan aku tidak mau ada season dua kemarahannya saat dia melihatmu memakai gaun itu."

Yasmin menahan senyum, ternyata meski Bianca kerap menunjukkan sikaP ketidakpeduliannya pada Arion tapi ada saat-saat dimana wanita itu sering terlihat kelepasan dalam menunjukkan rasa takutnya akan kemarahan Arion, contohnya saja saat ini.

"Baiklah, aku akan langsung mengganti gaun ini." Yasmin menjawab pelan, dia memutar badan sebelum kemudian berjalan kearah lemari dengan bahu merosot.

"Eh tunggu dulu, Yas!" Bianca menarik bahu Yasmin lalu menatapnya curiga.

"Ini jas siapa yang kau pakai?" tanyanya kemudian.

Pertanyaan Bianca menyentak pelan Yasmin, dia baru menyadari kalau saat ini ada jas Raven yang tersampir di badannya. Dengan gugup Yasmin mencengkeram kedua sisi jas itu agar tidak ada celah bagi Bianca untuk menemukan gaunnya yang robek.

Sial, kenapa aku bisa begitu ceroboh melupakan keberadaan jas ini? Sepertinya Raven memang sengaja melakukan ini!

"Ini...."

"Itu punyaku." Tiba-tiba Raven muncul dan mengejutkan Bianca. Pria itu mendekati adik dan mantan istrinya dengan santai lalu melewati keduanya begitu saja, seolah sengaja mengabaikan keterkejutan yang nampak di wajah adiknya.

Tiba di ambang pintu, dia berpaling. "Lain kali, jika kamu mengajaknya untuk seperti ini lagi, maka bukan hanya Arion yang marah tapi aku juga."

Usai mengatakan itu dan melayangkan tatapan misteriusnya kepada Yasmin yang nampak pucat, pria itu lalu keluar dan menghilang di balik pintu yang sudah kembali tertutup.

"Astaga, apa yang sudah dia lakukan disini? Apa dia telah melakukan sesuatu kepadamu, Yas?" Bianca berseru panik sesaat setelah kesadarannya kembali, dia menarik jas itu dan seketika dia membelalakkan matanya begitu melihat gaun Yasmin sudah robek di beberapa bagian.

"Astaga, Kak Raven benar-benar keterlaluan!" Bianca membekap mulutnya, wajahnya tampak marah, dan di detik berikutnya dia berbalik hendak mengejar Raven namun Yasmin menahannya.

"Jangan, Bi!"

Kata-kata itu membuat Bianaca menatapnya tidak percaya.

"Tapi Yas, Kak Raven sudah sangat keterlaluan!"

Beautiful Mistake (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang