"Anakmu beberapa jam lagi akan merayakan pesta ulang tahunnya yang ke lima, dan kau masih saja sibuk mengurusi bisnismu itu?" Bianca menggeram marah pada ponselnya.
"....."
"Pokoknya aku tidak mau tahu, kalau dalam waktu dua jam kau masih belum pulang juga, aku akan membatalkan pesta itu dan jangan salahkan aku jika setelah kau pulang, kau tidak akan menemukan kami dirumah, biar kau tahu rasa!"
Yasmin yang baru saja menuruni tangga, mendadak menghentikan langkahnya. Dia menunggu sampai Bianca menyelesaikan panggilannya.
Sesaat kemudian Bianca menoleh sebelum tersenyum pada adik iparnya itu. "Yas, kau sudah bangun?"
Yasmin mengangguk pelan dan tanpa ragu mendekati Bianca dengan tatapan penuh selidik.
"Tidak, aku tidak akan pulang ke rumah kakakku! Karena aku tahu, kau pasti akan langsung mencari kami disana, aku mau bawa anak-anakku pergi ke tempat yang tidak bisa kau temukan, puas?" Bianca menambahi, masih berbicara dengan ponselnya sebelum akhirnya menutup panggilan itu dengan sisa-sisa kemarahan yang masih ada di wajah cantiknya.
Di detik itu juga Bianca menjatuhkan dirinya duduk pada sofa panjang di sebelah Yasmin yang sedang memangku Bella.
"Arion tidak bisa pulang?" Tanya Yasmin.
Bianca menoleh sambil membuang nafas kasar. "Menyebalkan bukan Kakakmu itu?" Lalu melipat kedua lengannya senada dengan wajahnya yang terlihat kesal.
Yasmin menahan senyum, tingkah Bianca yang seperti ini benar-benar jauh berbeda dengan sifat aslinya yang dulu. "Itu hanya bisa-bisanya kak Rion saja, percaya deh pasti dia sengaja berkata begitu karena ingin memberi kalian kejutan,"
Bianca kembali menoleh, menatap Yasmin dengan ragu tapi tak lama sebuah senyuman terbit di bibirnya. "Awas saja kalau dia benar-benar tidak datang, kali ini aku sungguh-sungguh akan membawa Edgar dan Bella pergi."
"Jangan begitu, kepergianmu yang dulu sudah cukup membuat Kakakku Gila, aku tidak ingin melihatnya masuk rumah sakit jiwa setelah kepergianmu kali ini."
Seketika kekehan keras keluar dari mulut Bianca dan langsung di tutupi dengan telapak tangannya. "Aku tidak menyangka kau pintar melucu juga, Yas." Lalu ia kembali terkekeh, sikapnya itu membuat alis Yasmin berkerut.
Di bagian mana memangnya yang terdengar lucu?
"Harusnya kau juga mengikuti caraku menghilang, agar Kak Raven gila juga seperti Arion!" Gumam Bianca dengan nada santai.
Yasmin langsung memasang wajah muram begitu nama itu kembali di sebut di hadapannya, seperti ada yang meremas-remas hatinya saat ini. "Aku dan kakakmu sudah selesai Bi. Kisah kami tidak sama dengan kalian dan akhir kisahnya pun sudah pasti berbeda!"
Bianca menggeleng cepat, sebagai isyarat kalau ia tidak menyetujui apa yang Yasmin ucapkan tadi. "Apanya yang tidak sama? Jelas-jelas kita berdua itu sama, kau dan aku itu dua gadis bodoh yang bisa-bisanya malah jatuh cinta pada dua pria bajingan seperti mereka!"
Yasmin menghela nafas, hatinya seperti di cubit begitu kembali di ingatkan akan kebodohannya itu. Lalu menggeleng di detik berikutnya, "Tidak, Bi. Kamu dan aku itu tidak sama! Kamu itu wanita baik sedangkan aku ... bukan, aku tidak merasa heran jika kehidupanmu yang sekarang jauh lebih beruntung daripada aku."
Keheningan menyergap keduanya, hanya suara celotehan Bella yang terdengar dalam bahasanya yang masih belum ketara di pahami oleh orang lain.
Bianca menyentuh dan menggenggam tangan Yasmin sesaat kemudian. "Kamu tahu Yas, aku benar-benar sangat berharap kamu bisa kembali lagi dengan Kak Raven."

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake (Tamat)
Storie d'amore#therevengeseries1 Mature Content! 21+ 7 tahun yang lalu Yasmin dan Raven pernah terikat dalam hubungan pernikahan. Pernikahan yang hanya berlangsung selama dua tahun itu tidak lantas membuat kebencian Raven kepada Yasmin pudar. Pria itu tetap menya...