Bab 22

22.4K 1.5K 111
                                    

Lalu Ken memilih tempat duduk di sebelah Yasmin dan pada akhirnya keduanya pun larut dalam obrolan masa lalu, dimana Yasmin yang sering mendapatkan hukuman dari Ken, dan ungkapan terang-terangan Yasmin tentang betapa menyebalkannya Ken di waktu mereka masih sekolah dulu. Yasmin yang awalnya merasa canggung dengan Ken, perlahan obrolan tersebut tanpa sadar membuat sikapnya jauh lebih santai, apalagi setelah ia tahu kalau ternyata Ken tidak seburuk yang dia kira selama ini.

Tiba-tiba di saat keduanya tengah sibuk mengobrol, dua orang wanita dengan pakaian serba modis mendatangi mereka, ada Giselle diantaranya.

"Jadi karena wanita ini kamu memutuskanku?" Tanya seorang wanita diantaranya yang berwajah paling berang ketika menatap Yasmin.

Ken yang tampak terkejut, seketika menoleh kearah Yasmin sebelum kemudian memalingkan wajahnya kembali pada wanita yang berbicara tadi.

"Hubungan kita sudah lama berakhir, Mel! Yasmin tidak ada hubungannya dengan masalah kita!" Ucap Ken dengan tenang.

Mel? Ah iya, sekarang Yasmin ingat wanita itu. Dia adalah Melani teman satu sekolah mereka, yang merupakan gengnya Giselle. Seingatnya, sejak dulu Melani memang begitu mengidolakan Ken, namun Yasmin tidak manyangka jika ternyata mereka sempat menjalin hubungan.

"Jangan mengelak, aku tahu dari dulu kamu menaruh hati sama bitch ini!" Kata Melani dengan berapi-api.

Yasmin terkejut begitu melihat Melani mengarahkan telunjuk tepat ke depan wajahnya. Namun Ken dengan cepat menurunkan lengan Melani dan menarik wanita itu ke tempat yang agak jauh dari mereka semua.

Di saat tatapan Yasmin masih tertuju pada sepasang sejoli itu, tiba-tiba saja Giselle sudah berada di depannya, kedua lengan wanita itu bersedekap di depan tubuh dengan angkuh, sedangkan wajahnya yang tak kalah angkuhnya mengulas senyuman sinis begitu Yasmin membalas tatapannya.

"Jadi rupanya setelah di campakkan oleh Kak Raven, sekarang kamu mulai mengincar Ken?"

Tangan Yasmin terkepal, sementara tangan satunya lagi mencengkeram tasnya dengan kuat. Namun alih-alih menanggapi sindiran Giselle, Yasmin memilih pergi. Tapi sayangnya, baru beberapa langkah dia berjalan, Giselle sudah menjambak rambutnya dengan keras hingga membuat kepala Yasmin mendongak keatas.

"Astaga, apa yang kau lakukan?" Seru Yasmin sambil memegangi tangan Gisella dengan wajah meringis menahan perih di kepala.

"Memberimu pelajaran, Bitch!"

Giselle terus menarik rambut Yasmin, semakin lama semakin keras, sepertinya Giselle memang berniat untuk mencabut lepas rambut Yasmin dari kepalanya, mengingat kulit kepalanya terasa begitu sakit saat ini.

"Giselle, Lepaskan! Ini sakit." Yasmin kembali meringis karena Giselle sudah menjambak rambutnya lagi, kali ini bahkan lebih keras.

Yasmin sudah meronta sejak tadi namun entah kenapa wanita rapuh seperti dirinya selalu saja tidak bisa melindungi diri sendiri? Kini keduanya sudah menjadi pusat perhatian, orang-orang mulai berkerumun di sekitar mereka sambil berbisik-bisik, bahkan ada juga yang memotret kejadian itu.

Untungnya saja, di saat itu terjadi, pertolongan Tuhan datang dalam bentuk dua malaikat kecil; Edgar dan Hena. Hena menggigit bagian kaki Giselle yang tidak tertutupi rok sedangkan Edgar menggigit pinggang wanita itu yang di lapisi oleh kaos ketat.

"Lepaskan Tanteku perempuan jahat, atau aku adukan sama Papy dan Omku." Edgar berseru keras sebelum kembali menancapkan gigi-gigi susunya pada pantat wanita itu.

Tindakan mereka sontak membuat Giselle memekik kesakitan dan secara otomatis wanita itu melepaskan Yasmin untuk kemudian menerjang kedua bocah itu.

"Dasar bocah sialan, kau pikir aku takut dengan ancaman kalian?" Ujar Giselle dengan murka.

Beautiful Mistake (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang